Brak!
"Mat malem ja!" sapa Sheon yang baru saja melewati pintu Laboratorium. Sang Raja menatap kedatangan pria itu bersama seorang gadis, sepertinya gadis itu terasa tidak asing baginya. Ya, dialah Minna.
"Tumben nyamperin langsung ke sini, mau apa-apa kan lu?" tebak Laszlo.
Sheon berhenti di sisi meja yang lain, bersebrangan dengan Laszlo.
"Ehehe tau aja lu ..., eh gue mau pinjem komputer lu dong-- Ja! Gilaaaa! Lu nangkep Strigoi? Buat apa Cok?" kaget Sheon yang mendapati satu Strigoi terikat pada ranjang di dekat komputer Laszlo.Tiba-tiba ranjang itu bergeser ke sudut ruangan bersama Laszlo yang merotasi kepalanya ke arah yang sama.
"Dah! Lu gak usah tau!"
Sheon mendekati komputer yang terletak tak jauh dari mereka. Laila sedikit melirik Laszlo kemudian kembali menunduk.
"Ah! Itu ..., komputernya lagi rusak, nanti gue benerin."
Sheon sedikit menoleh ke arah Laszlo dengan ekspresi bingung kemudian kembali memeriksa komputer itu.
"Loh kok bisa? Lu apain dah sampe bisa rusak kayak gini?" Sheon mencoba mengotak-atik benda itu yang tampaknya sudah benar-benar rusak parah."Lah njing ..., ini mah udah matot (mati total) ... Lu pake nonton yang aneh-aneh pasti," tuduh Sheon.
"Hus! Ngomong sembarangan! Gak lah, tu komputer umurnya udah lama ege .... Kayaknya emang udah waktunya buat diganti deh." Tampaknya Laszlo lebih suka tutup mulut soal kejadian waktu itu.
Sheon mengangguk mengerti, iya memang benar juga yang dikatakan Laszlo. Komputer ini sudah cukup lama menghuni laboratorium, tergolong awet untuk sebuah mesin yang sangat jarang ditemukan di negeri Tholos.
"Udah beli aja yang baru." Sheon berbalik kemudian kembali ke tempatnya tadi.
"Mana ada yang jualan komputer di sini."
"Ya maksudnya cari aja di dunia manusia kan banyak," saran Sheon.
"Mata uang manusia sama Vampir beda, Sheon ..., iya mungkin di sini gue kaya, tapi kalo ke dunia manusia beda lagi ceritanya. Emang manusia paham mata uang Zena?"
Zena sendiri diresmikan menjadi mata uang Negri Tholos oleh Raja pertamanya yaitu Salvatore, hingga saat ini mata uang Zena masih digunakan. Benda ini berbentuk sebuah koin dari emas murni berukirkan burung Phoenix yang merupakan lambang kerajaan Salvatore.
"Hemm iya juga sih ...."
"Belum lagi gue udah bikin perjanjian perdamaian sama manusia, gue ngejamin keamanan mereka dari serangan Vampir dan mereka akan menjamin pasokan nutrisi untuk para Vampir. Itulah kenapa rakyat gue bisa dapet nutrisi tanpa harus berburu," tambah Laszlo.
Sheon menatap Laszlo tanpa ekspresi.
"Kejam sih parah ....""Ya mau gimana lagi? Gue Raja Vampir. Segini mah sukur gak ada rakyat gue yang berburu ke dunia manusia, jadi mereka bisa lebih aman. Tapi sebagai gantinya mereka juga harus sediain tumbal buat kita." Laszlo mempertahankan argumennya.
"Terserah lah .... Betewe, di istana ini ada perpustakaannya gak?"
"Ada, di lantai paling atas," jawab Laszlo.
"Biar aku antar," tawar Laila.
"Kalau begitu kamu pergi sama Minna aja. Sheon, lu diem di sini," suruh Laszlo.
Sheon tampak sedikit bingung, namun buru-buru Laszlo mengirim telepati ke pikiran pria itu.
'Ada yang harus gue omongin sama lu.'"Emm yaudah Minna ..., tolong cariin buku itu ya," pinta Sheon. Minna langsung mengangguk paham kemudian pergi bersama Laila.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Want More Blood! || Laszlo Salvatore
VampirePerang berakhir, pelarianku berakhir. Bersamaan, cinta pertamaku dan satu-satunya untukku pun ikut berakhir. Namun, nyatanya akhir adalah awal untuk sesuatu yang baru. Sesuatu yang selama ini tak pernah aku kira bisa terjadi dan akan menimpa diriku...