39.|| Touch Me

141 7 0
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

اَللِّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيّدِنَا مُحَمَّدِِ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمّدِِ







"Cinta sejati itu memandang kelemahan, lalu dijadikan kelebihan untuk saling mencintai."
-Bj Habibie-







⋋✿ ⁰ o ⁰ ✿⋌

Tatapan kosong Winda tidak pernah hilang semenjak kejadian itu terjadi, dan sejak saat itu pula Winda tidak ingin berdekatan dengan laki-laki manapun baik itu Abinya ataupun suaminya sendiri. Dia enggan didekati oleh mereka, Winda benar-benar mengalami trust issue kepada para laki-laki.

U

mi Humaira dan Windi tidak henti-hentinya menemani gadis itu yang tidak pernah mau keluar dari kamar adiknya. Memang benar sekarang sudah satu Minggu lamanya Winda mengurung diri didalam kamar adiknya.

Bagaimana dengan sekolah? Sekolah tetap lancar, namun Winda sama-sekali tidak banyak bicara apalagi jauh dari Windi—adiknya. Saat si bungsu mengajaknya ke kantin saja, Winda enggan mengikuti dan dia lebih memilih pergi ke perpustakaan sekolah.

Dan selama itu pula, Husain merangkap sebagai seorang bodyguard untuk istrinya dari jarak beberapa meter agar tidak menimbulkan kambuhnya trauma Winda.

TokTokTok!

"Assalamualaikum?" Kepala dua sosok perempuan yang masih enggan masuk kedalam kamar Windi, membuat sang pemilik ruangan segera mempersilakan untuk sahabatnya masuk.

"Gimana keadaan Nda, Umi?"

"Masih sama, nak." Umi Humaira tersenyum simpul pada Angel yang menanyakan kabar putrinya.

Azrina duduk disamping Winda, ia kemudian genggam tangan Winda yang membuat gadis itu tersentak akan kelakuannya. Ia anggukan kepalanya dengan senyuman, berharap gadis itu tidak takut padanya.

"Azrina?" gumam Winda menatap kosong pada sahabatnya yang entah sejak kapan sudah ada disampingnya.

"How was your day?" tanya Azrina menatap sendu pada sosok Winda yang masih belum ada perubahan.

"Hancur." lirih Winda dengan tatapan kosong menatap Azrina.

Windi memalingkan wajah saat mendengar jawaban Winda yang sama setiap harinya. Matanya mengerjap mencoba untuk menghalau air matanya yang akan mengalir, walaupun ia tidak bisa melakukannya.

"Bangkit yuk? Gue janji, gue bakal tetap ada disamping Lo. Jalani hari-hari Lo dengan penuh warna lagi, Nda. Walaupun kita tahu betapa hancurnya dunia Lo sekarang. Tapi, please Nda. Gue mau Lo yang dulu, yang nggak pernah mikirin kejadian—"

"Kejadian yang buat aku hancur? Kamu minta aku buat lupain kejadian yang buat aku ngerasa mati? Kejadian yang bahkan nggak pernah aku bayangin kalau itu bakal terjadi sama aku, lagi. Kamu tahu nggak, Na? Disini sakit, hati aku sakit saat orang yang dulunya aku anggap baiiik banget, ternyata bisa bikin aku sehancur ini." lirih Winda menekan dadanya dengan kuat, dia sengaja menginterupsi ucapan Azrina yang memintanya untuk kembali bangkit dari rasa terpuruknya.

𝐇𝐔𝐒𝐀𝐈𝐍 𝐒𝐔𝐀𝐌𝐈𝐊𝐔 || HIATUS DULUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang