Eby dan yang lain terlihat sangat pasrah akan semua yang terjadi kali ini, harusnya mereka senang-senang ini malah berbanding terbalik, mereka juga marah pada Arie andai saja Arie tidak mengatakan hal itu mungkin mereka akan bersenang-senang dan membuat Arie serta Andryan akur kembali.
"Lo udah ngancurin semuanya tau gak Rie, lo egois. Gue bawa lo semua liburan biar geng kita masih kayak dulu bukan malahan terpecah belah gini, tapi lo kayak gitu! Mendingan kita balik aja." Kata Afan dengan kecewa.
"Jahat lo!" Eby pergi membawa tasnya.
"Gak ngerti lagi!" Cibir Devi.
"Serakah lo!" Cibir Alifa.
"Gue seneng akhirnya semua orang tau sifat lo Rie!" Cibir Cantika.
Acara yang harusnya akan berakhir dengan sempurna, kini menjadi berantakan hanya karena seorang sahabat yang tak tau diri menurut Afan dan Eby.
...
Hari berganti hari hubungan kelima orang itu tidak sedang baik-baik saja, Afan, Eby dan Andryan mereka masih sering bertiga sedangkan Arie dan Rakha justru masih sendiri-sendiri.
Begitu juga dengan Mala, Mala tidak bisa menemui Rakha dan Arie. Ia rasa jika dia menemui mereka berdua justru semuanya akan bertambah rumit.
Ia menyesal dengan apa yang terjadi selama ini saat dia disini, harusnya dulu dia tidak meminta kembali ke masalalu. Dan jika pun ia kembali ke masalalu harusnya dia tidak mengubah apapun itu, kini semuanya terlalu rumit untuk Mala.
Bahkan bagaimana caranya Mala kembali pun dia sendiri tidak tau? Apa yang harus dia lakukan, tidur lalu bangun berharap ia kembali semua itu hanya sebuah harapan yang entah kapan terwujud.
"Harusnya gue gak kesini."
Disisi lain Rakha muak dengan semua ini, dia tidak ingin hanya berdiam diri tidak pernah bertemu dengan Mala, bertemu pun seperti orang yang tidak kenal. Kini Rakha bertekad menemui Mala ke rumahnya.
"Gue harus nemuin Mala!"
Rakha pergi kerumah Mala membawa mobilnya.
Sementara itu Arie pun juga sama, ia juga ingin menemui Mala, ia harus menyelesaikan semua apa yang ia perbuat.
Selama berhari-hari Arie intropeksi dirinya, dirinya memang begitu egois pada Rakha dan Mala. Jika awalnya dia tidak berniat mendekati Mala meskipun di tempat lain mereka berstatus sepasang kekasih harusnya ia tetap dengan pendiriannya bukan membuat Mala atau Rakha justru semakin bingung hanya karena dirinya menjadi penghalang.Rakha melihat Mala yang ada di persimpangan jalan hendak menyebrang, ia pun menghentikan mobilnya lalu berjalan mendekatinya. Seorang anak kecil tiba-tiba akan di tabrak mobil, Mala datang menyelamatkannya, tapi Arie berlari sekuat tenaga mendorong Mala dan anak kecil itu. Dan akhirnya Arie lah yang tertabrak mobil hingga terpental.
Brughh...
Prang...
Prak...
Mala kaget, lalu ia mendekati Arie yang sudah terkapar, ia menangis meminta Arie untuk bangun. "Arie... bangun..."
"Bangun...."
...
Mala terus menangis, dia dan Rakha membawa Arie ke rumah sakit. Rakha terus melihat Mala yang menangisi Arie sampai terjatuh.
"Disini siapa keluarga pasien?" Tanya dokter.
"Saya dok!" Jawab Mala.
Rakha seolah paham, bahwa kini Mala memang bukan di takdirkan untuknya, ia yakin tangisan Mala adalah tangisan penuh cinta dan sayang kepada Arie.
KAMU SEDANG MEMBACA
Go Back Or Not Back
FanfictionMala yang berjuang mati-matian ingin kembali pulih setelah kepergian kekasihnya harus di hadapkan dengan masalah rumit yaitu kembali ke masalalu yang mempertemukan dirinya kembali dengan kekasihnya dan sahabatnya.