19.|| Perdebatan Pasutri

229 8 0
                                    

بِسْمِ اللّٰه الرَّحْمٰنِِ الرَّحِيْمِ

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِِ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدِِ







Setiap orang bisa berdamai dengan lukanya, tapi tidak semua orang bisa sembuh dengan traumanya.







⋋✿ ⁰ o ⁰ ✿⋌

Gadis yang masih terbaring lemah di atas brankar pada lima hari lalu, terlihat mengernyitkan dahi bahkan kepalanya menggeleng-geleng kuat; tanda jika di alam bawah sadarnya, dia sedang menyaksikan kejadian buruk disana.

Keringat sebesar biji jagung nampak muncul di pelipis si gadis, setetes air mata pun mulai terlihat disudut matanya. Bibirnya bergetar hebat, tubuhnya tidak bisa berhenti untuk bergerak, seolah dia benar-benar sedang berada dalam bahaya di alam bawah sadarnya.

"TOLONG BAWA AKU KELUAR DARI SINI! AKU GAK SUKA!" Teriaknya, yang berhasil membangunkan sosok laki-laki yang tengah tertidur pulas pada kursi yang tersedia disamping brankar milik si gadis.

"Hey, Winda!" Suara Husain terdengar rendah, jujur saja ia masih merasakan kantuk untuk sekarang. Melirik arloji dipergelangan tangan, Husain kembali menatap pada istrinya yang masih saja berteriak tapi netranya tetap terpejam erat.

Husain menekan tombol di belakang brankar sang istri dengan brutal, jujur saja ia merasa panik dengan kondisi gadisnya yang tiba-tiba bersikap demikian.

"NGGAK MAU! AKU NGGAK MAU DI CIUM SAMA KAMU LAGI!" Winda kembali berteriak saat merasakan kecupan mendarat dipipinya, padahal jika gadis itu sadar---itu hanyalah lengan Husain yang berusaha untuk membangunkannya.

"Hey, bangunlah!" Husain terus berusaha untuk membangunkan istrinya yang masih saja berteriak dengan tubuhnya yang bergetar.

Husain menatap pintu ruangan yang terbuka dan menampilkan sosok wanita memakai sneli putih masuk dengan langkah tergesa.

Dokter tersebut berjalan mendekati Winda yang masih belum tenang di alam bawah sadarnya, saat sang dokter akan mengecek keadaan Winda. Gadis itu segera menepis tangan dokter yang menyentuhnya.

"AKU NGGAK MAU!" Teriak Winda dan ditanggapi langsung oleh anggukan kepala dari sang dokter yang menanganinya.

"Iya, kamu nggak mau ... tenang ya?" Bujuk sang dokter.

Dokter dan seorang perawat segera memberikan obat penenang untuk Winda yang masih saja memberontak. Setelah beberapa menit, kondisi gadis itu perlahan mulai melunak dengan deru napasnya yang kembali teratur.

"Kenapa dengan istriku, dok?" Husain bertanya dengan sorot dinginnya mengarah pada Winda yang kembali terlelap tenang.

"Istri?" Beo sang dokter, merasa bingung dan takut salah paham dengan ucapan pemuda tinggi didepannya.

"Ya. Apa yang terjadi padanya?"

"Dia hanya mengalami mimpi buruk di alam bawah sadarnya. Sepertinya kejadian yang membuat nona Winda trauma, kembali menghantui alam bawah sadarnya, tuan."

"Lalu, kapan dia akan sadar? Sudah lima hari dia belum juga membuka matanya."

"Anda tenang saja, tidak akan lama lagi dia akan segera sadar. Perbanyaklah doa, saya yakin tidak akan lama lagi anda akan bisa kembali berbicara dengannya." Dokter tersenyum ramah menatap Husain yang sama-sekali tidak pernah mengalihkan pandangannya dari Winda.

𝐇𝐔𝐒𝐀𝐈𝐍 𝐒𝐔𝐀𝐌𝐈𝐊𝐔 || HIATUS DULUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang