Afan dan Eby yang sedang berjaga di standnya melihat Arie bersama Vio. "ARIE!!!"
Arie tersenyum gelisah karena ia takut bahwa teman-temannya itu akan marah padanya.
"Eh, lo tuh kita semua jaga disini kenapa lo malah pacaran!" Omel Eby pada Arie.
Tak lama kemudian Mala menghampiri stand kelas Arie, ia berencana ingin membeli semua balon air itu dan menargetkan Arie untuk ia lemparkan balon air tersebut.
"Mala mau ikutan main balon air? 20ribu 3 bola.
"Gue bayar ini semua 500 ribu." Mendengar apa yang Mala ucapkan membuat yang lain pun kaget dan senang.
"500 ribu? Boleh banget Mala cantik." Afan langsung melayani Mala dengan senang hati. "Tapi....
"Tapi apa?"
"Tapi harus Arie yang disitu!" Tanpa pikir panjang Afan dan Eby langsung menggandeng Arie untuk menjadi target Mala.
Vio melihat itu merasa kesal pada Mala dan kasihan pada Arie, bagaimana bisa Mala membeli semua balon berisi air untuk di lemparkan ke arah Arie.
Siswa dan siswi yang sedang berjalan-jalan pun berhenti seketika, mereka ingin melihat pertujukan Mala yang akan melemparkan balon air ke arah Arie. Mereka ingin tahu apakah Mala bisa dan tak pernah melesat.
Mala sudah berancang-ancang untuk melempar balon air pertama.
"1 2 3." Ternyata Mala mengeprank Arie padahal Arie sudah menutup matanya.
Arie kesal. "Cepetan Ma...
Belum selesai Arie ngomong Mala sudah melempar balon air itu.
Plak
"MALA!" Kesal Arie.
Plak
Plak
Plak
Semua orang yang melihat Mala selalu berhasil pun takjub dan bertepuk tangan. "Gue gak nyangka ternyata Mala hebat banget ngelemparnya." Kata Eby sambil tertawa tipis.
Mala melempar dengan tepat itu akibat dirinya malas, tong sampah di kamarnya ada di dekat pintu setiap ia membuang sampah pasti di lempar sehingga ia mahir dalam melempar balon air ke arah Arie.
Plak
Plak
Vio merasa sangat kasian dan khawatir pada Arie, bisa saja Arie akan masuk angin jika terus-menerus di lempari balon air.
"Afan, bisa gak sih kalo Arie di ganti yang lain?" Usul Vio.
Afan pun menyampaikan usulan Vio ke Eby namun Mala yang mendengar itu pun menolak. "Jangan, target gue itu Arie!"
Eby malah tertawa bahagia.
Plak
Plak
Plak
...
Setelah itu selesai Arie pun mengeringkan rambutnya yang basah akibat Mala. Ia tidak habis pikir pada gadis tomboy itu, mengapa dia tega melakukan hal mempermalukannya di depan semua orang, jika dia malah karena ini bagian dari masalalu nya yang dulu mengapa ia tak bilang saja bukan menjadikannya target seperti ini.
"Bener-bener yaa tuh cewek tomboy!" Gerutu Arie.
Hari sudah malam, kini mereka semua tengah berkumpul di mini bar kelas Mala dan menyatap makanan yang Mala masak.
"Rakha, lo kemana aja sih? Lo gak tau apa ada pertunjukan seru. Mala beli 500 rb balon air dan targetnya cuma Arie, udah mana Mala hebat banget lagi ngelemparnya, kena terus gak pernah gagal." Eby menceritakan apa yang terjadi tadi siang di stand nya, ia tertawa dan ikuti oleh Afan. Arie sedikit kesal karena mereka berdua menertawakannya.
"Giliran Rakha aja yang pergi lo berdua gak marah, lagian Andryan juga gak ada kan tadi." Protes Arie.
"Andryan sama gue tadi, sorry gue gak bisa ikut soalnya lo tau kan gue gak suka dan gue juga ketua osis tugasnya ngawasin doang. Yaudah makan disini biar gue yang bayarin." Mereka pun bersorak senang.
Saat mereka tengah asik berbincang salah satu panitia datang ke tempat Mala, mereka memberitahu bahwa kelas Mala belum mendaftarkan calon Puteri sekolah.
Alifa dan Devi serta Cantika pun menyuruh Mala untuk mendaftarkan dirinya, Mala memiliki paras wajah yang tidak membosankan dan cantik. Namun, Mala menolaknya di karenakan ia tak membawa baju.
Rakha pun menawarkan baju yang di belinya siang tadi.
"Gue tadi abis beli gaun, lo pake aja La." Suruh Rakha.
"Emang boleh anak setomboy Mala ikutan ajang puteri sekolah?" Cibir Arie yang masih kesal akibat kejadian siang tadi.
"Hih!"
Semua yang ada disitu kecuali Arie dan Vio mendukung Mala untuk mengikuti ajang Puteri Sekolah.
Mala gugup dan merasa malu di karenakan ini pertama kalinya Mala tampil di acara festival sekolah, sejujurnya ia tidak tau bakat apa yang ia punya.
Acara telah di mulai, Mala semakin gugup bahkan ingin kabur saat dirinya di panggil oleh MC untuk naik ke atas panggung. MC mengetahuinya dan sialnya Mala tidak dapat kembali lagi.
Satu persatu dari mereka sudah menunjukkan bakat yang mereka punya, kini giliran Mala yang harus menunjukkan bakatnya.
"Mala Mala Mala!!!" Penonton pun menyoraki Mala hendak menyemangatinya.
Mala pikir ia lebih baik bernyanyi saja.
Mala menyanyikan lagu kembang perawan, ia menyanyikan lagu itu dengan suara sangat indah dan merdu. Awalnya memang gugup tapi mendengar teriakan temannya Mala pun tak gugup lagi.
"Mala jangan gugup!" Teriak Devi.
Ketika surya menampakkan cahayanya
Kugapai hari terangku menanti sebuah cerita
Yang pasti akan terjadi di diriku
Kini kumulai mengerti artinya cinta
Walau senda tawa namun hatiku mulai merasa
Bila dekat lelaki aku pun malu
Akulah kembang perawan ingin mulai merasa
Perasaan yang pasti milik semua insan
Aku mulai jatuh cinta papa biarlah aku
Menikmati semua anugerah di hidupku
Kini kumulai mengerti artinya cinta
Walau senda tawa namun hatiku mulai merasa
Bila dekat lelaki aku pun malu
Akulah kembang perawan ingin mulai merasa
Perasaan yang pasti milik semua insan
Aku mulai jatuh cinta papa biarlah aku
Menikmati semua anugerah di hidupku
Aku mulai jatuh cinta papa biarlah aku
Menikmati semua anugerah di hidupku.Mata Rakha tak pernah berpaling melihat Mala, Arie pun begitu namun ia menengok ke arah Rakha dan menyadari bahwa Rakha pasti menyukai Mala.
Vio pun melihat Mala dengan senyum kagum, sesekali melihat Arie yang sepertinya memiliki perasaan pada Mala.
Disisi lain Nizam yang melihat menampilan Mala semakin ingin mendekatinya, bukan karena ia ingin seriusan dengan Mala melainkan hanya ingin main-main dengan Mala.
"Ayo Zam cepet gebet nanti diambil orang dulu!" Ucap temannya.
Bersambung....
KAMU SEDANG MEMBACA
Go Back Or Not Back
FanficMala yang berjuang mati-matian ingin kembali pulih setelah kepergian kekasihnya harus di hadapkan dengan masalah rumit yaitu kembali ke masalalu yang mempertemukan dirinya kembali dengan kekasihnya dan sahabatnya.