Part 7 : Bukan Mala

731 39 0
                                    

"Eh eh Rakha, lo kan kenal tuh sama Flavio Zaviera. Boleh gak kalo deketin gue sama Vio?" Pinta Arie yang sedang melihat feed instagram Vio.

Rakha kaget, kenapa Arie justru ingin mendekati Vio? Harusnya dia dekat dengan Mala. Dan Mala pun sampai sekarang masih menyukainya, Rakha bingung apa yang harus ia lakukan. Dia takut jika mengijinkan Arie dekat dengan Vio justru membuat Mala terluka.

"Gini bro, bukan gue gak mau nih yaa tapi gue gak deket banget sama dia jadi gue gak bisa, padahal nih gue mau deketin lo sama Mala." Kata Rakha dengan perasaan tidak enak.

"Mala? Gue coba deh yaa deketin dia tapi gue gak janji gue bisa sama dia." Ucap Arie membuat Rakha sedikit melega.

....

Mala, Alifa, Devi, Cantika sedang berjalan-jalan ke taman. Mereka duduk dan saling bercerita. Tapi, ketiga temannya itu tidak ingin waktunya terbuang sia-sia mereka menanyakan hal yang menurut mereka aneh kepada Mala.

"La, jelasin sama kita lo tuh kenapa sih sebenernya?" Tanya Alifa.

Mala awalnya hanya menjawab bahwa dirinya baik tapi Alifa dan yang lainnya penasaran mengapa dua hari ini Mala terlihat aneh. Akhirnya Mala pun bercerita bahwa dirinya kembali ke masalalu, masa dimana dia ada di kelas 10.

Mereka semua tidak percaya pada apa yang Mala katakan, mana mungkin Mala bisa kembali ke masalalu itu hanya ada dalam buku fiksi.

"Ngaco emang lo tuh sekarang, udah ah mendingan kita balik." Ajak Alifa.

"Eh tunggu dulu!" Teriak Mala kecewa karena teman-temannya itu tidak percaya.

....

Rakha sudah rapih dengan pakaian sekolahnya, ia akan langsung berangkat ke sekolahnya menggunakan motor kesayangannya.

Saat Rakha sedang fokus mengendarai motornya di tengah jalan ia melihat seorang musuhnya di kehidupan 2024. Ia yang awalnya tidak berpikir ingin mencari gara-gara malah berinisiatif mencari gara-gara.

"Gue kerjain ah ada Nizam sama ceweknya kayaknya lagi marahan."

Rakha membawa minuman bersoda lalu dia mengocok minuman itu terus menerus dengan cepat dan memberikannya kepada Nizam. "Lo berdua kalo lagi berantem mendingan minum ini dulu nih, biar adem." Tanpi pikir panjang Nizam pun mengambil yang di berikan Rakha.

Rakha pun pergi meninggalkan mereka belum lama Rakha pergi, Nizam membuka botol minuman itu dan byurr...
Minuman soda itu menyembur kearahnya.

"Bangsat!" Teriak Nizam.

Rakha tersenyum penuh kemenangan.

....


Saat jam istirahat Mala dan kawan-kawannya ke kantin, mereka mengambil makanan yang sudah di sediakan. Setelah itu mereka mencari tempat duduk yang kosong, saat mereka hendak makan. Alifa langsung mengambil makanan Mala.

"La, gue makan ini ya, kan lo pasti gak mau." Pinta Alifa, memang sudah biasa jika teman Mala ini meminta jatah makanan pada Mala dikarenakan Mala ingin badannya tetaplah kurus.

"Eits, gak bisa! Gak ada yang boleh minta makanan gue!" Mala menutupi makanannya dengan tangan. Sedangkan yang lain mulai kembali terheran-heran dengan Mala. Pasalnya Mala tidak pernah begini. "Lo sehat La?"

"Sehat dong!"

"Lo tuh ya La paling gak suka kalo makan banyak sekarang kenapa makan lo banyak sih, pelit lagi buat bagi²." Ujar Devi di setujui oleh Alifa dan Cantika.

"Gue tuh sekarang mau bodo amat aja, lagian 2 tahun yang akan datang gue masih segini² aja kok." Jawaban Mala justru membuat ketiga temannya geleng-geleng kepala.

...

Dimalam hari yang sejuk, Arie, Afan dan Eby sedang berada di cafe, mereka ingin menemui wanita yang sudah mereka chat untuk di ajak bertemu.

Tapi sudah setengah jam tidak ada wanita yang datang ke cafe tersebut, hanya ada satu wanita cantik berambut hitam berkulit hitam manis menggunakan kacamata.

Ya, Wanita itu bernama Flavio Zaviera. Wanita yang Arie sukai selama ini. Vio duduk diantara kursi-kursi kosong, tak lama kemudian Rakha datang menghampiri Arie dan kawan-kawan.

"Oy!"

"Eh Rakha, tumbenan lo ngaret?!" Tanya Arie.

"Biasalah abis nyusul si Andry cuma dia gak bisa ikut. Biasa lah ceweknya nih posesif bener deh." Ujar Rakha. Rakha melihat sekelilingnya mendapati Vio yang tengah duduk, ia yakin Arie akan senang melihat pemandangan ini tapi bagaimana dengan Mala? Rakha berharap Mala tidak akan pernah datang kesini malam ini.

Tapi harapannya sia-sia, tidak lama Mala pun datang bersama temannya. Mala hanya menemani temannya itu kencan buta.

"Mala?"

"Rakha?"

Mereka sama-sama tidak menyangka akan bertemu disini.

Arie tidak begitu peduli jika Mala datang, ia malah lebih memilih mendekati Vio, Rakha tau bagaimana isi hati Mala, dari raut wajahnya saja dia bisa membaca bahwa Mala sedang tidak baik-baik saja.

Rakha memutuskan untuk pergi, dia tidak ingin melihat Mala yang ia kenal sedih, tapi dia juga sudah tidak ingin ikut campur tentang Mala.

Mala sendiri sudah mengatakan bahwa dirinya akan mendekati Arie dengan caranya sendiri, dan dia tidak membutuhkan bantuan siapapun.

Mala tertegun, menahan sakit hati yang ia rasakan sekarang. Dirinya benar-benar harus kuat, harus sabar melihat apa yang di lakukan Arie.

Sabar La, gue yakin ini rencana tuhan buat gue kalo gue pacaran sama Arie nya nanti, gue yakin Arie pasti kembali dan gak akan pernah ninggalin gue. ~ dalam hati Mala.

Ketiga teman Mala asik mengobrol dengan Eby dan Afan, sedangkan dirinya sibuk dengan pikirannya sendiri. Ia melihat jelas bahwa Vio sangat akrab dengan Arie.

Beberapa menit kemudian Vio dan Arie pergi keluar entah kemana mereka pergi tapi Mala penasaran. Mala ingin mengikuti mereka tapi hatinya sudah tidak sanggup, semakin ia melihat Vio dan Arie semakin sakit juga hatinya.

Apa yang harus Mala lakukan? Apa Mala harus menangis di depan teman-temannya? Atau lebih baik Mala ikut pergi.

Mala keluar pergi entah tidak tahu arahnya kemana, ia hanya ingin merendamkan rasa sakit di hatinya.

Berjalan-jalan tanpa tujuan, menahan sesaknya dada, akhirnya Mala hanya bisa menangis terisak.

Dia kecewa pada semua kenyataan yang ada, harusnya hari ini ia akan berkencan dengan Arie bukan malah melihat Arie bersama Vio.

"Dulu harusnya gue yang kayak gitu sama Arie, tapi sekarang bukan gue sih."

"Mala.."

"Mala.."

Mala mendengar suara Arie yang sedang memanggilnya, ia tak menyangka bahwa Arie datang padanya. Mala mendekati Arie tapi ternyata itu hanya halusinasi Mala saja.

"Arie.."

"A..rie..

"Mala...

"Arie..

Mala tersadar bahwa ini memang halusinasinya.

"Kalo semuanya berbeda dari apa yang gue mau kenapa tuhan ngirimin gue kesini?" Mala berteriak sambil menangis tersungkur di pinggiran jalan.

Akhirnya Mala memutuskan untuk pulang menaiki taksi yang biasa berhenti di jembatan, ia langsung masuk dan memberitahu rumahnya.

Seketika itu juga Rakha tercengang, dia tak menyangka bahwa Mala salah menaiki mobil dan dirinya juga sedih melihat Mala menangis.

"Ayo pak, anterin saya ke alamat ini." Mala pun memberikan kartu dan uangnya."

Bersambung...

Go Back Or Not BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang