23. Titik Hitam pada Kertas Putih

131 24 0
                                    

Hari pernikahan telah tiba, sekitar empat kerajaan hadir untuk menyaksikan prosesi pertukaran janji suci yang akan dilaksanakan di aula istana. Tempat ini sangat luas, seluruh tamu undangan bisa duduk tanpa berdesakan dan masih bisa menikmati acara sakral ini.

Musik dimulai, Laila mulai melangkahkan kakinya dengan menggandeng tangan Asphodel di sisinya. Jika kalian bertanya kenapa tidak Edward? Karena dia mudah menangis, jadi Edward menyuruh Asphodel untuk menemani Laila. Sementara tangan kanan Laila menggenggam sebuah karangan bunga mawar putih senada dengan gaun indahnya yang melambangkan kesucian dan kemewahan.

Di depan sana, Laszlo menanti dengan beberapa barang asing pada meja di depannya. Laila sepertinya belum pernah melihat benda-benda itu di acara pernikahan mana pun, apa mungkin ini sebuah upacara tambahan?

Setelah sampai di Altar, Laila berdiri di samping Laszlo. Musik berhenti, seorang pendeta di depan mereka memulai prosesi pernikahan.

"Di malam ini, sepasang Vampir akan mengucapkan janji suci mereka. Yang Mulia Laszlo Salvatore—Raja kita sudah memilih Laila Shakespeare sebagai permaisurinya yang akan menemani setiap langkah Yang Mulia dalam mengarungi bahtera rumah tangga juga dalam memimpin kerajaan ini. Kepada Yang Mulia Laszlo ... saya persilahkan."

Laszlo mengangkat sebuah lilin, kemudian dengan kekuatannya sumbu pada lilin itu pun terbakar.

"Dengan tanganku ..., kupastikan jalanmu selalu terang." Laila juga mengambil satu lilin dan membiarkan Laszlo menyalakan lilin di tangannya dengan mendekatkan sumbu itu satu sama lain. Dengan arti Laszlo akan selalu membimbing jalan hidup Laila, api kehidupan akan terus menyala, menuntun sepasang jiwa yang akan selalu bersama hingga sang lilin kehidupan padam.

"Dengan tanganku pula, kupastikan gelasmu tidak akan kosong dari darah kehidupan ...." Laszlo mengangkat sebuah teko cantik yang berisi darah dan menuangkannya pada gelas yang sudah Laila genggam, kemudian dia juga menuangkan darah itu pada gelas yang disimpan pada meja, setelah penuh Laszlo menyimpan teko dan mengangkat gelasnya. Dengan arti bawah Laszlo akan senantiasa memberikan penghidupan yang cukup dan kebahagiaan kepada sang Istri kelak setelah mereka sah menjadi suami-istri.

"Dengan ini, aku jamin hidupmu akan selalu bahagia Laila. Apa kau bersedia menjadi istriku sekaligus teman hidupku hingga maut memisahkan kita? "

Sang pendeta beralih menatap Laila.

"Bagaimana mempelai wanita? Apa anda bersedia?"

"Ya, saya bersedia ...." Setelah bersulang Laila dan Laszlo meminum darah pada gelas bersamaan hingga habis, dengan arti bahwa Laila menggenggam janji Laszlo dan Laszlo akan menepati janjinya.

"Dengan ini saya nyatakan Yang Mulia Laszlo dan Laila sah sebagai pasangan suami-istri. Yang Mulia, Anda bisa mencium pasangan Anda sekarang," tutur sang pendeta.

Setelah menyimpan gelasnya kedua Vampir itu saling mendekatkan diri. Laszlo memegang pinggang Laila, sementara gadis itu menyimpan tangannya pada bahu sang suami. Bau amis darah tercium dan sangat menyengat, namun baik Laszlo ataupun Laila, mereka tidak keberatan dengan bau itu sama sekali.

Laszlo mendekatkan diri lebih dulu, Laila memilih untuk memejamkan matanya dan ikut menghapus jarak di antara mereka, merasakan lumatan lembut pada bibir manisnya yang disusul oleh tepuk tangan juga sorak riuh dari tamu undangan.

Asphodel menyeka air matanya penuh haru, sementara itu di sisi lain, Edward menangis tersedu-sedu di kursi penonton tepat di samping Barnabas. Sang sahabat lama hanya bisa menepuk pundak Edward beberapa kali.

"Sudahlah Edward .... Putrimu itu akan baik-baik saja, kenapa kau menangis?" tanya Barnabas yang sedikit terganggu dengan tangis brutal Edward.

"Dia tumbuh dengan cepat .... Aku baru menemuinya di suatu malam dan malam ini dia sudah tumbuh menjadi wanita dewasa ...." Edward masih sangat emosional sekarang.

I Want More Blood! || Laszlo Salvatore Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang