Akhirnya Mala memutuskan untuk pulang menaiki taksi yang biasa berhenti di jembatan, ia langsung masuk dan memberitahu rumahnya.
Seketika itu juga Rakha tercengang, dia tak menyangka bahwa Mala salah menaiki mobil dan dirinya juga sedih melihat Mala menangis.
"Ayo pak, anterin saya ke alamat ini." Mala pun memberikan kartu dan uangnya
Rakha yang menerima itu semua, ia tak ingin membuka suara apapun karena ia tidak ingin juga Mala malah pergi.
Di sepanjang jalan Mala hanya bisa menangis, mengingat bagaimana saat Vio dan Arie berkenalan.
Arie yang mengatakan bahwa dirinya senang berkenalan dengan Vio, dan sebaliknya.
Rakha yakin tangisan Mala pasti disebabkan oleh Arie, Mala pasti melihat Arie yang dekat dengan Vio.
Mala menangis semakin kencang hingga Rakha berinisiatif memutarkan lagu yang membuatnya tenang tapi justru Mala semakin menjadi.
Sesampainya di depan gang rumah Mala, Mala pun turun masih saja menangis, Rakha ingin memanggilnya tapi dia tidak ingin ikut campur lebih pada sahabatnya itu.
Hari ini Rakha melihat Mala menangis sejadi-jadinya, dari awal mereka bersahabat Mala adalah perempuan yang tidak pernah menangisi seseorang sampai begitunya kecuali orang itu sudah meninggal.
....
Didalam kamarnya Mala menulis buku diary nya, ia menulis beberapa kata yaitu Kematian, Perjalanan waktu, hari yang ajaib.
Keluarga Mala saat ini tengah asik menonton tv acara komedi, mereka tertawa riang dan gembira. Mala pun keluar dari kamarnya dan meminta tidur dikamar kedua orang tua nya meskipun ia tidur di lantai bawah.
Lian dan Voke hanya bisa pasrah dengan tingkah Mala yang semakin hari semakin aneh.
Lian bertanya pada Voke mengapa anaknya menjadi seperti itu?
"Mala kenapa ya bund akhir-akhir ini agak aneh?" Tanya Lian."Gak tau Yah, kayaknya dia lagi masa puber deh. Tapi bukannya orang puber gak mau deket² banget sama orang tuanya yaa?" Menurut Voke Mala sedang mengalami masa pubertas, yang artinya itu akan wajar tapi pubertas yang ia rasakan dulu tidak sama dengan yang Mala rasakan, bahkan sangat berbeda.
Waktu menunjukkan pukul 23.00 Wib. Devi dan Afan tengah melanjutkan makan malam bersama, karena cafenya sudah tutup mereka pergi ke tempat lain. Afan yang pembawaanya santui dan sukanya ngikut doang agak takut sama Devi yang emosional.
Afan mengantuk berat karena kekenyangan hingga ia tertidur dan Devi meninggalkannya sendirian.
...
Mala dan Rakha sama-sama melihat kaca, mereka ingin memastikan apakah mereka kembali lagi ke tahun 2024 atau mereka masih di tahun 2021.
Dan ternyata mereka masih di tahun 2021. "Yess!!" Teriak Rakha senang.
Dan Mala hanya bisa pasrah.
Mala bersikap aneh di rumahnya, Andryan yang sedang menyatapkan makanannya terkejut mengetahui bahwa Mala tidur bersama orang tuanya.
"Ayah, bunda kenapa sih tuh anak jadinya aneh banget?" Tanya Andry kepada kedua orang tuanya.
Lian hanya geleng-geleng kepala dan Voke hanya mengangkat kedua bahunya yang berarti mereka tidak tau menau kenapa Mala bersikap seperti itu.
Berbeda dengan Mala, Rakha justru tengah berjoget-joget ria lalu keluar dari kamarnya sambil bernyanyi aku masih muda.
Papahnya semakin heran, mengapa anak yang dulunya tidak pernah bertingkah aneh kini semakin aneh. "Rakha, kamu tuh kenapa sih?"
Bukannya di jawab Rakha malah pergi ke kamar mandi.
Kini Rakha diijinkan Ayahnya untuk mengendarai mobil sendiri. Rakha tak sengaja menemukan dompet milik Mala di kursi belakang. "Ini kan punya Mala, kayaknya ketinggalan deh semalem."
...
Mala mengendap-endap berjalan menuju arah gerbang sekolah, ia berjalan seperti itu pasalnya ia tidak mau Rakha melihat matanya yang sembab.
Saat Mala tengah mengendap endap, Alifa dan Devi mengikuti apa yang Mala lalukan. Hingga mereka di kejutkan oleh kedua laki-laki yang bernama Afan dan Eby.
"Astaga, heh ngapain lo bertiga ngendap ngendap gitu jalannya?" Tanya Eby.
Mala yang sudah susah payah berjalan seperti itu malah di gagalkan oleh teman Rakha. Rakha pun menengok ke arah sumber suara dan melihat Mala berjongkok di depan tong kosong bersama kedua temannya. Lucu juga, tapi Rakha memilih pura-pura tak peduli dan pergi begitu saja.
"Ngapain sih kalian bertiga?" Tanya Afan.
"Gak tau gue cuma ngikutin Mala doang noh." Jawab Devi.
"Kalo lo Fa?"
"Sama.."
Afan dan Eby menepuk jidatnya masing-masing mereka agak aneh melihat tingkah laku ketiga adik kelasnya. "Oh ya La terus lo ngapain emang jongkok gt?" Tanya Devi.
"Tau ah, minggir²!" Mala kesal akhirnya pergi meninggalkan mereka semua.
...
Arie yang baru saja keluar dari kelasnya langsung bergegas menuju tempat les Vio. Vio sendiri les di sanggar ballet, ia suka sekali menari. Arie yang melihat dari pintu saja sudah merasa bahwa Vio adalah sosok idamannya, apalagi kurangnya Vio? Cantik, postur tubuhnya pun amat sangat bagus.
"Hai." Arie melambaikan tangannya agar Vio melihatnya.
"Cie-cie di tungguin nih ye sama cowok barunya." Teman satu lesnya pun menyoraki penuh gembira melihat Vio tersipu malu.
Bersambung...
Gaiss komen dong ceritanya enak gak? Takut malah bikin boring.
KAMU SEDANG MEMBACA
Go Back Or Not Back
FanfictionMala yang berjuang mati-matian ingin kembali pulih setelah kepergian kekasihnya harus di hadapkan dengan masalah rumit yaitu kembali ke masalalu yang mempertemukan dirinya kembali dengan kekasihnya dan sahabatnya.