17

275 34 13
                                    

"sesuatu yang diambil dengan cara jahat, maka akan menghilang dengan cepat." -anonim

" -anonim

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*

*

*

Jaehan memandang dengan perasaan campur aduk box bayi yang baru saja dibeli Yechan sore ini.

Hampir saja ia menangis sebelum tangan kekasihnya melingkar di perutnya yang mulai membesar.

Jaehan menoleh, menyambut ciuman lembut yang Yechan berikan. Di sela-sela lumatan, Jaehan berbisik pelan, mengucap frasa penuh rasa bahagia, "Terima kasih."

Yechan tersenyum.

Kamar itu tampak nyaman. Jaehan membayangkan anaknya yang sedang bermain di sana bersama mereka.

"Yechan, bagaimana rencana pernikahan kita?"

Yechan membiarkan Jaehan bersandar, "Sepertinya kita harus menundanya, hyung. Maaf ..."

"Kenapa?!" ekspresi kecewa tak mampu Jaehan sembuyikan. Suaranya bahkan sedikit meninggi karena kabar menyebalkan ini.

"Mau bagaimana lagi, dengan kondisimu, aku tak yakin kita bisa melakukan itu. Kasian baby, hyung ... jika hyung kelelahan, aku takut itu mempengaruhi perkembangan anak kita."

Jaehan mendapati itu masuk akal, meski begitu, "Tapi, kau sudah berjanji, Yechanie ..."

Pelukan mengerat.  "Maafkan aku, hyung ... aku janji setelah anak kita lahir dan kau sudah cukup sehat, kita akan segera melangsungkan pernikahan."

"Janji?" bibir cemberut menjadi penghias rajukan manja dari kekasih manisnya.

Yechan menegaskan anggukan, matanya terus menatap Jaehyun yang sedang mengusap perut besarnya.

Walaupun Yechan tahu dirinya brengsek, tapi jujur ia sangat bahagia dan menerima bayi yang dikandung Jaehan dengan sepenuh hati. Itu adalah anaknya, darah dagingnya.

Hanya saja, soal melayani ... ia tahu Jehyun jauh lebih mengerti. Pria itu sudah lama menjadi penghangat tempat tidurnya. Meski tak ada cinta dan tanpa rasa, tapi Yechan kadang merindukan sentuhannya juga.

Hal itu lah yang membuatnya masih sering menyambangi sang dokter muda hanya untuk menikmati sentuhannya.

Namun, ada hal yang membuatnya mengurungkan niat saat ingin menemui Jehyun di rumah sakit kemarin malam.

"Hyung, apa kau tahu jika Jehyun berteman dengan suamimu?"

"Hangyeom?"

"Mm."

Jaehan menggeleng pelan, "Memangnya kenapa, Yechanie?"

"Tidak. Hanya saja aku melihat Gyeom hyung di rumah sakit kemarin dengan Jehyun."

Mendengar kabar itu mata Jaehan mengerjap pelan, "Oh, ya? Tapi, ada urusan apa kau ke sana?"

Yechan sedikit terhenyak, Jaehan diam menyimak.

Affair✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang