04

402 39 8
                                    

warning : Semakin ke sini semakin ke sana, jadi buat yang belum genap 18 tahun mending baca yang lebih aman aja (⁠◍⁠•⁠ᴗ⁠•⁠◍⁠)⁠❤

Serius, gw aja pas ngedit berasa kek "ga ush lanjut aja apa ya" :")

🔞🔞🔞














"Gyeom, ada apa?"

Hangyeom mengerjap, ditatapnya Taedong -salah satu rekan kerjanya dengan gelengan kepala yang menyertainya.

"Jika merasa tidak enak badan istirahatlah sebentar. Kau bekerja sangat keras akhir-akhir ini, sekali-kali mintalah cuti."

Lagi-lagi gelengan kepala Hangyeom layangkan. Ia selalu lembur dan berkerja dua kali lebih cepat bukan tanpa alasan. Semua ini ia lakukan untuk Jaehan. Pemuda yang sudah menjadi bagian dari hidupnya, laki-laki yang paling disayanginya.

Jaehan memang tidak pernah meminta sesuatu, tapi setelah resmi menikah, Hangyeom belum pernah memberi apapun selain sebuah kalung yang ia berikan saat Jaehan ulang tahun. Kali ini Hangyeom ingin memberi sesuatu yang berharga untuknya.

"Aku akan mengambil cuti minggu depan. Jadi, sebisa mungkin aku harus menyelesaikan pekerjaanku minggu ini."

Pria bernama Taedong itu mengangkat bahu, "Terserah kau saja. Tapi, jika merasa tidak enak badan, pulanglah. Nanti biar aku yang bilang pada bos. "

Hangyeom tersenyum dan mengangguk penuh rasa terima kasih atas perhatian yang sudah rekan kerjanya itu berikan.

Satu menit kemudian ia sudah kembali disibukkan oleh tumpukan pekerjaan.

*

*

*

Hangyeom mungkin pendiam, tapi dia juga memikirkan Jaehan walau tak pernah terang-terangan mengatakannya.

Sejak pacaran, Jaehan tidak pernah meminta yang macam-macam. Pemuda itu hanya minta ditemani saat akhir pekan.

Dari semua hal yang Hangyeom tawarkan, Jaehan hanya meminta waktu. Tak pernah lebih dari itu.

Hangyeom tentu tidak keberatan. Apalagi kebersamaan mereka selalu berakhir dengan Jaehan yang bercerita tentang nanti saat mereka sudah menikah.

Karena itu meski belum terlalu matang, Hangyeom memutuskan untuk mempercepat pernikahan.

Bahkan setelah menikah, Jaehan tak pernah berubah.

Pria itu masih tetap menjadi kekasih yang manja, perhatian, dan penuh cinta.

Hangyeom tahu Jaehan cukup tertekan disebabkan minimnya interaksi karena kehadirannya yang mulai jarang.

Ia berangkat pagi-pagi dan pulang larut sekali.

Hari ini, untuk pertama kalinya dalam dua bulan terakhir Hangyeom pulang sebelum gelap. Jaehan terkejut, namun tetap menyambutnya dengan riang.

Soal kepergian Jaehan dan Yechan beberapa waktu lalu, Hangyeom tidak mengungkit lagi.

Baginya, Yechan adalah seseorang selain keluarga yang paling ia percaya setelah Sebin -kakaknya.

Hangyeom yakin jika Jaehan akan aman bersamanya. Terlebih saat ia pulang, Jaehan sudah berada di rumah dan melayaninya seperti biasa. Berjalan-jalan dengan teman sesekali tak masalah, menurutnya.

Malam itu, setelah makan malam, Jaehan dan Hangyeom berada di kamar mereka menikmati film dengan beberapa cemilan dan juga soda.

Sesekali Hangyeom tersenyum melihat betapa lucunya Jaehan yang sedang kesal saat ada adegan yang tidak sesuai dengan prediksinya.

Affair✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang