31. just one step away🌑

5.5K 291 4
                                    

Gue up
Selamat membaca!!


Bianca memarkirkan mobil di depan rumah Darrel, ia kemudian turun dan langsung menuju gerbang utama.

"Dimana Darrel?" Tanya Bianca pada salah satu bodyguard yang menjaga, sedangkan bodyguard yang berjumlah dua orang itu saling pandang menatap gadis di depan mereka dengan pandangan bingung, soalnya mereka tidak mengenal atau mengetahui gadis di depan mereka kecuali nona mereka Violetta yang dimana pernah Darrel mengajak gadis itu ke mansion.

"Maaf nona, anda ini siapa?" Tanya bodyguard tersebut.

"Aku..... Aku sahabat tuan anda. Ya, sahabat" Jawab Bianca sedikit kikuk. Sedangkan dua bodyguard tersebut memandang Bianca penuh curiga hingga suara mobil mengalihkan atensi mereka.

"Tuan sudah datang cepat buka gerbangnya" Bodyguard tersebut lantas bergerak cepat membukakan pintu gerbang, mempersilahkan tuanya masuk.

Bianca yang melihat kepulangan Darrel lantas berdiri di tengah dengan kedua tangan di rentang kan menghalang jalan masuknya mobil.

Sedangkan dua bodyguard itu menatap Bianca heran. "Hey!! Apa yang kau lakukan, cepat menyingkir!!" Teriak salah satu bodyguard, namun Bianca tetap tidak bergeming ia masih mempertahankan posisinya. Menghalangi jalan Darrel.

Darrel yang berada dalam mobil berdecak, ia perlahan membuka pintu mobil secara kasar dan keluar. "Apa yang kau lakukan, apa kau ingin mati" Suara dingin dan mencengkam membuat Bianca sedikit ketakutan apa lagi melihat tatapan tajam Darrel yang dilayangkannya.

Bianca menarik nafasnya dalam berusaha memberanikan diri. "Kita perlu bicara" Tundasnya. Hening sesaat, begitu akhirnya Darrel mengangkat suaranya.

"Aku tidak ingin bicara padamu" Ujar Darrel.

"Tapi ini penting!! Kumohon sekali ini saja" Bianca masih tetap tidak ingin menyerah sampai ia harus mendapatkan persetujuan dari sang empu.

"Ini tentang Vio----mppphmm"

Belum sempat berbicara mulut Bianca langsung di bekap dengantangan besar, siapa lagi kalo bukan Darrel.

"Sekali lagi kau menyebutkan namanya, maka aku tidak akan segan memenggal kepala mu, Cangkam itu" Ujarnya menghempaskan  wajah Bianca.

Bianca memegang rahangnya yang terasa sakit, menatap takut ke arah Darrel. Bianca pikir Darrel adalah pria yang humble namun itu semua di luar ekspetasi-nya ternyata pria di depannya sama saja dengan iblis.

"Tapi.... Violetta--akhhh!!"

Bianca memegang rambutnya yang di tarik kuat membuatnya menahan rasa sakit di Kepalanya.

"Ternyata nyali mu besar juga, huh. Apa aku harus membunuh sekarang" Darrel mencengkram kuat rambut Bianca membuat wanita itu berteriak kesakitan. Sedangkan dua bodyguard itu hanya menatap takut ke arah tuan mereka, ingin membantu tapi mereka masih sayang nyawa.

"Kumohon..... Sekali ini saja temui Violetta" Bianca berusaha menyeimbangkan badannya. Darrel terkekeh pelan. "Asal kau tau Bianca. Semua kehancuran ini berasal dari kau.... Jika saja kau tidak membatalkan pertunangan mu mungkin Damian tidak akan berbuat nekat sampai menghamili wanita ku, tapi apa! Karena mu!! Violetta ku harus menerima akibatnya!!!" Teriaknya tepat di depan wajah Bianca.

Darrel memejamkan matanya, yang ia butuhkan ketenangan sekarang. "Jika saja kau tidak kembali ke masa lalu, mungkin kau masih bersama Damian sekarang, dan aku bisa hidup bahagia dengan Violetta" Ujarnya melepaskan cengkraman-nya kemudian melangkahkan kakinya memasuki mansion.

Bianca terjatuh di tanah dengan air mata yang membanjiri wajahnya, Kata-kata Darrel barusan membuatnya ter-tohok, apa benar Violetta menderita karenanya, apa benar dengan batalnya pertunangannya Damian sampai tega menghamili Violetta.

Bianca menangis sejadi-jadinya, memegang kedua bahunya dengan tangan gemetar. "Maaf Violetta... Karena aku, kau harus mendapatkan  penderitaan" Lirihnya.

🌑Damian🌑

Di pagi harinya, keluarga L'nades dikejutkan dengan ke datangan keluarga Cessar. Mereka sekarang berada di ruang tamu.

Amanda berusaha tersenyum walau sebenarnya ia sudah tahu maksud dari ke datangan mereka.

"Apa kalian mau teh?" Tawar Amanda berusaha mencairkan suasana, karena jujur saja semenjak keluarga Cessar datang suhu atmosfer yang tadinya biasa seketika Mencengkam.

"Tidak perlu" Jawab Davi menatap lurus ke dua pasangan di depannya. Amanda menegakkan badannya dan berusaha tersenyum.

"Kalian pasti tahu, maksud tujuan kami datang kesini apa" Lanjut Davi langsung ke intinya.

Sedangkan Max dan Amanda saling memandang satu sama lain, dan memberikan kode dengan anggukan kepala.

"Apa ini tentang Violetta?" Tanya Max.

Laurent menghela nafasnya pelan. "Apa yang harus kita lakukan. Putra sulung kalian sudah menghamili putri kami, kami tidak bisa membiarkan seorang anak tumbuh tanpa ayah" Ujar Laurent.

"Maaf atas ulah putra Kami, jika kalian berniat ingin menikahkan Violetta dengan Damian kita harus bertanya dulu terhadap kedua pihak bukan?" Ujar Amanda walau sebenarnya dalam hati ia memaki-maki putranya itu yang terlampau bodoh.

"Violetta akan mau, kalian serahkan saja itu pada ku" Kali ini Davi angkat bicara.

"Kalo begitu... Kita juga harus menanyakan itu pada Dami----"

"Tidak perlu, tanpa kalian suruh aku akan bertanggung jawab, yang kalian harus pertanyakan apa Darrel mau melepaskan Violetta?" Tiba-tiba Damian datang dari pintu depan dan langsung memberikan pertanyaan.

Sedangkan para orang tua berfikir, apa lagi mengingat status Darrel yang masih menjadi tunangan Violetta.

"Itu biar aku dan Amanda yang bicarakan" Putus Max.

Davi mengangguk paham dan perlahan berdiri, disusul istrinya. "Kalo begitu kami pamit" Davi melangkahkan kakinya, sebelum itu ia berpapasan dulu dengan Damian, memberikan tatapan datarnya kepada pria tersebut dan kemudian melanjutkan langkahnya keluar dari kediaman L'nades.

🌑Damian🌑

Damian menghempaskan badannya di atas kasur. Ia begitu senang karena tidak lama lagi Violetta akan menjadi miliknya seutuhnya.

"Tidak lama lagi, kau akan menjadi Milikku, hanya tinggal selangkah lagi lepas itu kau akan menjadi istri Damian Leonel L'nades..... Ahhhh, aku tidak sabar menantikannya" Ujarnya dengan seringai membayangkan Violetta menjadi miliknya sudah membuatnya begitu cepat-cepat ingin menikah, agar ia bisa mengurung gadis itu di dalam mansionnya saja tanpa akses internet dan juga jauh dari keluarga mereka.


Bersambung!!!

Gimana geyss puasanya, semoga lancar ya ato udh pada bolong nih puasanya?


Damian (The End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang