Part 9 : Mala dan Nizam

592 31 0
                                    

Arie yang baru saja keluar dari kelasnya langsung bergegas menuju tempat les Vio. Vio sendiri les di sanggar ballet, ia suka sekali menari. Arie yang melihat dari pintu saja sudah merasa bahwa Vio adalah sosok idamannya, apalagi kurangnya Vio? Cantik, postur tubuhnya pun amat sangat bagus.

"Hai." Arie melambaikan tangannya agar Vio melihatnya.

"Cie-cie di tungguin nih ye sama cowok barunya." Teman satu lesnya pun menyoraki penuh gembira melihat Vio tersipu malu.

"Apaan sih, yaudah gue kesana dulu ya."

Vio menghampiri Arie, dan Arie langsung memberikan minuman untuknya. "Ini buat lo."

"Makasih yaa Rie." Ucap Vio.

"Sama-sama, besok aku kesini lagi sekalian kita jalan. Bye..." Vio hanya tersenyum malu mendengar ajakan Arie.

...

Saat sedang rapat di ruangan osis, Mala melihat kakaknya, Eby dan Afan tengah bergurau keras hingga seisi ruang rapat melihat mereka. "Heh kakak gue yang gak punya malu! Lo ngapain sih disini cuma buat ketawa-ketawa? mana banyak yang ngeliatin. Fokus noh sama yang lagi ngomong." Mala menegur kakaknya.

Andryan tidak mendengarkan ucapan Mala ia malah menggerakan tangannya menyuruh Mala pergi.

"Hehe sorry ya La kelepasan soalnya." Eby meminta maaf kepada Mala.

...

Sehabis rapat osis Mala dan ketiga temannya itu pergi ke Mall, mereka akan belanja baju dan mengenakannya. Mala kali ini ingin sekali tampil feminim mungkin hanya untuk menyenangkan hatinya dari masalah² hidupnya sekarang.

"Gimana kalo kita ke mall?" Ajak Cantika.

"Setuju sih."

Mereka memilih baju sesuai keinginan mereka, dan tanpa di cuci terlebih dahulu mereka langsung memakainya.

Mala berpose cantik seolah-olah dirinya menjadi model, kemudian disusul oleh Cantika, Alifa dan Devi.

Beberapa orang memandang mereka penuh kagum, ada juga yang memandang mereka aneh.

Mala dan kawan-kawan memutuskan untuk berjalan kaki melewati jembatan untuk orang berjalan kaki. Jembatan itu menanjak dan menurun, mereka ingin kembali tapi tidak bisa juga alhasil mereka harus melewati turunan yang agak curam karena mereka memakai sepatu hak tinggi.

Alifa menghela nafas panjangnya. "Huft"

"Gimana nih curam banget lagi?" Tanya Devi.

"Kayaknya kita harus pelan-pelan deh turunnya." Usul Cantika.

Mala bukannya mendengarkan kata Cantika, ia malah tidak peduli. Jadilah dirinya tidak bisa mengendalikan dirinya untuk turun tanpa berhenti.

Sedangkan ketiga temannya jalan berhati-hati.

Mala berteriak kencang supaya semua orang minggir, dirinya tidak bisa menghentikan kakinya berjalan. "Awass... minggir..." teriak Mala.

Ketiga temannya cemas, mereka takut Mala akan terjatuh dan itu pastinya akan malu sekali untuk Mala.

"Minggir!..." Mala terus berteriak Minggir tetapi ada satu pria yang kaget dan hanya bisa berdiam diri di arah Mala jalan.

"Minggir... Awas..." Mala berteriak kembali karena seorang di depannya tidak mau minggir.

Dan brugh Mala menabrak Rakha, namun Rakha dengan sigap menangkapnya hingga mereka berdua berpelukan.

Ketiga teman Mala lega, karena Mala bisa diselamatkan oleh Rakha.

"Huft"

"Yaudah lepasin gue yaa, kan gue lagi bau abis main bola." Ujar Rakha dengan muka cueknya membuat Mala kaget.

"Sorry!"

"Lain kali kalo jalan ati-ati dong!" Rakha memarahi Mala. Mala hanya terdiam dan berterima kasih serta minta maaf atas kejadian ini. Tapi, ia merasa rindu pada sosok Rakha yang dulunya sangat peduli padanya, dan sekarang Rakha justru tak peduli sama sekali bak orang asing.

Kepergian Raka membuat Mala sedikit kecewa, harusnya Rakha akan menanyakan hal yang menyangkut dirinya.

...

Kini Mala dan ketiga temannya sedang berada di sebuah tempat karaoke mereka asik menyanyi dan bersenang-senang.

Mala bertemu dengan Nizam yang sering tebar-tebar pesona di tempat karaoke itu, dan Mala pun di ajak berkenalan. "Hai Mala.."
"Hai.."

Arie melihat Mala berkenalan dengan Nizam langsung mendatangi Mala detik itu juga. "Mala?!"

Mala menengok ke sumber suara ternyata itu adalah suara Arie. "Kak Arie?"

"Ngapain kamu disini sama dia?" Tanya Arie sedikit kesal.

"Bukan urusan kakak!" Jawab Mala. Mala bingung mengapa sekarang Arie mempedulikannya, bukankah selama dia berada disini, Mala tidak pernah di anggap oleh Arie sedikit pun.

"Ini urusan gue La, lo gak tau siapa dia? Lo gak boleh deket-deket dia!" Tegas Arie pada Mala.

Mala geleng-gelengkan kepalanya. "Gak semua yang lo liat itu gak baik kak, lagian selama ini kak Arie gak pernah peduli sama gue? Terus sekarang lo tiba-tiba dateng kesini dan sok-sokan peduliin gue? Apa sih mau lo kak?" Mala marah pada Arie, ia hanya ingin mengubah masa depannya dan kejadian kemarin itu sudah cukup jelas bahwa Arie yang ia cintai kini tidak bisa ia miliki.

Arie bingung pada apa yang Mala katakan, kenapa Mala memposisikan seolah-olah dirinya adalah orang terdekat Mala. Bukankah selama ini hanya Rakha yang ada di dekatnya?


Bersambung...

Bersambung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Go Back Or Not BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang