Kala itu dunia terasa begitu suram bagi Madam Oliana, wanita tua itu memeluk tubuh lemah Laila sembari menangis sesenggukan. Sementara Laszlo berdiri di samping ranjang Laila dengan tangan yang dilipat di dada, tampaknya sang Raja merasakan kejanggalan di sekitarnya saat ini,
"Aku mencarimu ke mana-mana .... Bagaimana bisa kamu terkunci di dalam perpustakaan hah? Maafkan aku, Laila ..., seharusnya aku tidak membiarkanmu bekerja seorang diri di sana," sesal Oliana di sela isaknya.
Laila hanya tersenyum lemah.
"Aku baik-baik saja Madam," tuturnya lemah.Kamar Laila terasa sedikit ramai dengan beberapa pelayan yang berbaris di tepi ranjang gadis itu. Tak berselang lama seorang pelayan yang lain datang membawakan mangkuk berisi darah untuk Laila. Dia Angela, gadis itu tampak kesal mengetahui Laszlo berhasil menemukan Laila. Mendapati Laszlo yang menyelamatkan Laila, membuat gadis itu semakin membenci sosok yang kini terbaring lemah di ranjangnya itu.
Laszlo langsung menghampiri Angela untuk mengambil alih mangkuk itu dan menyerahkannya langsung pada gadis itu. Laila menegak cairan itu perlahan hingga tak tersisa setetes pun di sana.
"Sebenarnya apa yang terjadi?" tanya Laszlo yang masih tak mengerti dengan kasus yang baginya terasa janggal. Pasalnya tidak ada yang mencurigakan di istana ini, Laszlo pikir ada seseorang yang Laila sebut sebagai 'bahaya' dan mungkin selama ini tengah mengintai gadis itu, tapi siapa?
"Aku ketiduran waktu itu, sepertinya ada seseorang yang datang untuk mengunci pintu, namun tidak menyadari bahwa aku masih ada di dalam," jelas Laila dengan separuh tenaganya yang baru pulih.
"Tapi ..., tidak pernah ada yang naik ke lantai atas selain Laila," ucap seorang pelayan.
"Iya, dan selain Baginda Laszlo yang datang hari ini," timpal yang lain.
Sesaat keadaan menjadi hening, Laszlo menatap para pelayan itu yang berbaris dengan kepala tertunduk tak berani menatap Laszlo. Satu persatu pelayan itu Laszlo tatap dengan seksama hingga dia sampai pada seorang pelayan yang terakhir. Dari gerak-geriknya, sepertinya ada sesuatu pada diri gadis itu.
"Angela ...," panggil Laszlo.
Gadis itu mengangkat pandangannya hingga berpapasan dengan mata itu yang menyala keabuan bertabur serbuk kuning emas pada manik mata Laszlo. Angela tau apa yang sedang terjadi, sepertinya dia benar-benar tak bisa melarikan diri saat ini.
"Apa kamu--"
"Yang Mulia!" Tiba-tiba beberapa prajurit masuk dengan tergesa-gesa, sontak Laszlo berbalik menatap kedatangan mereka dengan ekspresi terkejut.
"Ada kasus Strigoi lagi di kota, ada yang aneh ..., Yang Mulia harus melihatnya sendiri," lapor salah seorang di antara mereka. Laszlo tampak mengerutkan dahi.
"Strigoi lagi?"
"Iya! seorang warga berhasil menangkap Strigoi itu!"
Laszlo tersentak di tempatnya.
"Tunjukkan tempatnya padaku," ucapnya sambil berlalu meninggalkan kamar Laila. Sementara gadis itu tengah dibelai lembut oleh Madam Oliana, sang Vampir tua itu menatap wajah Laila yang tampaknya masih redup bersama kedua kelopak mata yang begitu lemah bahkan hanya untuk terbuka."Kamu harus memulihkan diri, beristirahatlah," suruh Madam Oliana yang diangguki oleh Laila.
Kini gadis itu memejamkan matanya, sementara para pelayang yang lain digiring keluar oleh Madam Oliana agar Laila bisa beristirahat di kamarnya.
Sementara itu ....
Laszlo kini membeku menatap sesosok Vampir yang dikatakan Strigoi oleh beberapa warga. Kedua tangan Vampir muda itu dirantai pada tembok sehingga dia tidak bisa melepaskan diri. Namun, ada yang janggal pada Strigoi ini, matanya berwarna kuning emas, mirip dengan mata Laszlo dulu, padahal seharusnya Strigoi bermata Merah.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Want More Blood! || Laszlo Salvatore
VampirePerang berakhir, pelarianku berakhir. Bersamaan, cinta pertamaku dan satu-satunya untukku pun ikut berakhir. Namun, nyatanya akhir adalah awal untuk sesuatu yang baru. Sesuatu yang selama ini tak pernah aku kira bisa terjadi dan akan menimpa diriku...