Mala terkejut tidak menyangka jika Ayahnya membaca buku diary dirinya, dan bahkan bisa menyangkutkan semua yang Mala ungkapkan dengan apa yang ia lihat di buku diary milik Mala.
"A..a...ay...ayah tau dari mana?"
"Jawab jujur La?" Tanya Lian.
Mala mengangguk mengiyakan pertanyaan Ayahnya.
"Jadi kamu ada masalalu sekarang?" Tanya kembali Ayahnya.
Tiba-tiba saja Voke datang menghampiri suami dan anaknya. "Masalalu? Kalian ngobrolin apa sih? Bunda kepo?" Tanya Voke.
"Bund, Mala ternyata...
"Ayah! Oke Mala ngaku sebenernya Mala udah gede Bunda Ayah, Mala udah 17 tahun bukan 15 tahun lagi. Mala gak tau kenapa Mala tiba² kembali ke masalalu, Mala gak tau apa yang terjadi." Ucapnya sambil menangis.
"Mungkin Ayah, bunda dan semua orang disini kecuali Rakha gak akan percaya aku bisa kembali ke masalalu tapi ini kenyataan, Mala bangun² udah nemuin Ayah masih hidup dan bangunin Mala buat sekolah."
Voke dan Lian kembali mengingat kejadian dimana Mala berubah menjadi aneh untuk pertama kalinya. "Ayah inget kan pas itu?"
Lian mengangguk.
"Mungkin sekarang Mala sadar kenapa Mala kesini? Karena disana Mala gak ikhlas akan kematian ayah, akan kematian Arie pacar Mala. Mala gak bisa kehilangan kalian berdua maka nya tuhan ngirim Mala kesini, supaya Mala lebih ngehargai waktu bersama keluarga. Bukan hanya soal pacar." Voke memeluk Mala dengan erat mengelus rambut puterinya yang sedang menangis.
"Bunda mengerti nak, di dunia ini gak ada yang gak mungkin semuanya pasti mungkin tapi bunda selalu berharap dimanapun kamu berada kamu harus bahagia. Menangis itu wajar tapi jangan jadikan tangisan mu membuat kamu terjebak di mana seharusnya kamu justru lebih bahagia disana." Ucap bunda Voke.
"Mala, kalo pun ayah sudah meninggal di masa depan. Mala gak boleh sedih, gak boleh menyesal atas apa yang Mala lakukan."
Mala pun melepas pelukan Voke. "Mala gak bisa Ayah, Ayah tau 1 tahun tanpa Ayah rasanya berat. Mala selalu di hantui rasa bersalah. Mala gak ada disaat Ayah meninggal, Mala bahkan ngebentak Ayah di hari terakhir Ayah meninggal. Bahkan Mala gak bisa ngucapin kalo Mala sayang Ayah. Mala cuma kecewa sama diri Mala sendiri, Mala bukan anak yang baik. Maafin Mala Ayah bunda."
Tangisan mereka, obrolan mereka terdengar oleh Andryan, ia tidak mendekati Mala dan orang tuanya, ia justru marah pada Rakha dan Arie. Ia yakin penyebab masuknya Mala ke masalalu adalah ulah Rakha yang tidak becus menjaga Mala.
"Bangsat, kenapa adek gue masuk kesini? Kenapa dia gak ikhlas atas kematian Ayah? Harusnya dia bahagia bukan?"
Akhirnya Andryan pun merencanakan sesuatu untuk membuat semua masalah ini ada jalan keluarnya. Dimana Mala harus berada di tempat yang seharusnya ia ada, dia tidak ingin membuat adiknya terjebak dengan keadaan yang sulit di mengerti.
Sementara itu dimalam hari yang sedikit dingin Rakha memandangi foto dirinya dan Mala. Wajahnya saat memandangi foto itu terlihat menyimpan kesedihan. Ia mengingat apa yang Eby katakan padanya. Ia juga ingat jika Mala masih belum selesai dengan Arie. "Kalo seandainya gue yang bisa keluar dari semua masalah ini, apa gue sanggup ngejalanin hidup tanpa Mala?" Tanyanya kepada diri sendiri.
"Kenapa gue berdoa pengen kembali ke masalalu? Kenapa Rakha lo bodo banget!" Rakha memukul kepalanya sendiri, ia kacau kali ini.
Semua yang ia ingin lakukan dimasalalu bahkan membiarkan Mala bahagia bersama Arie pun sia-sia, justru kembali nya mereka disini membuat semuanya semakin rumit. Rakha mencintai Mala, Mala pun begitu namun Arie? Dia sendiri sudah jelas sudah menaruh perasaannya pada Mala.
"Arrggh!"
Disisi Lain Arie juga sama sedang menatap bingung foto Vio dan Mala, ia tidak tahu untuk siapa hatinya sekarang? Untuk Mala kah? Atau untuk Vio.
Mala si anak tomboy yang mungkin menyebalkan di awal untuknya tapi untuk saat ini dia adalah orang yang paling sering membuatnya tertawa lepas. Berbeda saat bersama Vio, bersama Vio dirinya tidak bisa tertawa lepas apalagi Vio yang baru saja ia ketahui adalah gadis egois dan bahkan rela membiarkan dirinya menginap dengan Arie.
"Kenapa gue di buat bingung yaa?"
...
Keesokan harinya. Mala menunggu Rakha di depan pintu gerbang sekolah, ada yang harus Mala bicarakan pada Rakha namun Andryan menarik Mala terlebih dahulu untuk pergi bersama nya.
"Kak....
"Ngapain lo di gerbang? Lo gak mau pulang?" Tanya Andryan pada Mala.
"Nungguin Rakha." Jawab Mala.
"Mulai sekarang lo gak bisa ketemu sama dia dan Arie." Suruh Andryan yang membuat Mala kesal.
"Kenapa? Kok lo gitu? Mereka kan sahabat lo?"
"Lo bisa gak sih sedikit dengerin omongan gue La, gue ini abang lo, gue tau apa yang terbaik buat lo." Andryan tetap menarik tangan Mala agar pulang bersamanya.
Malam harinya Mala yang sedang sedih memikirkan Rakha pun akhirnya keluar dari kamarnya, ia berlari sambil menangis mengelilingi komplek rumahnya.
Ia ingin kembali, ia ingin memeluk bundanya yang sendirian disana, ia ingin bahagia bersama Rakha di tempat yang seharusnya ia ada.
Namun sampai sekarang Mala belum juga kembali.
"Kenapa? Kenapa gue gak bisa kembali ke masa seharusnya gue ada? Arghh...." teriak Mala sambil menangis.
Arie yang mengetahui Mala sedang menangis histeris ingin sekali memeluknya namun tidak bisa, ia rasa ini bukan waktu yang tepat jika Arie mengatakan dirinya memilih Mala dan ingin kembali pada Mala seperti apa yang seharusnya terjadi.
Rumit, itulah yang dirasakan Mala dan Rakha.
"Gue sekarang udah cinta sama Rakha? Tapi kenapa gue sama Rakha gak bisa balik kayak dulu? Gue pengen pulang!!!"
Arie mendengar Mala berteriak bahwa dirinya sudah mencintai Rakha, kini menjadi marah dan emosi. Ia buru-buru pergi ke rumah Rakha, menurutnya semua ini salah Rakha. Mengapa Rakha membawa Mala kembali dan mengatakan bahwa Mala adalah kekasihnya namun justru membuat rumit hingga Mala jatuh cinta padanya.
"Rakha!!!"
Saat Arie datang Rakha sudah ada di halaman rumahnya. "Kenapa lo Rie?"
Bugh
"Brengsek!"
Bugh
Arie memukul Rakha 2 kali berturut-turut, ia marah saat ini. Rakha yang tak terima pun membentak ari dan membalas pukulannya.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Go Back Or Not Back
FanfictionMala yang berjuang mati-matian ingin kembali pulih setelah kepergian kekasihnya harus di hadapkan dengan masalah rumit yaitu kembali ke masalalu yang mempertemukan dirinya kembali dengan kekasihnya dan sahabatnya.