Cahaya temaram dari sebuah lilin kecil menjadi satu-satunya sumber penerangan di kamar Emery, gadis dengan tiga darah klan itu tampak tengah berlenggak-lenggok di depan cermin, menatap tubuh indahnya yang sudah dibalut oleh sebuah gaun berwarna hitam yang amat indah.
Emery melirik Saros dari cermin, pria yang sedari tadi berdiri di belakang Emery dengan tatapan yang terfokus pada sosok pada cermin itu hanya terdiam seribu bahasa.
"Gue udah cantik kan?" tanya Emery.
"Kamu sangat cantik," jawab Saros namun tampaknya itu tak membuat Emery merasa puas. Tak berselang lama, Sheon terlihat melewati pintu kamar Emery.
"Sheon!" panggil Emery sambil berjalan cepat ke luar. Sheon sedikit menoleh tanpa menghentikan langkahnya.
"Gue cantik gak?" tanya Emery yang ikut berjalan bersama pria Dhampir itu.
"Seperti gembel! Dah jangan ganggu gua lagi buru-buru." Sheon mempercepat langkahnya. Sementara langkah Emery langsung terhenti sambil memasang wajah kesal.
"Minna mana?" tanya Taki yang baru saja keluar dari arah dapur mendapati Sheon hendak pergi sendirian tanpa sang adik angkat.
"Dia lagi sakit, gua pergi duluan ya guys, ada misi dari Raja soalnya," pamitnya yang kemudian menghilang di balik pintu. Saros menghentikan langkahnya tepat di samping Emery.
"Kamu tidak usah mendengarkan perkataan Sheon, kamu selalu sempurna dengan menjadi dirimu sendiri, tetaplah jadi Emery bukan orang lain," tutur Saros yang dibalas tatapan dalam Emery. Gadis itu kemudian mengangguk dan berjalan kembali ke kamar untuk mengambil sepatunya dan pergi ke pesta di kerajaan Laszlo.
Saros tak mengikuti langkah gadis itu, tiba-tiba saja kedua alis Vampir tampan itu menukik ke bawah dengan tatapan waspada. Dia sepertinya baru saja mendengar sebuah suara bak bisikan yang sangat pelan, namun dia sangat yakin pendengarannya tidak salah menangkap suara.
"Saros ...."
Suara itu kembali dan kini berhasil membuat Vampir itu berbaik dan menatap ke ujung lorong, tampak di sana sekitar seperdelapan dari kepala seseorang menyembul dari balik tembok dan hanya menunjukan mata hitam serta rambut panjangnya yang tergerai. Saros mematung di tempatnya, memperhatikan sosok itu yang tak bergerak sama sekali di tempatnya hingga suara bisikan itu kemudian.
"Kemarilah ...."
Saros mulai melangkah berniat langsung menghampiri sang sosok yang bersembunyi di balik tembok namun saat dia baru sampai di ambang pintu kamar Emery, gadis itu malah menangkap kerah belakang baju Saros kemudian menariknya.
"Udah pergi yuk!" ajaknya.
"Tunggu!"
Emery menghentikan langkahnya kemudian menatap Saros.
"Apa aku sudah rapih?" tanya Saros sambil merentangkan tangannya memamerkan seluruh tubuh ramping itu yang sudah dibalut baju bertema senada dengan Emery.
Emery sesaat memperhatikan Saros lekat-lekat, dia memperhatikan bagian kerah pria itu yang tampak agak berantakan namun sepertinya memang seharusnya seperti itu. Emery mencoba merapihkan kerah baju Saros.
"Kayaknya baju ini didesain harus agak berantakan dikit, tapi gak papa udah keren kok. Yuk ah."
***
Ruangan istana kini semakin ramai oleh para Vampir yang berdatangan dari berbagai penjuru Negeri. Laszlo duduk di tahtanya dengan gagah, menyambut kedatangan para bangsawan satu persatu. Seorang putri datang bersama Raja dari negeri Timur bernama Eric dan sang Putri yang bernama Laura. Mereka yang memberi Laszlo kotak mewah berisi perhiasan yang sudah dapat Laszlo tebak dimaksudkan untuk menyogok dirinya agar menerima Laura menjadi permaisuri Laszlo.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Want More Blood! || Laszlo Salvatore
VampirePerang berakhir, pelarianku berakhir. Bersamaan, cinta pertamaku dan satu-satunya untukku pun ikut berakhir. Namun, nyatanya akhir adalah awal untuk sesuatu yang baru. Sesuatu yang selama ini tak pernah aku kira bisa terjadi dan akan menimpa diriku...