16. Akhirnya ....

91 25 1
                                    

WARNING WOIII WARNINGGGG!!!!

___HAPPY RADING!_____

Emery mendengus saat melihat Laszlo yang tiba-tiba menghilang bersama seorang gadis.

"Gue baru dateng padahal, eh ... yang punya hajatan maen ngilang aja," gumamnya kesal. Sementara itu, lagi-lagi Saros mendapati sebuah bayangan hitam melesat cepat masuk ke dalam lorong istana tampak menjauh dari kerumunan. Pria itu sedikit tersentak kemudian langsung menggapai tangan Emery.

"Ikut aku!" Saros menarik tangan Emery untuk ikut bersamanya mencari sosok yang sedari tadi membuat dirinya penasaran. Hingga mereka sampai di lorong istana yang begitu sepi karena para Vampir dan yang lainnya tengah berkumpul di ruang tahta.

Saros menghentikan langkahnya saat sebuah bisikan terasa begitu dekat nyaris seperti dibisikkan tepat di depan telinga Vampir itu. Pria itu mulai waspada dengan pandangan yang disapukan ke seluruh penjuru arah serta pendengaran yang ia tajamkan.

"Ada apaan sih?" tanya Emery bingung. Sementara Saros terkesan bengong sambil menatap ujung lorong yang sepi, dia kembali mendengar bisikan itu namun anehnya ucapan yang melintas di gendang telinganya terasa agak sulit untuk dia mengerti, itu bahkan terdengar seperti sebuah mantra. Emery sedikit mengguncangkan tangan Saros.

Sontak pria itu berbalik kemudian menatap Emery yang memasang wajah khawatir.

"Lu kenapa?"

Namun tiba-tiba ....

"HAAAAAAAAA!!!!!!"

Saros langsung berlutut sambil menutup kedua telinganya yang terasa berdenging dan benar-benar sakit. Suara teriakan itu terasa begitu dekat persis seperti diteriakan tepat di depan telinga Saros. Pria itu meringis sambil tertunduk merasakan dengingan suara yang seakan berulang-ulang.

Emery ikut merendahkan diri, sedikit terkejut dengan Saros yang tiba-tiba terlihat seperti kesakitan.

"Saros! Lu kenapa?"

Namun Saros malah terus mengerang kesakitan, tangannya kini beralih mencengkram rambut kepalanya bersama urat-urat leher yang menonjol nyaris sampai wajah. Emery mengguncang-guncangkan tubuh itu dengan keras.

"Lu kenapa? Jangan bikin gue khawatir kayak gini dong!" Mendengar itu, Saros langsung menoleh dengan ekspresi yang perlahan mulai menenang.

"Kamu khawatir sama aku?"

Emery memanyunkan bibirnya sambil menghempas kasar tangan Saros yang tadi dia guncang.

"Iyalah! Orang lu kayak kesakitan banget tadi." Emery mendengus sembari mengalihkan pandangannya. Sementara Saros tampak sumringah di tempat.

"Kalo kamu khawatir berarti kamu sayang, kamu sayang kan sama aku?" tanya Saros dengan tatapan penuh harap. Emery berpikir sejenak, memang benar apa yang dikatakan Vampir polos satu ini. Akhirnya gadis itu memilih menganggukan kepala saja.

Wajah Saros kian cerah.
"Berarti kamu juga suka sama aku kan? Iya kan?"

Emery kembali terdiam sesaat. Apa benar dia menyukai Saros? Sampai kapan dirinya akan meragukan perasaannya sendiri? Bukankah sudah saatnya Emery jujur pada perasaannya?

Akhirnya Emery mengangguk. Tubuh Saros sedikit berbalik yang akhirnya berhadapan dengan Emery.

"Kalau gitu, boleh cium dong?"

Emery langsung memasang wajah datar.

"Gak!" tolaknya mentah-mentah dan berhasil membuat wajah Saros kembali redup kemudian membalik badannya ke posisi semula dengan wajah cemberut. Namun tiba-tiba...

I Want More Blood! || Laszlo Salvatore Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang