2. Elnerai

223 36 0
                                    

"Ada dan tiadanya diriku, kupastikan selalu tentangmu"

°||Ivy Moldovia||°

Embusan angin malam menghantam dedaunan yang bergoyang dibuatnya. Bersamaan, ranting-ranting pohon yang silih beradu hingga menciptakan ilusi seakan pohon menyapa kedatangan kedua insan di tengah hutan.

Jake dan Ivy, mereka berjalan beriringan di tengah hutan yang gelap, namun keduanya dapat melihat dengan jelas walau tanpa alat pemancar cahaya.

Keheningan tampaknya berhasil menelan setiap pikiran yang sibuk dengan beban pertanyaan masing-masing. Tak ada yang mengeluarkan sepatah kata pun selain hanya suara-suara gesekan ranting serta lolongan hewan malam yang menjadi teman di perjalanan tanpa tujuan.

Di tengah perjalanan, tiba-tiba Jake menghentikan langkahnya. Ivy yang menyadari hal itu, ikut berhenti untuk kemudian menoleh dan mencari tahu apa yang membuat pria Lycan itu menghentikan langkahnya.

"Hari ini Emery ulang tahun, lu inget?"

Plak!

Ivy menepuk jidatnya sendiri.
"Bener juga."

Jake tampak kembali berpikir.
"Gimana kalau kita ke kota aja? Gue belum nyiapin hadiah apapun soalnya," tawar Jake.

Ivy menganggukan kepala tanda setuju.
"Iya, ayok!"

Namun ....

Tiba-tiba embusan angin terasa tidak bersahabat, menghantam tubuh keduanya yang berusaha mempertahankan keseimbangan. Jake menguatkan pijakannya ke tanah, sementara Ivy berusaha menghalangi dedaunan yang berterbangan ke arah wajahnya dengan mengangkat tangan kanannya yang direntangkan di depan wajah gadis Lycan itu.

"Kenapa hutan ini tiba-tiba terasa aneh?" tanya Ivy heran.

Jake memperhatikan sekitar. Sayup-sayup mereka mendengar suara nyanyian, lebih tepatnya seperti orang yang sedang bersenandung. Jake sepertinya tahu sosok apa yang menciptakan suara tersebut.

Tubuh Jake berotasi ke arah barat, dengan pandangan yang menatap tajam ke setiap penjuru arah.
"Elnerai," gumamnya.

"Hah?"

Pandangan Jake mulai berfokus pada mata Ivy.
"Elnerai, peri harapan .... Mereka akan mengabulkan semua keinginan, kalau lu berhasil memikat dia untuk datang."

Mata Ivy membulat, ini kesempatannya untuk meminta harapan yang mustahil untuk dia dapatkan.

"Caranya?" tanya Ivy antusias.

Jake menggelengkan kepala pelan.
"Gue gak tau ...."

Suara senandung itu kembali mengalun terbawa angin yang semakin kencang. Sesaat Ivy mendengarkan suara senandung itu, sepertinya dia merasa familier dengan lagu ini.

Ivy memejamkan matanya, kemudian mencoba untuk mengikuti senandung sang peri. Senandung Ivy bahkan lebih merdu daripada suara lembut yang terkesan menggema hingga nyaris tak bisa diketahui dari mana asal pasti suara.

Ivy terus bersenandung mengimbangi suara itu, hingga tanpa dia sadari angin semakin kencang, namun sepertinya itu hanya berefek pada Jake saja. Lycan bermarga 'Flanders' itu tampaknya sedikit kewalahan menghadapi angin yang kian menggila, sementara Ivy malah terlihat tak terusik sama sekali.

Perlahan dari arah depan, muncul sebuah cahaya kebiruan. Jake menajamkan matanya 'Sepertinya ... Ivy berhasil,' batinnya.

Perlahan sosok itu muncul bersama sinar yang kian menyala. Sosok itu kalau diperhatikan sekilas mirip burung Kolibri, namun ekornya memiliki bulu yang lebih lebar seperti Phoenix dan memiliki sayap yang sangat indah. Kepala burung itu berwarna putih hingga ke bawah dan diakhiri dengan sedikit warna biru pada ujung ekornya.

I Want More Blood! || Laszlo Salvatore Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang