...
Kembali lagi pada Mala yang sedang makan di restoran cepat saji bersama seluruh peserta serta anggota osis. "Mala.. Mala..Mal.." semua peserta pun bersorak gembira karena Mala berhasil memenangkan lomba itu.
Mala hanya tersenyum lalu melihat ke Arah Rakha, ia teringat kaki Rakha yang memar. Akhirnya ia berinisiatif memberikan Rakha es batu.
Mala menghampiri Rakha yang tengah duduk. "Nih es batu buat lo!"
Kebaikan Mala seperti biasa di tolak Rakha. Dan dengan terpaksa Mala pun nekat mengangkat kaki kanan Rakha ke meja samping untuk di beri es batu. "Ngapain sih La?"
"Protes mulu lo! Ini biar lo gak memar lagi!" Omel Mala pada Rakha. Setelah Mala pergi Rakha tersenyum senang. Dia pun mengamati Mala yang selalu tersenyum.
"La, gue kenyang banget sumpah, tapi gue mau bawa makanan buat dirumah boleh?"
Mala mengangguk. "Kalian mau bawa pulang boleh kok."
Dan mereka kembali bersorak.
Karena menangantuk Mala malah terbentuk meja membuat semuanya tertawa tapi berbeda dengan Rakha justru cemas.
"Aduh!"
"Hahaha..."
Setelah mereka kenyang, mereka memutuskan untuk pulang. Mala menitipkan Alifa kepada teman yang lainnya, di karena rumah Alifa sedikit jauh dan tidak searah dengannya.
Disisi lain Rakha yang melihat Mala sendirian dijalan pun mengikutinya dari sebrang.
Ia mengikuti Mala yang sangat aktif, sampai pada akhirnya Mala menaiki bus.
Di dalam bus, Mala hanya terdiam menatap jalanan.
Mala sebenarnya bingung dengan perasaanya sekarang. Ia bingung mengapa akhir-akhir ini dirinya gugup jika harus berhadapan dengan Rakha, ia bahkan sampai sekarang belum mulai pendekatan dengan Arie, padahal ia sangat mencintainya.
Mala kembali mengingat kejadian dulu, hari ini harusnya Mala menangis ketakutan dan Arie menenangkannya tapi kali ini dia hanya menangis sendiri karena merindukan Arie, Rakha serta Ayahnya.
Ia menangis di dalam bus, yang dimana Rakha pun ada di belakangnya.
Rakha mengikuti Mala sampai ia masuk kerumahnya, ia tetap berdiri di dekat rumah Mala sampai Mala masuk dan tertidur.
...
Pagi hari yang cerah Mala terbangun dari tidurnya, ia langsung menantap kalender dan ternyata dirinya belum kembali juga.Di hari libur biasanya Mala tidak pernah membantu ibunya, kini ia membantu ibu nya mencuci piring. "Ya ampun anak bunda pinter banget." Puji Voke yang kaget melihat Mala mencuci piring.
"Hehe gapapa bun, Mala gak kepengen bunda capek."
"Ayah..." teriak Voke yang hendak memberitahu kepada Lian bahwa Mala sangat rajin sekarang.
"Kenapa bund?"
"Ini Yah liat, anak kamu udah gede sekarang." Lian senang melihat Mala belajar membantu ibunya.
Setelah selesai mencuci piring, dia menemani ibu nya ke pasar membeli beberapa buah.
"Kamu gimana sih sayang di sekolahnya?" Tanya Voke pada Mala.
"Baik bund, cuma Mala agak sedikit gak akur aja sama Rakha." Jawab Mala.
"Gak papa namanya pertemanan pasti ada kayak gitu nya kok."
Sesampainya mereka di depan rumah, mereka melihat Arie sedang menaruh buah di depan pagar rumah Mala. Mala yang melihat itu justru langsung marah-marah.
"Ngapain lo disini?" Tanya Mala.
Arie gugup tak bisa menjawab. "Gak usah repot-repot kak. Gue gak butuh bingkisan dari lo!" Mala mengambil dan memberj kembali buah yang Arie letakan di depan rumahnya.
"La, gue minta maaf. Gue udah tau semuanya soal lo sama Rakha." Mendengar itu Mala semakin marah pada Arie. Maaf? Permintaan maaf Arie hanya memberikan ia buah saja?
"Gak, gue gak butuh! Dan gue minta ke lo jangan dateng ke rumah gue kak!"
Voke sendiri bingung, namun dia tak mau ambil pusing lalu ikut masuk bersama Mala.
Kembali ke semalam, Rakha menghubungi Arie yang masih di luar bersama Vio, ia meminta Arie untuk datang menemui dirinya di rumah.
Setelah Arie datang, Rakha mengajaknya masuk dan menceritakan semua yang terjadi saat ini tapi tidak dengan kematian Arie. Awalnya Arie tidak percaya, namun di ponsel Rakha sudah ada foto dirinya Mala, Arie merasa bersalah pada Mala.
Ia sangat keterlaluan selalu membuat Mala sedih, tapi Arie sendiri tidak tahu dan dia juga bingung akan berbuat apa nanti.
Rakha sebenarnya tidak ingin ikut campur terlalu dalam pada hubungan Arie dan Mala.
Namun, ia tidak ingin terus-terusan melihat Mala sedih saat sendirian, sekarang ini jalannya sudah berbeda mungkin di waktu yang lain Mala dan Rakha bersahabat tapi tidak dengan sekarang ini.
"Apa yang harus gue lakuin sekarang Kha? Pura-pura cinta sama Mala? Gue gak bisa! Gue cintanya sama Vio. Mungkin di dunia yang berbeda gue bisa cinta sama Mala Kha tapi disini gue cinta sama Vio." Rakha mengerti jika Arie tidak menyukai Mala. Di dunia yang berbeda pun Mala hanyalah seorang Adik bagi Arie, ia menerima Mala karena tidak enak dengan Andry dan Rakha.
...
Afan menemani Devi yang sedang latihan menari untuk acara ulang tahun sekolah, ia sebenernya ingin sekali ikut juga dan berpasangan dengan Devi hanya saja teman-temannya itu amat sangat tidak setuju jika salah satu diantara mereka ikut lomba dance.
Saat Devi tengah istirahat dan duduk dibawah, Afan menghampirinya. Namun, Afan tak melihat ke bawah alhasil dirinya terselandung jatuh mengenai Devi, hingga hidung mereka menempel.
"Berat!" Ucap Devi membuat Afan tersadar lalu bangkit.
"Sorry Dev, gue gak sengaja." Afan merasa tidak enak pada Devi, dia takut di bilang cabul.
"Iyaa gapapa, lagian lo kalo mau kesini permisi dulu biar mereka duduknya pada bener."
...
Mala dan keluarga sedang berkumpul di rumah menonton tv dengan bercanda gurau. Setelah itu mereka makan malam, Mala yang biasanya ogah-ogah disuruh makan bersama kini ia dengan senangnya menyiapkan makanan dan tak lupa memberikan makanan yang banyak untuk ayahhya.
Andry yang mengambil duluan sebelum ayahnya makan pun tidak boleh.
"Kenapa sih lo ah, gue mau makan ini!"
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Go Back Or Not Back
FanfictionMala yang berjuang mati-matian ingin kembali pulih setelah kepergian kekasihnya harus di hadapkan dengan masalah rumit yaitu kembali ke masalalu yang mempertemukan dirinya kembali dengan kekasihnya dan sahabatnya.