21. Dinner time🌑

5.8K 283 6
                                    

Gue up
Selamat membaca!!



"Ini"Violetta memberikan sebuah bungkusan kado kepada Darrel membuat pria itu menatap tunangannya bingung namun tak ayal dia tetap menerima pemberian pujaanny, dan. Yah, mereka berada di halaman mansion keluarga Cessar, Darrel datang pagi sekali hanya ingin bertemu dengan Violetta karena ia sangat rindu dengan gadisnya.

"Apa ini?" Tanya Darrel menelisik seluruh bungkusan kado.

"Bukalah, kau pasti akan suka" Ujar Violetta, Darrel dengan perlahan membuka isi kado tersebut. Matanya melebar sempurna dengan mulut sedikit terbuka, Violetta yang melihat ekspresi tunangannya tersenyum kecil.

"I-ini...." Darrel tak mampu lagi berkata-kata saat mengetahui isi kado tersebut. "Apa kau suka?" Tanya Violetta yang masih sama dengan senyum manisnya.

Darrel mengangkat sebuah syal berwarna ungu pastel, apa lagi di syal itu bertuliskan namanya dan tunangannya. "Apa kau yang buat ini?" Tanya Darrel dengan air mata yang menetes.

Violetta menganggukan kepalanya tanda bahwa ia membuat syal itu, dengan perasaan bahagia Darrel langsung berhamburan ke pelukan Violetta membuat sang empu hampir saja terjatuh jika ia tidak menyeimbangkan badannya.

"Terimakasih... Aku sangat berterima kasih karena kau mau membuat ini untukku" Ujar Darrel dengan terharu, Violetta yang mendengarnya membalas pelukan tunangannya bahkan sesekali ia mengusap punggung tegap itu.

"Aku membuatkan ini, karena aku teringat kalo duli kau menginginkan sekali mempunyai syal ungu pastel" Ujar Violetta yang masih teringat keinginan Darrel saat masih SMA dulu.

Darrel mengundurkan pelukannya dan menatap tunangannya dengan ekspresi tidak percaya. "Kau masih ingat" Jujur saja, Darrel pikir Violetta akan melupakan itu semua namun ternyata tidak, ia bahkan justru mewujudkan keinginannya dulu.

"Tentu saja aku ingat, kenapa aku harus melupakan itu semua, hm" Gemas Violetta sambil mencubit pipi Darrel membuat pria itu merengek kesakitan.

"Aihh, sayang sakit" Adu Darrel dengan mengerucutkan bibirnya, Violetta yang melihat tingkah laku tunangannya tertawa.

"Astaga... Kau ini padahal aku mencubitnya pelan loh" Ujar Violetta.

"Tapi tetap sakit, sayang" Darrel menenggelamkan wajahnya di ceruk leher gadisnya dengan posisi yang masih sama, memeluk tunangannya. Violetta hanya bisa menghela nafas pelan melihat kemanjaan tunangannya.

Hening beberapa menit tidak ada pembicaraan diantara mereka berdua, sampai Violetta membuka suaranya. "Apa kau akan  datang makan malam di rumah keluarga Noella, sekaligus mereka juga akan membahas pertunangan kita dan Kak Damian" Tanya Violetta, soal Damian. Ia sama sekali tidak mempedulikan pemuda itu yang berusaha untuk mendapatkannya, lagi pula ia memiliki Ayah, Kakak, dan tunangannya yang akan melindunginya jadi untuk apa ia harus takut terhadap Damian.

Darrel mengangkat wajahnya menatap manik hazel itu yang begitu tenang. Ah, jujur saja Darrel selalu merasa tenang saat berada di dekat Violetta. Apa lagi dengan memandang wajah Violetta ia sudah yang begitu cantik membuat suasana beberapa hari ini karena ulah Kakaknya hilang dalam sekejap.

"Tentu saja aku akan datang" Jawab Darrel membuat senyum Violetta semakin merekah.

"Terimakasih, calon suami" Ucap Violetta, membuat pipi Darrel memerah dan menyembunyikan wajahnya di dada sang tunangan.

🌑Damian🌑

"Apa semua sudah siap" Tanya Bianca sekali lagi. Allen yang fokus pada laptopnya mengangkat pandangannya.

"Semua sudah siap Bianca" Jawab mantap Allen. Bianca yang mendengarnya tersenyum kecil, semua akan berakhir dengan ini ia akan bebas.

"Mari kita mulai" Dengan perlahan Bianca keluar dari kamarnya ia memasang senyum manisnya dan berjalan ke arah bawah dapat ia lihat Ayah, dan Ibunya sedang asyik bercerita... Ahh, lebih tepatnya Ibu tiri.

Dengan langkah anggun Bianca turun dengan menghentakkan sepatu heelsnya. Semua orang yang berada di ruang keluarga menoleh ke arah sumber suara, dan dapat mereka lihat Bianca yang sedang turun dengan dress biru muda yang pas di tubuhnya apa lagi kulit putihnya yang memancarkan kecantikannya.

Jackson. Ayah Bianca tersenyum saat melihat putrinya yang ia rawat sejak kecil sekarang sudah tumbuh dewasa.

Saat sudah sampai di bawah Bianca mengamati semua orang yang berada di ruang keluarga, dan pandangannya jatuh kepada seorang pria yang tak lain Damian, tunangannya. Pria itu bahkan sama sekali tidak berkedip saat ia turun tadi.

"Astaga Bianca, kamu cantik sekali" Puji Amanda yang melihat penampilan calon menantunya dari atas sampai bawah.

"Terima kasih Ibu" Jawab Bianca dengan senyum.

"Kalo begitu, ayo semua kita ke meja makan. Semua sudah siap di sana" Kali ini Chloe yang angkat suara. Semua orang yang berada di ruang keluarga mengangguk setuju lagi pula perut mereka juga sudah bunyi sejak dari tadi.

Mereka semua berjalan ke arah meja makan yang terdapat banyak hidangan yang lezat, mereka semua menyantap makanan mereka sesekali mereka juga membahas soal pertunangan antara Damian, dan juga Darrel.

"Ini cobalah" Darrel memajukan sendok yang berisi nasi dan udang goreng saos, Violetta yang melihat tingkah Darrel yang terlalu berani hanya bisa menahan malu. Apa lagi melihat tatapan semua orang yang melihat ke arah mereka semua membuatnya tambah malu.

Apa lagi calon Ibu mertuanya yang sedang menaik turunkan alisnya pertanda sedang menggoda-nya, Astaga.

Dengan perasaan malu, Violetta akhirnya mau membuka mulutnya dan menerima suapan dari Darrel. Semua orang yang berada di meja makan malah bersiul menggoda pasangan muda tersebut.

Berbeda dengan Damian, pria itu justru mengepalkan tangannya, ia tidak suka melihat kejadian barusan. Harusnya ia yang berada di posisi itu bukan Darrel batinnya.

Lain halnya dengan Damian, Bianca nampak tenang bahkan ia tidak peduli dengan situasi mereka buat. Ia justru lebih menikmati makana yang ia santap. Hingga suara dentingan sendok mengalihkan perhatian semua orang termasuk Damian.

"Aku sudah selesai" Ujar Bianca mengambil tisu yang di dekatnya mengelam sisa noda makanan di mulutnya.

Semua orang yang berada di meja makan nampak saling tatap satu sama lain, bingung ingin bereaksi apa.

"Sayang, apa kau mau tambah lagi" Tanya Chloe yang siap mengambilkan nasi buat Bianca.

Bianca yang melihat sikap Ibu tirinya menatapnya dingin, membuat Chloe tertegun seketika.

"Aku ingin memberitahukan kalian semua" Ujar Bianca membuat suasana meja makan semakin tidak enak, suhu atmosfer di ruang meja makan terasa berbeda dengan sebelumnya.

"Apa yang ingin kau bicarakan sayang" Kali ini Jackson yang angkat bicara.

Bianca menatap sejenak Ayahnya lalu kemudian menatap semua orang yang berada di meja makan. "Aku.... Ingin pertunangan ini tidak di lanjutkan

Deg

Bersambung


Next up kalian semua bakal terkejut... Oh maaf baru up hehehe, lagi ikut kegiatan lomba sekalian membuat kerajinan tangan hehehe

Damian (The End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang