Part 17 : Sudah saling suka

522 42 0
                                    

"Gue udah nurutin kemauan lo, jadi gue harus balik ini udah jam 9 malem." Mala melangkah maju sedikit. Namun Rakha mencegahnya. "Mala!"

Mala menengok. "Gue ada urusan sebentar dan gue harus ke kantor polisi, lo mau ikut gak?" Ajak Rakha sambil mengambil benda yang ada dalam kantongnya yaitu dompet Mala.

Dengan terpaksa Mala mengikuti ajakan Rakha.

Begitu juga dengan Arie yang mengantarkan Vio untuk pulang, di tengah perjalannya Arie ingin Vio menunjukkan bakatnya di depannya siapa tau nanti banyak yang menonton. Arie dengan sengaja memutarkan musik Hip hop lalu Vio pun menari ballet dengan musik tersebut, beberapa orang berdatangan melihat penampilan Vio, mereka kagum karena Vio bisa menari ballet dengan musik hip hop bagi mereka ini suatu yang menyenggarkan.

Vio senang dirinya di lihat banyak orang. "Makasih ya Rie."

"Kamu gak harus berterimakasih sama aku, kan emang kamu keren." Puji Arie.

Saking senangnya Vio, Vio dengan tidak sengaja menggandeng tangan Arie, hingga Arie salting.

Balik ke Mala dan Rakha. Rakha mengajak Mala ke sebuah rumah makan, ia mengajak Mala untuk makan malam bersama nya. "Gue nemuin ini di kursi belakang."

Mala langsung memeriksa isi dompetnya. Lalu dia bertanya. "Tau dari mana ini punya gue? Sedangkan di sini gak ada kartu nama gue."

Rakha menjawab. "Gue itu sahabatan sama lo dari SMP ." Jawab Rakha.

"Makasih yaa, yaudah kalo gitu gue yang bayarin deh sekarang." Mala berterimakasih pada Rakha karena ia telah menemukan dompetnya, namun Mala kembali mengingat jika dompetnya ini berada di kursi belakang mobil Rakha itu artinya Mala pernah menumpang di mobil Rakha.

"What?" Mala berteriak membuat Rakha kaget.

"Apaan sih lo bikin gue kaget aja."

"Eng...enggak papa kok."

Rakha mengangguk. Mala masih saja mempermasalhkan soal kaki Rakha, ia yakin bahwa sebenarnya Kaki Rakha telah sembuh.

"Gue yakin lo boong kan? Kaki lo udah sembuh kan?"

"Jadi gini balesan lo sama orang yang udah nemuin dompet lo?" Cibir Rakha pada Mala.

"Tapi kalo lo beneran sakit gue ngerasa gak enak Rakha. Gue khawatir bikin lo kesakitan, kalo lo ada luka lo harus kerumah sakit." Ocehan Mala membuat Rakha yang melihatnya senyam senyum sambil menyedekap kedua tangannya.

"Emangnya kenapa harus ke rumah sakit?"

"Lo gak ngaca Kha, dari atas sampai bawah lo tuh orang kaya dan emang lo orang kaya bahkan lebih dari gue. Arloji lo, tas lo, sepatu lo, mobil lo semuanya mewah, masa ke rumah sakit doang lo gak mampu kan aneh?" Mala mengoceh kembali.

Rakha kali ini mengubah posisinya, menyenderkan dirinya pada meja dengan tangan kanan menompang kepalanya untuk lebih dekat memandangi Mala yang ada di hadapannya.

"Aneh, selama ini lo berkepribadian ganda atau gue yang gak pernah becus jadi sahabat lo. Gue sering liat lo akhir-akhir ini nangis tapi tadi lo gak nangis sama sekali padahal filmnya sedih?"

"Hah?" Mala bingung kenapa Rakha semakin aneh sekarang dan membuatnya amat sangat gugup.

Rakha masih berkutat pada seseorang yang ada dihadapannya, memandangi kecantikan Mala sambil tersenyum. "Kayak bener deh La kalo gue suka sama lo!" Ucap Rakha dengan sadar.

"Lo suka sama gue juga gak La?"

Mala masih terdiam melongo mendengar semua yang Rakha katakan. "Kayaknya gue yakin lo sukanya sama Arie kan?"

"Gue juga suka sama Lo kha, tapi gue gak tau. Gue masih bingung harus gimana." Jawab Mala dengan gugup.

"Kalo besok kita berdua kembali ke dunia nyata. Besok lo harus jadi pacar gue yaa." Pinta Rakha mendapat anggukan dari Mala.

Rakha mengantarkan Mala pulang sampai di depan rumahnya. "Kenapa lo nganterin gue kesini, kaki lo kan masih sakit?"

"Gue gapapa kok, udah sembuh pas nonton film tadi." Jawab Rakha.

"Yaudah besok lo jaga diri baik-baik yaa, sampe ketemu besok."

Rakha bahagia sekarang, ternyata Mala juga menyukainya tapi ia bingung bagaimana kembali ke tahun 2024? Apakah mereka besok bisa kembali.

Tiba-tiba saat Rakha hendak menuju ke mobil tangan Rakha di cegat oleh seorang pria dewasa yaitu Lian. "Loh om Lian?" Rakha kaget bukan main.

"Senyam senyum mulu, kenapa kamu abis nganter Mala kayaknya seneng gitu?" Tanya ayahnya Mala.

"Gimana yaa om, ya soalnya aku sama Mala udah baikan."

"Baikan? Emang kalian musuhan? Kenapa bisa Mala musuhin kamu? Kamu bikin dia sakit hati ya? Kamu nakal ya sama dia?" Lian memukul pantat Rakha pelan karena ia gemas dengan jawaban Rakha.

"Aduh om, ampun ih. Iya bukan gitu, maksud aku...

"Udah ayok ikut om, kita makan..." Lian mengajak Rakha makan bersama di warung makan. Padahal, ia tau Rakha tidak pernah Makan di pinggir jalan.

Saat mereka tengah makan, Lian menanyakan beberapa pertanyaan tentang Mala. Lian menanyakan apakah Rakha menyukai Mala atau hanya menganggap Mala sahabatnya saja, namun Rakha menjawab bahwa dia benar-benar menyukai Mala.

...

Mala dan Rakha tengah kecewa pasalnya mereka sama sekali tidak kembali lagi, mereka masih di masalalu. Hari ini pun cuaca tidak cukup baik, gerimis datang membahasahi seluruh kota.

Vio menunggu hujan reda di halte bus, kemudian bus pun berhenti dan Arie sedang turun.

Arie langsung menghampiri Vio. "Hai..."

"Vio, kamu kok disini aja? Gak bawa payung?"

Vio menggeleng-gelengkan kepalanya. "Ada gak sih yang jualan payung?" Tanya Vio.

Arie menjawab dan menawarkan diri agar memakai payungnya bersama. "Gak ada. Mendingan pake payung gue aja sama-sama, ayok!" Ajak Arie.

Disisi lain Rakha tengah memberi makan kucing yang menangis karena lapar. "Makan tuh cing, jangan nangis² ya cing. Kayak Mala lu cing nangis mulu kalo di depan gue." Ucap Rakha.

Saat Rakha sedang asik memerhatikan kucingnya, ia pun melihat Mala yang tengah kesusahan karena payungnya rusak.

Rakha pun mendatangi Mala. "Aduh kenapa sih payung gue. Basah kan gue!" Keluhnya.

Mala pun menutup payung itu dengan susah payah, namun tiba-tiba saja Mala merasa ada orang yang memayunginya. Mala membalikkan badannya dan benar saja, itu adalah Rakha.



Bersambung...

Go Back Or Not BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang