7. It's you!

115 22 0
                                    

Laszlo terdiam di tempatnya, benar-benar hanya menatap Laila tanpa berkutik sedikit pun.

'Melihatmu ..., aku jadi teringat putriku, dia sepertinya seusia denganmu .... Kalian benar-benar mirip'

Laszlo kembali mengingat ucapan Madam Ashly saat mereka bertemu di perbatasan.

' ... dia denganmu sama-sama bersembunyi dari dunia ini ..., terus menunggu sampai waktu itu tiba walau di sisi lain, kalian bertanya kapan saat itu akan benar-benar datang'

'Karena kalian spesial ....'

Semua itu benar-benar selaras dengan ucapan Laila. Melihat Laila saat ini, mengingatkan Laszlo pada masa lalu saat dirinya benar-benar terjebak dalam krisis identitas. Anjayy kek manusia aja lu zlo:v

Tapi kasus Laila sepertinya agak berbeda, dulu Laszlo bermasalah dengan para ilmuan, namun tampaknya Laila lebih bermasalah pada para penyihir. Mungkinkah sihir seperti di film bobok cantik alias Sleeping Beauty? Yang ketusuk jarum langsung kalap?

Namun, ini cerita Vampir bestie ... Sepertinya kita tidak akan menjumpai hal seperti itu di sini.

"Jadi ..., Baginda tidak akan memecatku kan?" Suara Laila menyadarkan Laszlo dari lamunannya.

"Ah! Iya tentu."

Laszlo mengerti, Laila menjadi pelayan untuk sebuah misi penyamaran agar tidak ada yang tahu bahwa Laila adalah Origin. Dan itu sudah cukup untuk melindungi Laila. Hanya saja ....

Ada yang aneh pada diri Vampir itu, seakan Laila memancarkan energi yang emmm... Entahlah, Laszlo sendiri sulit untuk mengutarakannya. Rasanya baru pertama kali dia merasakan sebuah Energi yang begitu besar pada diri seorang gadis Vampir. Mungkin karena Laila keturunan penyihir—pikir Laszlo.

***

Langit begitu gelap di tengah hari, awan-awan yang tidak tahu social distancing sungguh enggan untuk membiarkan matahari menerpa hutan Laycan dan lebih suka mengguyurnya dengan hujan yang amat lebat.

Emery dan Saros belum sempat kembali ke rumah, sehingga mereka memutuskan untuk berteduh di sebuah gua dekat telaga. Di salah satu sudut hutan dekat telaga itu ternyata ada sebuah gua kecil yang cukup tersembunyi karena keadaan telaga yang tertutup oleh pepohonan sehingga gua ini tidak mudah untuk ditemukan. Hanya beliau-beliau yang bukan sembarang beliau sajalah yang dapat menemukannya.

Emery meringkuk kedinginan di satu sisi bibir gua, sementara Saros hanya memperhatikannya tanpa melakukan apapun. Saros tidak keberatan dengan udara dingin, dan dia tidak tahu apa yang bisa menghangatkan manusia, dan lagi, Saros kan pengendalian es.

Saros mengangkat tangannya yang di arahkan ke bibir gua. Air yang turun dari atas melewati bibir gua, dia jadikan es sebagai penutup gua.

"Lu ngapain anjir?" tanya Emery yang masih menggigil.

"Menghalangi udara dingin untuk masuk," jawab Saros tanpa menoleh.

"Gue malah ... makin ... dingin ... bangke!" ucap Emery dengan gigi yang saling bergemeretak saking kedinginannya.

Alhasil Saros menurunkan kembali tangannya, membiarkan es-es yang sudah tercipta meleleh kembali menjadi air.

Saros duduk di samping Emery. Dia yang kala itu hanya mengenakan kemeja putih dengan celana jeans hitam hanya bisa menatap Emery di sisinya.

Emery tak menghiraukan Saros, pikirannya masih sibuk dengan ingatan Jake yang dia lihat di bola kristal aneh. Apa mungkin dia bisa bertemu dengan Elnerai? Dia hanya ingin meminta semuanya kembali seperti semula.Tapi, di sisi lain, Emery juga tidak mau kehilangan Saros.

I Want More Blood! || Laszlo Salvatore Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang