Part 15 : Perihal Coklat

510 40 0
                                    

...

Arie, Afan dan Eby sedang berkumpul di ruangan favorit geng mereka, dimana yang boleh masuk hanyalah orang-orang yang Rakha ijinkan.

Arie merebahkan tubuhnya ke atas kasur, dirinya masih berseragam sekolah. "Lo percaya gak kalo ada orang yang ngelakuin perjalanan waktu?" Tanya Arie kepada 2 temannya itu.

"Gak!" Jawab Afan singkat.

"Gue sih percaya, soalnya gue pernah tuh baca buku yang begitu-begitu. Tapi gak sembarangan orang yang bisa ngelakuin perjalanan waktu. Ya kalo banyak yang bisa mungkin mereka bisa ngatur masa depan mereka nanti." Jawab Eby.

Tiba-tiba Rakha dan Andryan muncul, Rakha pun juga tidak sengaja mendengar pembicaraan mereka. "Kalo itu terjadi dan orang itu mengubah masa depannya dengan orang yang sama gimana?" Tanya Rakha secara tiba-tiba.

"Idih nyambung aja lo, dateng² gak permisi malah langsung nyamber!" Protes Eby.

"Seriusan gue tanya By!"

"Pada ngomongin apaan dah masa depan? Masa depan kita tuh masih jauh elah, aneh bat lu semua!" Andryan protes dikarena mereka masih berusia 16 tahun tapi sudah memikirkan masa depan.

"Gak usah brisik deh, gue tanya ke Eby nih serius!" Rakha kesal karena Eby tidak menjawab-jawab pertanyaannya.

"Maksud lo orang itu pengen masa depan sama orang yang sama dengan cara mengubah masa lalu?" Tanya Eby.

"Hem."

"Jangan sih." Jawaban Eby membuat Rakha semakin penasaran.

"Kenapa?"

"Kalo lo mengubah masa lalu lo cuma demi orang yang sama itu bahaya, karena lo gak akan bisa kembali di masa itu. Lo akan terjebak selamanya masalalu dan di kehidupan lo sebenernya, lo bisa di nyatakan mati bisa juga lo bertukar posisi sama kehidupan lo di masalalu." Eby menjelaskan bahaya jika mereka mengubah masa lalu pada orang yang sama.

"Kenapa sih pembahasan kita kali berat banget, eh lagian yaa mana mungkin ada orang yang kembali ke masalalu kalo pun ada gue yakin sih cuma karang-karangan doang." Afan pusing mendengarkan obrolan mereka yang berat.

"Rakha ngalamin kok!" Celetuk Arie membuat semua orang di ruangan itu melongo.

"Ngada-ngada lo!" Ucap Afan dan Andryan.

"Serius, Rakha mendingan lo cerita aja ke mereka." Suruh Arie kepada Rakha.

"Gak! Lo gak usah ngaco deh Rie ngomongnya. Aneh banget." Omel Rakha pada Arie. Rakha masih mengelak karena menurutnya ini bukan waktu yang tepat memberitahu mereka bahwa dirinya sedang melalukan perjalanan waktu.

"Tapi kha...

Bel berbunyi menandakan bahwa mereka harus masuk ke kelas mereka.

"Dah ayo cabut!" Ajak Rakha.

...

Sepulang sekolah Rakha menunggu Mala di taman dan Mala sedikit terlambat.

"Telat 5 menit." Protes Rakha.

"5 menit doang elah!"

Rakha pun langsung berjalan melangkah lebih dahulu, lalu Mala mengikutinya. "Ngapain sih lo di belakang gue?"

"Hmm gapapa, oh ya sini tasnya gue aja yang bawa barangkali kaki lo masih sakit?" Mala menawarkan diri untuk membawakan tas Rakha, namun Rakha menolaknya. "Gak usah, tas gue mahal!"

Tiba-tiba ada siswi perempuan menghampiri mereka dan memberikan coklat untuk Rakha. "Kak Rakha ini buat kakak."

Mala tersenyum melihatnya. "Gak, gue gak suka coklat!" Raut wajah siswi itu pun terlihat sedih membuat Mala merasa kasian melihatnya.

Mala membuka tasnya mengambil coklat untuk di berikan pada Rakha. "Nih gue abis mungut dari sampah dan ini buat lo!"

Rakha hanya terdiam. "Lo tau kan dia belinya pake uang bukan pake daun tapi lo kasian apa? Lo malahan langsung nolak aja. Seenggaknya lo terima kek!" Omel Mala pada Rakha yang agak sombong.

"Di dunia ini ya Mala, gak ada yang gratis. Gue pernah bilang kan lo sebelumnya, gue gak pernah mau ngambil pemberian mereka karena gue tau mereka pasti mikirnya gue ngasih harapan padahal enggak, kalo pun gue ngambil, gue bakalan ngambil coklat dari lo." Rakha mengambil coklat yang Mala berikan.

Mala menghembuskan nafasnya, ia di buat heran oleh kelakuan Rakha tapi di dalam hatinya ia senang. "Aneh lo!"

Rakha pun pergi meninggalkan Mala kemudian membalikan tubuhnya. "Gue balik dulu ya Mala sayang... jangan lupa nanti malem jam 7 gue tungguin di rumah, bye!"

Mala tidak bisa protes, ia harusnya menuruti Rakha karena ingin menebus kesalahannya tapi Mala melihat Rakha sudah baik-baik saja. "Kaki lo gak masalah kan?"

Mendengar itu Rakha kembali berjalan pincang. "Dia tuh luka gak sih? Aneh banget emang dasar nyebelin!" Gerutu Mala.

...

Rakha kembali ke kolam sekolah, ia akan eskul dan mengikuti latihan dari pembina nya. Dikarena Rakha akan mengikuti lomba untuk mewakili sekolahnya.
"Elah gue tungguin lo, lama banget sih!" Protes Arie.

"Nih loker lo Kha." Eby memberikan kunci Lokernya.

"Lo piket disini?" Tanya Rakha.

"Iyaa, gue piket disini soalnya gue gak ikut piket kelas." Jawab Eby.

Tak lama kemudian mereka melihat Nizam berjalan menghampiri mereka. "Kunci gue mana?" Tanya Nizam dengan songongnya.

"Nih!"

"Rakha melirik pada Arie untuk merencanakan sesuatu."

Arie yang peka akan kode Rakha langsung bergegas turun.

Saat Rakha sedang mengganti pakaiannya di loker Rakha mendengar bahwa Nizam membicarakan Mala, dia mengatakan bahwa Mala menjadi incaran hanya untuk bersenang-senang.
Rakha pun menceritakan pada Arie lalu menyuruh Arie untuk mendorong Nizam ke kolam.

Saat Nizam sedang pemanasan di tepi kolam, dengan emosi Arie menendang pantat Nizam hingga terjebur di kolam renang.

Byurr...

Bersambung...

Go Back Or Not BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang