بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
اَللِّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيّدِنَا مُحَمَّدِِ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمّدِِ
•
•
•
•
•
•
•Menikah itu cinta yang diberkahi karena awalnya janji, selanjutnya adalah ibadah dan penghujungnya insyaallah ridho ilahi.
•
•
•
•
•
•
•⋋✿ ⁰ o ⁰ ✿⋌
Keesokan harinya, Winda sudah dibolehkan pulang oleh dokter Alia. Winda sangat gembira sekali ketika mendengar ucapan sang dokter.
Dan sore ini, gadis itu sedang berada diruangan keluarga. Dengan Windi yang menemaninya untuk mencatat materi pelajaran yang ia lewatkan satu hari ini.
Beberapa menit Winda selesai mengerjakan tugasnya. Kemudian gadis itu segera beranjak dari duduknya untuk pergi kearah dapur.
Winda segera mengambil kursi, agar membantunya untuk mengambil Snack yang tersimpan dirak paling atas.
"Ekhem!"
"ALLAHUAKBAR!" Winda menjerit begitu keras ketika mendengar deheman dari belakangnya. Karena terkejut, gadis itu sempat tergelincir diatas kursi dan berakhir jatuh yang untungnya Zain sigap---menahan tubuh Winda.
"Siapa yang izinin kamu buat ambil makanan?" Tanya Zain dengan penuh intimidasi kepada Winda yang berada dalam gendongannya. Gadis itu terlihat menciut mendengar pertanyaan kakaknya.
"A-aku sendiri, nda lapar kak Zain." Lirih Winda membuat Zain menghela napas, kemudian lelaki itu segera mendudukkan Winda dikursi.
"Mau ngapain kak?" Winda bertanya ketika melihat Zain yang sedang mengambil nasi.
"Katanya lapar? Ini kakak ambilkan." Ucapan Zain membuat sang gadis membelalakkan mata, segera gadis itu menghentikan kakaknya yang langsung menatap datar kearah Winda yang hanya mengerjap pelan, kemudian ia menunduk dalam.
"Makan!" Zain menyodorkan piring yang sudah diisi dengan lauk pauknya dihadapan Winda.
"Suapin! AAAA ...." Sang gadis membuka lebar mulutnya membuat Zain terkekeh geli dibuatnya. Sang kakak dengan senang hati menyuapi adiknya agar segera makan.
Sementara Windi yang mendapati dirinya sendirian segera beranjak dari duduknya, dan mulai mencari dimana Winda pergi. Tujuan utamanya adalah dapur, karena tempat tersebut yang biasa menjadi tujuan si kembar Al-Aftar untuk mengambil kebutuhan perutnya.
Dan benar saja! Dia bisa melihat sang kakak yang sedang makan dengan Zain yang menyuapinya. Windi segera berjalan cepat menuju kedua kakaknya, kemudian gadis itu segera duduk disamping Winda seraya membuka mulutnya lebar-lebar.
Zain yang melihat itu hanya terkekeh dengan kepala yang menggeleng pelan, kemudian ia segera menyuapi adik satunya lagi yang mungkin saja ingin sama seperti Winda. Makan dengan ia yang menyuapi keduanya.
Dengan pipi yang menggembung, Winda Windi terlihat begitu fokus mengunyah makanannya. Hingga sampai beberapa menit kedepan, kedua gadis itu sudah menyelesaikan makanannya.
Zain dengan sigap segera memberikan air putih kepada si kembar yang langsung menerimanya.
"Kenyang!" Celetuk Winda Windi seraya bersandar pada kursi dengan tangannya yang mengusap-usap perutnya yang sudah terisi oleh makanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐇𝐔𝐒𝐀𝐈𝐍 𝐒𝐔𝐀𝐌𝐈𝐊𝐔 || HIATUS DULU
RandomCERITA INI HIATUS DULU YA TEMAN-TEMAN, AUTHOR HARUS BALIK PONDOK🤧 Singkat saja, ini kisah seorang gadis cantik yang memiliki trauma akan cinta tepatnya pada laki-laki selain keluarganya. ━━━━❰・❉・❱━━━━ 𝐂𝐮𝐩! 𝐏𝐥𝐚𝐤! "Winda!" "Kak Husain!" "Kamu...