Gue up
Selamat membaca"IBU!!" teriak seorang gadis kecil sambil berlari di taman. Terlihat seorang wanita cantik yang tersenyum tipis, menggunakan gaun panjang yang menutupi kakinya, tak lupa mata biru lautnya yang begitu indah yang begitu tenang.
Wanita itu merentangkan tangannya, guna untuk memeluk putri kecilnya yang sedang berlari ke arah-nya.
Hup
"Bianca sayang, Ibu" ujar anak gadis itu sambil menduselkan wajahnya di perut Ibunya. "Ibu juga sayang, Bianca" kekeh wanita itu sambil membalas pelukan putrinya.
"Ibu, Ibu!" teriak Bianca kecil sambil berlari ke arah-nya. "Bi-bianca... La-larilah... Per--gi ke Ayahm" ujar Wanita itu terbata-bata akibat tusukan di perutnya.
"Hiks... Tidak, Bianca mau sama Ibu. Bianca tidak akan meninggalkan Ibu sendiri hiks" ujarnya sambil menutup perut Ibunya yang terus mengeluarkan darah menggunakan tangan mungilnya.
Wanita itu tersenyum kecil melihat putrinya yang begitu peduli padanya. "Bianca sayang" Panggilnya membuat Bianca kecil mendongak kepalanya.
Wanita itu menyentuh pipi putrinya dan mengelusnya dengan penuh kelembutan. "Tolong, temui Ayahmu. Jangan khawatir sama Ibu, Ibu baik-baik saja sayang" ujarnya menahan rasa sakit di perutnya.
"Jadi kumohon.... Temui dia" Wanita itu mendorong tubuh putrinya agar segera cepat pergi. Bianca menahan isak tangisnya melihat senyum indah Ibunya.
Bianca berbalik arah dan berlari secepat mungkin dengan kedua kaki kecilnya agar segera menemui Ayahnya dan meminta pertolongan, Wanita itu yang melihat putrinya sudah pergi tersenyum kecil.
"Itu dia!!" Wanita itu membalikkan badannya saat melihat orang-orang berbaju hitam menemukannya.
Wanita itu memejamkan matanya berusaha menahan sesak di dadanya, mengapa harus dirinya yang mendapatkan ini semua. "Maafkan Ibu, Bianca" lirihnya.
"IBU" Bianca terbangun dari tidurnya, peluh keringat membanjiri pelipis-nya, rasa takut menjalar di seluruh tubuhnya.
Bianca menatap jam dinding yang menunjukkan pukul 02.23, Bianca mengatur deru nafasnya agar kembali normal, bahkan ia memejamkan matanya berusaha menghilangkan rasa takutnya.
Dan luka Bianca sudah diobati oleh Bi Abel, Bianca membaringkan badannya, berusaha ia memejamkan matanya dan kembali tidur.
🌑Damian🌑
Malam telah beeganti dengan pagi hari, Bianca sudah siap dengan pakaian casual-nya bersiap untuk pergi ke suatu tempat.
Bianca mengambil tas Slang-bagnya dan keluar dari kamarnya dan memasuki lift menuju lantai bawah, saat akan menuju pintu keluar Bianca tidak sengaja berpapasan dengan Ayahnya yang baru masuk.
"Sayang, mau kemana kau memakai baju hitam?" Jackson menelisik penampilan putrinya dari atas sampai bawah yang dimana pakaian yang ia kenakan serba hitam semua.
Bianca menatap sekilas Ayahnya dan melewatinya begitu saja, Jackson yang melihatnya barusan mengernyit bingung.
"Ada apa dengan dia" Gumam Jackson.
Bianca sampai di gerbang utamanya, ia melirik ke kanan dan ke kiri memastikan kendaraan yang lewat, Bianca kembali mengecek ponselnya, ia tadi barusa memesan taxi online.
Sebuah mobil berhenti di depannya, Bianca mengangkat pandangannya dan melihat Taxi online sudah ada di depannya. Tanpa banyak basa-basi Bianca langsung memasuki taxi tersebut.
"Sesuai arah tujuan" ujar Bianca membuat sang kemudi mengangguk mengerti. Bianca menyandarkan badanya di kursi penumpang sambil menatap ke arah luar jendela.
🌑Damian🌑
"Pak tolong berhenti" Bianca segera turun dari mobil dan memasuki toko bunga, Bianca menelisik setiap bunga yang ia liat sampai pandangannya tertuju ke bunga Lily yang indah, tanpa pikir panjang Bianca mengambilnya dan langsung menuju kasir untuk ia bayar.
"Bunga yang indah, apa anda ingin memberikan bunga Lily ini ke seorang? " tanya sang kasir saat sudah menghitung semuanya, Bianca tersenyum kecil.
"Ya, aku ingin memberikan ke seorang yang special bagiku" Bianca mengeluarkan dompetnya dan membayar belanjaannya.
Bianca kembali ke dalam mobil, dan melanjutkan kembali perjalanannya.
🌑Damian🌑
Kendaraan yang membawa Bianca berhenti di Pacific Place area tempat pemakaman. Bianca langsung memberikan uang ongkosnya dan turun dari mobil.
Bianca menelisik isi dalam pemakaman, perlahan Bianca menarik nafasnya dalam berusaha menguatkan dirinya.
"Kau kuat Bianca"
Bianca melangkahkan kakinya memasuki area pemakaman, ia terus berjalan dan sampai ia pada salah satu makam yang dimana sisinya penuh dengan bunga layu dan rumput mulai tinggi.
Bianca berjongkok membersihkan makam tersebut, tak lupa ia menganti bunga layu itu dengan bunga Lily yang baru ia beli tadi.
Saat sudah selesai dengan kegiatannya Bianca menatap batu nisan tersebut, ia tersenyum kecut rasa sesak menjalar di dadanya.
"Apa kamu tau, kalo setiap malam aku selalu memimpikan mu" ucapnya yang tidak di jawab.
"Aku ingin sekali bersamamu, membangun keluarga harmonis sama seperti orang lain dan pergi berbelanja sama seperti yang lain juga" Bianca terus berbicara tanpa ia sadar air matanya membasahi pipinya.
"Aku ingin bersamamu, aku ingin kau membacakanku dongeng setiap malam saat akan tidur, aku ingin kau merawatku saat aku terluka, aku.... Ingin sesosok Ibu yang kuat yang ada setiap putrinya mengalami masalah" Bianca mengusap nisan yang dimana nisan tersebut adalah tempat peristirahatan Ibunya.
"Ibu, tolong kembalilah" ucapnya parau.
Isabella Nayara Wiltong
Bersambung!!!
Masih benci kah kalian terhadap Bianca?
KAMU SEDANG MEMBACA
Damian (The End)
Science Fiction"maafkan aku Violetta" Tentang Damian yang begitu menyesal atas segalanya yang dia lakukan kepada istrinya. Menyesal telah mengabaikannya, menyesal telah menyiksanya, dan menyesal telah berhubunga gelap dengan seorang wanita yang tak lain adalah Bi...