بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
اَللِّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيّدِنَا مُحَمَّدِِ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمّدِِ
•
•
•
•
•
•
•Jangan takut kehilangan. "Sesungguhnya jika engkau kehilangan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan ganti padamu yang lebih baik."
•
•
•
•
•
•
•⋋✿ ⁰ o ⁰ ✿⋌
"Ri? Itu kamu, dek?"
Perkataan dari Advik pada beberapa menit lalu masih terngiang-ngiang dibenak kepala Azrina. Sedari tadi, hatinya entah kenapa benar-benar dibuat sesak akan panggilan 'dek' yang keluar dari mulut Advik begitu saja.
Azrina menatap penuh pada Advik yang saat ini masih terbaring di atas sofa panjang di dalam ruangan Husain. Mata pemuda itu juga masih setia terpejam dari beberapa menit lalu, dan Azrina saat ini masih betah dalam memandangi sosok laki-laki yang selalu membuatnya kesal jika disekolah.
"Dia beneran kakak gue, ya?" gumam Azrina dengan setetes air mata mengalir ke pipinya.
"Kenapa baru sekarang dia ada? Kenapa dia gak pernah nyariin gue?" lirih Azrina masih menatap penuh pada sosok Advik.
Si kembar mendekati Azrina yang hatinya masih diliputi rasa bingung, sesak dan tidak percaya dengan keadaan yang saat ini sedang dialaminya.
"Kak Advik beneran kakak gue ya, Nda, Ndi?" Azrina kembali melirih didalam pelukan si kembar. "Tapi, masa iya? Secara kan kakak gue udah gak ada, dia—"
"Kakak ada, dek! Kakak ada."
Azrina melepaskan diri dari pelukan si kembar dan menatap cepat pada Advik yang berkata demikian, ia hapus kasar air matanya yang terus saja mengalir deras.
"Lo bukan kakak gue! Karena kalau Lo beneran kakak gue, Lo pasti ingat siapa adik dan orangtua kita dari dulu!" seru Azrina menatap tajam pada Advik, namun sorot matanya tidak bisa bohong jika dia bisa merasakan kalau Advik adalah sosok penting dalam hidupnya.
"Ingatan kakak hilang, dek."
"Kenapa bisa hilang?! Hilang karena Lo udah punya keluarga baru, iya?! Lo tau gak sih kak?! Kalau emang bener Lo kakak gue, Lo pernah mikir nggak?! Mikir gimana keadaan adik dan Mama Papa Lo dirumah! Lo—"
"Kakak Lo kecelakaan, Ri! Selama hidupnya dia tinggal di panti asuhan, dan dia orang hebat karena bisa mendapatkan semua barang mewah dari hasil kerja kerasnya dia! Dia gak punya keluarga baru kayak yang Lo tuduh, Ri! Dia hidup sendiri selama ini, dan asal Lo tahu—"
"Cukup, Gham! Gak usah marahin adik gue terlalu jauh!" Advik menggeleng pelan pada sahabatnya yang mulai membuka beberapa kejadian masa lalunya kepada Azrina.
"Kenapa Lo yakin kalau Azrina adik Lo?" tanya Fadgham menatap pada Advik yang ia ketahui jika temannya itu masih kehilangan ingatannya.
"Ingatan gue benar-benar kembali, waktu dia panggil nama Vivik tadi. That's really me, dude! Vivik adalah gue." Advik menatap satu-persatu temannya yang masih menatap dirinya; tidak menyangka.
"Kamu benar gak kangen sama kakak, dek? Kamu gak percaya sama kakak, kalau kakak kehilangan ingatan tentang kamu dan Mama Papa?" Advik menatap pada Azrina yang masih betah mematung ditempatnya berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐇𝐔𝐒𝐀𝐈𝐍 𝐒𝐔𝐀𝐌𝐈𝐊𝐔 || HIATUS DULU
RandomCERITA INI HIATUS DULU YA TEMAN-TEMAN, AUTHOR HARUS BALIK PONDOK🤧 Singkat saja, ini kisah seorang gadis cantik yang memiliki trauma akan cinta tepatnya pada laki-laki selain keluarganya. ━━━━❰・❉・❱━━━━ 𝐂𝐮𝐩! 𝐏𝐥𝐚𝐤! "Winda!" "Kak Husain!" "Kamu...