Part 11 : Rakha mulai ada perasaan?

734 39 0
                                    

Beberapa jam kemudian penjaga ruangan informasi itupun mengklarifikasi bahwa itu kecelakaan sistem. Mereka sedang memutar film dan lupa mematikan Mic.

...

Mala dan teman-temannya tengah makan di kantin, namun tiba-tiba saja Arie menyusulnya dan duduk di sebelah Mala. "Huft!" Mala menghembuskan nafas panjangnya.

"Dasar orang gak tau diri, anjing!"

Mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Cantika membuat yang lain terkejut. "Can, lo ngumpat?!" Tanya Mala.

"Lo ngumpat ke gue? Kenapa?" Timpal Arie heran.

Cantika yang tadinya berselera makan kini pergi meninggalkan tempat itu.

"Kenapa tuh?" Tanya Alifa.

"Gue gak tau, mungkin lagi pms kali."

...

Rakha melihat Mala sedang asik mengobrol dengan Nizam anak kelas 12 yang playboynya minta ampun, tapi dia tidak peduli. Dia hanya ingat apa yang Mala katakan padanya jangan pernah ikut campur, eits tapi tenang saja Rakha akan memberi pelajaran pada si bapak-bapak itu.

....

Rakha yang tengah berenang disekolahnya, ia berenang sambil memikirkan Mala. Akhir-akhir ini kedekatakannya dengan Mala tak seintens dulu namun banyak kejadian-kejadian di luar prediksinya, justru kejadian-kejadian itu membuat jantungnya berdetak kencang.

Ia menghentikan aktivitas renangnya lalu kembali menyudahi.

Ketika Rakha mengambil handuk, banyak teman-teman perempuannya yang langsung memberikan minuman untuknya.

"Ah dia gagah banget sih." Ucap beberapa perempuan yang menyukainya.

...

Sebelum jam istirahat kali ini anak Osis mengadakan lomba setiap tahunnya, yaitu lomba uji nyali di perpustakan belakang sekolah. Mereka mengajak anak kelas 10 untuk ikut nanti malam.

Alifa mengajak Mala untuk ikut, Mala awalnya tak setuju tapi ini permintaan Alifa jadi ia mau tak mau menyetujuinya.

Tiba-tiba saja Rakha mendatanginya, mengajak Mala keluar dari kelasnya.

Mala dengan terpaksa mengikuti Rakha.

Rakha mengajak Mala duduk di lobi sekolahnya.

Rakha hanya diam sambil menatap Mala tajam, Mala tertegun dengan situasi ini.

Bisa²nya Rakha ngajakin gue keluar tapi cuma gini doang, mana muka nya nyeremin lagi ~ dalam hati Mala berkecamuk.

Tapi Mala juga sedang mengamati Rakha, di tahun 2024, Rakha ini tidak sekurus sekarang. Mala pikir sekarang Rakha kurang makan.

"Hei!"

Mala membelalakan kedua matanya. Ia kaget dan tak percaya bisa-bisanya Rakha memanggilnya dengan sebutan "Hei"

"Lo manggil gue hei gitu?"

Rakha mengubah posisi duduknya, yang awalnya menjauhi meja kini mendekatkan dirinya pada meja.

"Gue cuma mau nanya buat jaga-jaga aja sih, sebenernya gue suka sama lo kan La?"

Rakha memotong ucapannya kembali menatap Mala. Mala bingung dengan mantan sahabatnya yang satu ini.

Sebenernya dia mau ngomong apa sih? ~ ucap Mala dalam hati.

"Pasti lo mikir gitu kan La?"

Mala kembali bingung. "En..enggak.. siapa juga yang mikir lo suka sama gue, gak jelas lo!" Jawab Mala tak terima.

"Bagus deh."

Mala kembali bertanya kepada Rakha. "Jangan² lo ya yang suka sama gue, abisan pas gue di depan lo, teriak² lo gak mau minggir?" Tanya Mala dengan penasaran.

"Ngapain juga gue suka sama lo, mendingan mulai sekarang lo gak boleh nempel-nempel ke gue lagi, lagian nih yaa lo sendiri yang bilang gue gak boleh ikut campur lagi sama semua apa yang lo lakuin!" Setelah mengatakan apa yang ingin Rakha katakan, ia pun langsung pergi meninggalkan Mala yang masih terduduk diam kebingungan.

"Hah? Aneh?!"

Saat Rakha masih berjalan, ia memegangi dadanya yang berdegup kencang sambil sesekali bernafas kasar.

"Huft..."

Disisi lain, Devi sedang berada di ruang tari, Afan langsung menghampirinya. "Lo suka nari Dev?" Tanya Afan.

"Lumayan."

"Boleh ajarin gue gak?" Pinta Afan membuat Devi malu. "Tapi gue belum jago banget, cuma kalo mau ikutan gapapa lah yaa, ngomong aja sama pelatihnya." Bukannya Devi menolak tapi dirinya memang belum sejago yang Afan kira.

"Oke.."

...

Sepulang sekolah seperti biasa Arie datang ke tempat les Vio, ia memberikan minuman untuk Vio dan teman-temannya.

Vio kaget melihat Arie sudah ada di dalam ruangannya, bahkan Arie tampak akrab dengan teman-temannya. "Hai..."

"Loh Arie?"

"Ini buat kamu." Arie memberikan minumannya kepada Vio.

Arie pun mengajak beberapa laki-laki yang ada di luar untuk bergabung, mereka pun senang akhirnya dapat masuk dan mengobrol bersama anggota club ballet.

"Makasih ya kak."

Hampir 2 jam sudah Vio berlatih, ia pun akan pulang tapi sebelum ia mengambil tasnya Vio merasa pusing lalu pingsan. Teman-teman Vio berteriak minta tolong, Arie yang mendengar itu langsung bergegas membawanya ke rumah sakit.

Hari sudah malam, kini Mala dengan Alifa sedang mengikuti lomba uji nyali yang dimana katanya itu menyeramkan.

"Halo semuanya..." sapa anggota osis ke seluruh peserta.
"Halo..."

"Malam ini uji nyali kita seperti biasa di perpustakan, aturannya adalah kalian harus mendapatkan amplop merah ini, jika kalian berhasil maka osis akan menaktir kalian makan."

"Tapi setiap tahunnya tidak ada peserta yang menang."

Mala dan Alifa berbaris di paling belakang. Alifa sangat takut sedangkan Mala justru biasa saja. Tidak ada ketakutan dalam dirinya padahal peserta pertama dan kedua saja gagal membuat peserta lain pun mengurungkan niatnya, hingga mereka semua menatap Mala dan Alifa pun mendorong Mala agar duluan.

"Ayo La, lo duluan aja." Mala dengan terpaksa mau dan berjalan santai memasuki ruangan perpustakaan itu.

Di tempat lain beberapa anggota osis melihat yang masuk itu Mala, mereka meremehkan Mala dan yakin jika Mala tidak akan menang.
"Mala? Gak akan menang La. Haha..."



Bersambung...



Go Back Or Not BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang