Gue up
Selamat membaca!!!Darrel melangkah-kan kakinya memasuki mansion besarnya, selain mansion orang tuanya tempat ia tinggal, ia memiliki mansion sendiri hasil jerit payahnya sendiri. Jika kalian bertanya kenapa Darrel lebih memilih tinggal di mansion orang tuanya dan tidak tinggal di mansion-nya. Jawabannya karena mansion miliknya sangat sunyi berbeda dengan mansion orang tuanya yang selalu ramai, Darrel akan menempati mansion-nya setelah ia menikah dengan Violetta nanti.
Walau mansion-nya terlihat sepi, tetapi ia selalu mengurusnya dengan menyuruh beberapa pelayan dan bodyguard untuk menetap di mansion-nya selama ia tidak ada.
Darrel melangkah-kan kakinya memasuki pekarangan, banyak bodyguard menundukkan kepala mereka menyambut kedatangan tuan mereka. Darrel terus melangkah memasuki mansion-nya.
"Selamat datang, tuan muda" Sapa kepala pelayan. Darrel melirik kepala pelayan dan bertanya. "Apa ada masalah selama aku tidak ada disini?" Tanya Darrel basa-basi
"Tidak tuan, selama anda pergi, tidak ada masalah yang terjadi disini. Semuanya baik-baik saja" Jawab Kepala pelayan tersebut membuat Darrel mengangguk mengerti.
"Baiklah" Darrel kembali melanjutkan langkahnya menuju kamarnya yang berada di lantai dua, sepatu pantofel-nya Menggema di setiap ruangan yang ia lewati. Langkah demi langkah ia lewati Hingga sampai ia di depan kamarnya.
Saat akan membuka cnop pintu, Tiba-tiba saja pandangan Darrel terpusat pada salah satu pintu yang lumayan cukup jauh dari kamarnya.
Darrel menunda kegiatannya dan kembali berjalan menuju salah satu pintu tersebut, Saat sudah sampai di hadapannya. Darrel mengambil salah satu kunci yang biasa ia simpan di dompetnya.
Saat pintu itu terbuka, Darrel melangkahkan kakinya masuk tak lupa ia menutupnya kembali dan menguncinya.
Darrel mencari saklar lampu yang berada di samping pintu, saat tangannya menyentuh saklar ia langsung menyalakan lampu tersebut.
Tak
Saat lampu menyala, terlihat banyak figura foto yang menampilkan gadis cantik yang sedang tersenyum ke arah kamera. Mulai dari foto saat gadis itu masih kecil, foto saat ia masih sma juga, dan masih banyak lagi.
Darrel menyeringai lebar, ia melangkahkan kakinya menuju salah satu figura.
"Hallo Violetta sayang" Ya, figura tersebut adalah wajah Violetta semua, Darrel membuat ruangan satunya penuh akan foto Violetta, anggap saja ia memang sudah gila, karena sejak kecil ia sudah mengklaim Violetta itu miliknya.
"Sebentar lagi... Kau akan menjadi Milikku" Lirihnya sambil mengelus figura tersebut, seolah itu nyata baginya.
Setelah mereka menikah nanti, Darrel akan mengurung Violetta selamanya, tanpa membiarkannya keluar, karena bagi Darrel, Violetta itu seperti burung merpati yang harus ia tangkap dan memasukkan ke dalam sangkarnya tanpa memberikannya keluar atau sekedar melihat dunia luar.
Darrel seketika berpikir sejenak, apa perlu ia membawa Violetta ke tempat yang paling jauh, dimana tidak ada yang bisa menemukan mereka. Ya, itu ide bagus karena Darrel ingin menghabiskan waktunya hanya ingin bersama Violetta saja.
"Tidak buruk juga" Smirknya memikirkan rencana ke depannya, Darrel melangkahkan kakinya keluar dan membuka kembali pintu tersebut, sebelum ia keluar. Darrel menyempatkan dirinya melihat lagi foto Violetta sebelum ia benar-benar keluar.
"I'm Crazy because of you darling, jangan salahkan aku jika aku berbuat nekat nanti Violetta... Karena setelah pernikahan kita nanti aku akan membawa mu pergi jauh, aku juga tidak akan membiarkan mu bertemu dengan keluarga" Ucapnya setelah itu ia mematikan saklar dan menutupnya kembali.
🌑Damian🌑
Violetta membasuh wajahnya menggunakan air wastafel, setelah mengobati wajah Bianca dan mengantar gadis itu pulang.
Buru-buru Violetta pulang juga, karena Violetta ingin membuat rancangan busana untuk ia pajang di butiknya nanti.
Sebuah notifikasi muncul membuat Violetta mengalihkan atensinya.
Violetta mengecek siapa yang mengirimkan ia pesan, ia mengernyit bingung saat membaca isi pesan tersebut.
"Sebentar lagi.... Kita akan bersama sayang"
Itulah isi pesan tersebut, Violetta bingung siapa yang berani mengirimkan ia pesan seperti ini... Apa itu Damian pikir Violetta.
Namun sebuah notifikasi muncul lagi, Violetta kembali membacanya.
"Good night sweet heart, besok pagi aku jemput"
Violetta semakin bingung, Baru-baru ia mendapat pesan dari Damian, lalu siapa yang mengirimkan ia pesan pertama tadi.
Namun Violetta kembali berdecih, setelah membaca isi pesan Damian. Apa pria itu tidak malu? Sudah memiliki tunangan tapi masih mengejar wanita lain.
Violetta seperti pelakor yang menikung sahabatnya dari belakang. Violetta buru-buru menghapus pesan tersebut tak lupa ia menghapus kontak Damian dan mematika daya ponselnya.
Violetta keluar dari kamar mandinya dan berjalan ke arah meja riasnya. Tanpa sepengetahuannya, Damian mengawasi segala aktivitas gadis-nya mulai dari dia di kamar mandi sampai di meja riasnya.
"Sungguh menggemaskan" Kekehnya dan memejamkan matanya membayangkan Violetta ada di pangkuannya.
Bersambung!!!
Adek kakak Red Flag....
KAMU SEDANG MEMBACA
Damian (The End)
Science Fiction"maafkan aku Violetta" Tentang Damian yang begitu menyesal atas segalanya yang dia lakukan kepada istrinya. Menyesal telah mengabaikannya, menyesal telah menyiksanya, dan menyesal telah berhubunga gelap dengan seorang wanita yang tak lain adalah Bi...