04.|| Kultum Singkat

266 20 3
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

اَللِّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيّدِنَا مُحَمَّدِِ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمّدِِ







-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah-

"Allah SWT menjadikan sikap sabar itu ibarat kuda pacu yang tak pernah terperosok, bagaikan pedang tajam yang tak pernah tumpul, seperti bala tentara yang selalu menorehkan kemenangan lagi tak terkalahkan. Ia tak ubahnya seperti benteng kokoh yang tidak bisa dihancurkan ataupun retak. Sabar dan kemenangan adalah dua saudara kembar (yang selalu bersanding tak terpisahkan)."







⋋✿ ⁰ o ⁰ ✿⋌

Setelah selesai mengerjakan tugas dari guru, kini sikembar melanjutkan perjalanan menuju kantin sekolah. Pasti kini sahabatnya sudah bosan menunggu keduanya terlalu lama.

Tiba-tiba saat hendak menuruni anak tangga, mereka berdua dihadang oleh perempuan cantik dengan rambut panjang terurai indah, tetapi dengan ekspresi wajah yang sangat tidak bersahabat yang ia layangkan kepada sikembar.

"Oh, jadi ini anak baru yang caper sama pangeran disekolah." Katanya seraya menelisik penampilan Winda dan Windi dari atas sampai bawah secara bergantian.

"Maaf, ada apa ya, kak?!" Tanya Winda dengan nada dinginnya.

"Lo berdua tau gue siapa, Hm?" Kata Fany yang mulai berhenti menelisik penampilan sikembar dengan tangan yang ia lipat didepan dada.

"Ngga tahu, kak. Memangnya ada apa? Apa kami melakukan kesalahan?" Winda bertanya yang tidak mengurangi nada dinginnya. Sikembar dibuat tidak mengerti dengan kelakuan kakak kelasnya ini yang datang menghalangi jalan dengan mulut yang terlihat hendak marah-marah.

"Lo berdua tahu, apa kesalahan kalian berdua?" Ujarnya seraya menunjuk wajah sikembar secara bergantian. Sementara Winda Windi yang ditunjuk seperti itu hanya menatap dingin kearah jari dihadapannya.

"Aku kan sudah bilang, kalau kami tidak tahu. Sebenarnya kakak ini mau apa tiba-tiba datang dan marah-marah sama kita? Yang mana kita juga ngga tahu dimana letak kesalahan kita sendiri!" Ujar Winda dengan begitu tenang menanggapi sang kakak kelas didepannya ini.

"Jika kami ada salah, tolong beritahu!" Windi menyahuti dengan wajahnya yang sama dinginnya seperti Winda.

"Lo berdua berani-beraninya mendekati pacar gue!!" Desisnya kembali, seketika alis sikembar mengernyit bingung.

"Pacar?" Gumam mereka berdua tapi masih bisa didengar oleh Fany.

"iya. Pacar gue!" Kata Fany yang masih melayangkan tatapan sengitnya.

"Tapi kami tidak tau pacar kakak yang mana? Dan lagi pula kami tidak mendekati seorang lelaki manapun! Rasanya ngga ada waktu untuk melakukan hal yang akan buat Allah marah sama aku." Jawab winda dengan tegas.

"Lo mau tau, siapa pacar gue?" Fany menjeda ucapannya sebentar, dan mulai mendekatkan wajahnya didepan sikembar. "Dia Hasan dan Husain!"

"Pacar kakak dua?!" Celetuk Winda dengan polosnya, apalagi ketika mata bening itu terlihat mengerjap beberapa kali.

𝐇𝐔𝐒𝐀𝐈𝐍 𝐒𝐔𝐀𝐌𝐈𝐊𝐔 || HIATUS DULUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang