17. Yang terakhir

96 25 0
                                    

Kala itu lorong istana tampak sepi bertepatan dengan jam makan para Vampir maka sudah dipastikan semua tengah berkumpul di ruang makan saat ini. Kedua kaki lemas Laila menapaki tiap lantai marmer dengan perlahan, seluruh tubuhnya terasa lemas dan sulit untuk digerakkan, entah apa yang sudah menimpanya hingga bisa seperti ini, bahkan butuh perjuangan besar baginya hanya untuk sekadar mencapai meja makan di ruangan khusus para pelayan juga prajurit.

Laila mengambil tempat duduk di pojok kanan sendirian, ia tak terlalu menghiraukan keadaan di sekeliling dan lebih memilih untuk memandangi mangkuk berisi sup merah dengan tatapan kosong, tangan lemas Laila berhasil menggapai sendok kemudian mengambil satu suapan untuk dia masukan ke dalam mulutnya.

Tak dia sadari ada sesosok lain yang masuk ke dalam ruang makan itu, dan ternyata sosok itu cukup menyita perhatian hingga membuat seluruh Vampir di sana bertekuk lutut di tempatnya. Laila yang tak menyadari itu masih melamun sambil memandangi isi mangkuknya hingga tiba-tiba sebuah daging berukuran sedang jatuh ke dalam mangkuk itu hingga mencipratkan darah ke wajah juga bajunya.

Laila mendongak dan mendapati Laszlo tengah tersenyum ke arahnya.

"Uhuk!" Sontak Laila tersedak saking kagetnya mendapati sang Raja kini malah muncul di hadapannya, agak mengejutkan saja saat biasanya Laila yang mendatangi Laszlo sekarang malah Laszlo yang mendatangi Laila.

Laila langsung berlutut di tempatnya.

"Baginda Laszlo ...."

Laszlo tersenyum manis.
"Terimakasih telah bekerja keras malam ini," tuturnya kemudian pergi meninggalkan Laila. Sontak seluruh perhatian kini tertuju pada gadis itu. Beberapa prajurit dan pelayan langsung datang menghampiri Laila.

"Wah sepertinya kamu dekat dengan Baginda?" Seorang di antara mereka mulai mengeluarkan opininya.

"Apa yang kamu lakukan semalam?"

"Oh! Aku tidak melihatmu saat pesta semalam," ucap yang lain.

Laila menelan ludahnya.

"Aku harus menyelesaikan pekerjaanku di perpustakaan," bohong Laila.

"Wahhhh kau pekerjaan keras!"

"Pantas saja Baginda memberimu hadiah."

Gadis itu hanya bisa tersenyum kikuk, dia benar-benar bingung harus melakukan apa sekarang. Kenapa juga Laszlo melakukan hal itu tadi? Ini sungguh tidak perlu. Tak berselang lama, seorang penjaga yang ditemui Laila di perbatasan datang untuk menyingkirkan kerumunan dan duduk di samping Laila. Dia adalah Franklin, seorang Vampir Origin yang mengabdi untuk menjadi penjaga di perbatasan, ini sangat membantu mengingat dirinya tahan dengan sinar matahari dan juga memiliki kekuatan klannya tersendiri. Sebenarnya untuk perbatasan, dijaga ketat hanya oleh para origin, tak ada penjaga dari klan Alter atau pun Slave karena kedua klan ini tidak memiliki kekuatan jadi tak bisa bertarung atau pun memperkuat pertahanan.

Franklin menatap Laila yang kini sudah kembali tertunduk menatap daging segar di mangkuknya.

"Kenapa wajahmu sedih begitu?" tanya Franklin. Untuk beberapa saat Laila membiarkan hening menguasai mereka, hingga pada akhirnya gadis itu memberanikan diri untuk mengatakan kebenaran bahwa ....

"Aku tak pernah makan ini sebelumnya ...." Mendengar penuturan Laila, Franklin tersenyum hangat.

"Kamu tak akan pernah tahu rasanya jika belum mencoba kan? Cicipi saja dulu sedikit, lagi pula itu hadiah dari Yang Mulia kan?"

Laila hanya diam. Entahlah, nafsu makannya merosot saat ini dan benar-benar jengah berada di sekitar Vampir-vampir menyedihkan ini. Kenapa dia berpikir begitu? Karena dia juga merasa seperti itu. Menyedihkan saja saat kau harus terus berpura-pura hingga saat yang tak pernah kau ketahui kapan dia akan benar-benar datang, atau jangan-jangan saat yang dinanti itu sebenarnya hanyalah sebuah penenang yang tak akan pernah menjadi kenyataan.

I Want More Blood! || Laszlo Salvatore Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang