YechanJaehan

492 45 14
                                    

"Yechanie, nanti pulang dijemput Papa, ya?"

Jaehan meletakkan semangkuk nasi dan berbagai macam lauk pauk di depan anaknya. Berbeda dengan ayahnya yang lebih menyukainya western food, Kim Yechan lebih suka masakan rumahan. Jadi, sebelum berangkat kerja, Jaehan pasti akan menyempatkan diri untuk memasak agar anaknya itu bisa sarapan.

"Memangnya paman Hyuk ke mana?"

Hyuk sibuk bekerja, tapi adiknya itu entah mengapa tak pernah absen menjemput Yechan.

Berkata benci pada Shin Yechan, tapi sangat menyayangi sang keponakan.

"Paman Hyuk ada pekerjaan di luar kota. Jadi, beberapa hari ini, kau harus menahan malu pada teman-temanmu karena Papa yang akan menjemputmu."

"Aku tidak malu." kata Yechan di sela kunyahan. Biasanya Jaehan akan menegurnya, tapi entahlah ... hari ini kerinduan pada ayah anak ini dua kali lipat lebih besar dari biasanya, dan melihat Yechan makan sambil bicara sedikit banyak mengingatkannya pada Yechan.

Jaehan menghela, "Baiklah ... nah, habiskan. Papa mau ganti baju dulu. Bukumu sudah disiapkan semua?"

Kim Yechan mengangguk.

"Pastikan tidak ada yang tertinggal."

"Ne ..."

*

*

*

Setelah mengantar Yechan sekolah, Jaehan membelokkan kemudi. Bukan menuju kantor, melainkan rumah orang tuanya.

Jaehan sebenarnya cuti hari ini. Ia ingin membantu menyiapkan pesta kejutan untuk anaknya.

Saat tiba, ternyata sudah banyak yang datang ke sana. Bahkan persiapan sudah sempurna. Pada akhirnya, Jaehan hanya menghabiskan waktu dengan mengobrol saja.

Rumah yang biasa dipakai untuk berkumpul keluarga besar mereka sudah penuh dengan balon dan banyak kado-kado yang ditumpuk rapi.

Kim Yechan ini memang dimanjakan sekali. Mau bagaimana lagi, anak itu satu-satunya cucu yang ayah dan ibu Jaehan miliki.

Junghoon menolak untuk memiliki anak. Hyuk sendiri masih setia melajang di usianya yang seharusnya sudah siap dengan pernikahan.

Jadi, kasih sayang yang kakek, nenek, juga paman-pamannya miliki ditumpahkan semua pada Kim Yechan ini.

Bukannya keberatan, tapi Jaehan jadi sering kewalahan.

"Hanya kue yang belum ada."

Jaehan mengangguk, lalu memutuskan bahwa nanti biar dia saja yang membeli kuenya.

"Kau sudah menyiapkan kado untuknya? Jangan sampai Yechan merajuk lagi gara-gara hyung lupa."

Tahun kemarin, anak itu menangis seharian, hampir tak bisa ditenangkan jika saja Hangyeom tidak datang dan mengajaknya ke toko mainan. Bukan tanpa alasan, itu karena Jaehan lupa menyiapkan kado berisi hadiah yang anak itu minta.

"Kalian harus berhenti terlalu memanjakannya. Dia jadi seperti itu karena kalian memberi semua yang dia minta."

Junghoon tertawa, tak menyangkal juga.

"Habisnya dia lucu."

"Jika kau begitu menyukai anak-anak, kenapa kau tidak mau memilikinya, Junghoonie?"

Junghoon tak menjawab, hanya mengangkat bahu singkat.

Jaehan juga tak mau memaksa. Lagi pula, itu hidup adiknya. Jaehan tak berhak mengaturnya. Ya, mungkin dia hanya sedikit penasaran saja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 27, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Affair✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang