Gue up
Selamat membaca!!Darrel menatap tajam Damian karena telah lancang memeluk gadisnya, sedangkan yang di tatap hanya memasang ekspresi datar, bahkan sekali ia melempar senyum miringnya.
Violetta yang mulai menyadari suhu atmosfer yang mulai mencengkam terpaksa mendorong Damian sehingga pelukan mereka terlepas.
Damian menatap kedua tangannya dengan pandangan lurus, kemudian beralih menatap Violetta. Sebenarnya ada perasaan marah dalam dirinya saat Violetta mendorongnya, tapi sebisa mungkin Damian tahan.
Violetta menatap Darrel takut, apa lagi saat pria itu melemparkan tatapan membunuhnya pada Damian. Dengan perlahan, Violetta mendekati Darrel dan memegang tangan pria itu.
"Darrel" Panggil Violetta dengan suara begitu pelan, Darrel menormalkan ekspresinya dan menatap lembut sang pujaan.
"Violetta sayang.... " Darrel memeluk erat Violetta menghirup aroma stroberi yang menjadi candunya. Damian menatap datar Darrel sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku.
"Sudah selesai anda, jadi lepaskan dia" Damian langsung menarik Violetta dan berdiri di sampingnya menatap dingin Darrel.
"HEI!!! SIALAN KEMBALIKAN DIA!!" Teriak Darrel tidak Terima.
Damian tersenyum miring. "Maaf tetapi aku dan calon istriku akan pergi keluar ke butik, untuk memilih baju untuk pernikahan kita nanti" Ujar Damian dengan menekankan calon istri.
Darrel seketika membeku di tempatnya, ia kemudian beralih menatao Violetta yang menatapnya dengan tatapan sendu.
"Bajingan sialan, jangan berhalusinasi" Geramnya, Damian menghela nafas pelan sungguh menguras emosi saat berhadapan dengan adiknya.
"Aku tidak berhalusinasi, benar. Aku dan Violetta akan menikah" Ujarnya santai.
"Damia!" Tegur Violetta yang melayangkan tatapan tajamnya.
Damian melirik Violetta yang berada di sebelahnya. "Kenapa sayang.... Benarkan kita akan menikah" Ujarnya menyentuh pipi Violetta dan itu berhasil memancing emosi Darrel.
"Beraninya kau menyentuhnya!!" Darrel mendekati Damian dan menarik kerah bajunya. "Jangan menyentuh milikku, sialan" Desisnya.
Damian menepis tangan Darrel dengan kasar dan langsung memberikan bogeman pada pria tersebut, membuat Darrel terjatuh karena mendapatkan serangan secara tiba-tiba.
Violetta yang melihatnya terkejut dan ingin menolongnya namun miris tangannya malah di tahan oleh Damian membuat Violetta memberontak. "Lepaskan!!" Violetta terus memberontak apalagi ia merasakan kalo Damian mengencangkan pegangannya.
Damian menatap tajam Violetta. "Diam Violetta, atau aku akan memberikan sebuah peringatan yang tidak bisa kau lupakan" Bisik Damian, dan sontak saja Violetta menghentikan aksinya memberikan tatapan membenci pada pria di depannya.
Darrel memegang sudut bibirnya yang mengeluarkan darah, ia kemudian beralih menatap tajam Damian.
Dengan cepat Darrel langsung berdiri dan memukul Damian dengan brutal. "Ini balasannya, Bitch!!" Darrel terus memukul Damian tanpa ampun.
Sedangkan Violetta di buat terkejut akan situasi yang ia lihat, dengan terpaksa Violetta turun tangan memisahkan mereka berdua.
"Sudah hentikan!!!" Violetta menarik kemeja Darrel karena posisinya sekarang Darrel menindih Damian.
"DARREL HENTIKAN!!" teriak Violetta namun tidak di hiraukan oleh sang empu.
Lagi, Violetta di buat diam saat Darrel tersungkur kembali di lantai, siapa lagi pelakunya kalo bukan Damian. Pria itu menendang Darrel dengan kuat
"Keparat" Menyekah darah di sudut bibirnya. Violetta meringis melihat wajah Damian yang babak belur.
Dengan cepat Damian bangun dari tempatnya dan menghajar Darrel tak kalah brutal.
Violetta tak tinggal diam, ia berusaha memisahkan mereka berdua. Ia bahkan sampai menarik kerah baju Damian.
"SUDAH!! HENTIKAN, APA YANG KAU LAKUKAN!!!" Violetta mendorong Damian agar menjauh dari Darrel, karena ia tidak ingin ada pertumpahan darah.
Damian menyugar rambutnya menatap Darrel yang terkulai lemas di lantai.
"Ada apa disini!" Max datang bersama Davi, dan Kenzo mereka bertiga tidak sengaja mendengar suara ribut yang tidak jauh dari mereka.
Max menatap kedua putranya bergantian, ia mulai paham situasi sekarang, Max memijat pelipisnya yang terasa pusing.
"Apa yang kau lakukan disini? " Tanya Max yang tertuju pada Darrel.
Darrel menatap Ayahnya yang sedang bertanya kepadanya. "Ayah, pria ini berusaha merebut tunangan ku!!" Tunjuknya pada Damian.
Damian berdecih, apa yang barusan ia dengar? Tunangannya? Damian tidak akan membiarkan seseorang merebut Violetta darinya.
"Dia tidak merebut tunangan mu, justru Ayah yang menjodohkan mereka" Ujar Max membuat alis Darrel menyatu.
"Maksud Ayah? Kenapa Ayah menjodohkan mereka sementara aku masih menjadi tunangan Violetta!!!!" Teriaknya tidak Terima.
"Ayah melakukannya, karena Damian harus bertanggung jawab atas perbuatannya!!! Apa lagi anak yang di kandung Violetta merupakan ulah dari Damian sendiri!!" Ujar Max penuh penekanan.
"AYAH!! APA AYAH SUDAH GILA!!" teriak Darrel tidak Terima, sedangkan Damian tersenyum mengejek.
"Violetta katakan, kalo itu semua tidak benar. Kau dan keluarga mu tidak menyetujuinya kan" Darrel memegang bahu Violetta meminta penjelasan kalo kenyataan yang ia dengar tidak benar sedangkan sang empu hanya mampu menundukkan kepalanya tidak berani mengatakan.
"Ayah" Kemudian Darrel beralih ke Ayah mertuanya, Davi. Namun pria itu sama juga hanya diam tak menjawab.
Darrel tertawa miris, ia kemudian beralih menatap Violetta. "Katakan kalau ini semua hanya sandiwara Violetta" Ucapnya pada sang tunangan.
Violetta mengepalkan tangannya dan mengangkat pandangannya, ia memberanikan diri untuk menatap Darrel. Ia tidak ingin lagi harus diam melihat penderitaan sang tunangan.
"Darrel, aku juga sama sekali tidak menginginkan ini... Tetapi apa yang bisa aku lakukan jika Ayah sama Ayah mu sudah bertindak" Lirihnya menatap manik coklat itu yang terlihat akan keputus asaan.
Darrel menunduk hatinya hancur mendengar fakta terbaru kalo ini, melihat sang tunangan harus menikahi pria brengsek yang tak lain kakaknya sendiri, untuk kedua kalinya ia kalah dari Damian.
Ia mengangkat pandangannya dan beralih menatap tajam Damian yang berada di belakang Violetta.
Ia kemudian melangkahkan kakinya menuju Damian.
Damian siap pasang badan jika sang adik berulah lagi begitu halnya Max dan lainnya.
Saat sudah berada di hadapannya Darrel berbisik.
"Selamat kau menang.... Kau telah mengambil bekas tunangan ku, sialan" Bisiknya dan kemudian melangkahkan kakinya pergi.Mereka yang melihat kepergian Darrel mengernyit bingung. "Apa yang dia katakan Damian" Tanya Max pada putranya.
Damian menatap sang Ayah dan menggeleng. "Tidak ada" Ujarnya singkat dan kembali menatap Violetta yang menatap lurus kepergian Darrel. Ia kemudian melangkahkan kakinya menuju Violetta dan memeluk wanitanya begitu erat.
"Kau milikku sekarang Violetta, apapun halangannya akan aku singkirkan" Bisiknya membuat tubuh Violetta membeku di tempat.
Violetta melirik sekilas Damian yang menyeringai membuat tubuhnya seketika sedikit lemas
Bersambung
Halo, hehe maaf mimin baru up soalnya belakangan ini hari mimin sibuk mengurus pendaftaran masuk kuliah dan juga apa yah... Tergantung mood lah biasanya mood mimin kadang naik turun jadi membuat mimin malas membuat cerita hehe... Sekali lagi maaf ya membuat kalian menunggu🙏🙏 untuk nextnya bakal last chapter jadi tunggu ya guyss
KAMU SEDANG MEMBACA
Damian (The End)
Science Fiction"maafkan aku Violetta" Tentang Damian yang begitu menyesal atas segalanya yang dia lakukan kepada istrinya. Menyesal telah mengabaikannya, menyesal telah menyiksanya, dan menyesal telah berhubunga gelap dengan seorang wanita yang tak lain adalah Bi...