Cuatro | Hello Cantik...

10.3K 879 12
                                    

Cuatro | Hello Cantik...



     "Hello Bonita!"

     "Gue Gyuma."

Dua sapaan yang mampu membuat Ganes mengerutkan dahinya dengan ekspresi mewakilkan 3 kata lewat sorot mata wanita itu.

Mual. Muak. Enek.

Ganes sedang jijik.

Siapa laki-laki tampan yang sok tampan ini?


Mata Ganes mengerjap-ngerjap. "Al... mending lo ke depan dulu, itu Kang Eri kasihan diteriakin Jaiz gara-gara dilarang naik pohon." Kata wanita itu menghiraukan sosok laki-laki yang semakin terkesima.

Sedangkan Nyonya rumah yang berdiri diantara mereka jadi menepuk jidat. Aluma berbalik lantas menarik Ganes untuk pergi dari sana.

"Lo pergi! Mas, pokoknya kamu urusin sepupu kamu yang ini!" Tunjuk Aluma pada Gyuma yang menggeleng keras.

Ganes mengernyit begitu lengannya ditarik oleh Aluma menjauh dari halaman rumahnya di belakang.
Wanita itu kemudian menyeret Ganes sambil berbisik dengan cepat.

"Pokoknya kalau lo liat anak itu lagi. Lo harus lari, lari yang jauh bila perlu sampai ke ujung dunia. Dasar anak gak waras, gue gak setujuuu! Gue gak setujuuuu!" Omel Aluma berkasak kusuk tak bisa membayangkan Om-om macam Gyuma itu jatuh hati pada sahabatnya.

Ganes yang sudah biasa dengan kelakuan aneh sahabatnya itu hanya mendengus panjang. Wanita itu pasrah saat ditarik Aluma menjauh dari halaman rumah belakangnya.

Niat awal wanita itu yang sebelumnya datang karena ingin bertemu dengan Adnan, Kepala Yayasan sekaligus atasan wanita itu harus tertunda begitu mendengar suara teriakan Aluma.

Ganes berbelok saat mereka melewati pintu depan. Kedua wanita itu sudah hampir sampai di teras halaman rumah Aluma sampai sesosok Pria yang berlari dengan terburu-buru itu muncul menghadang keduanya.

Aluma mengumpat reflek. Menarik Ganes ke belakang tubuhnya sambil memasang kuda-kuda.

"Mau ngapain lo?! Jaga jarak! Jaga-jaraaak!" Peringat Aluma galak. Bahkan sampai mengancam pria itu dengan kepalan tangannya di udara.

Pria itu mendengus kasar. Ia membuka mulut siap menjawab Aluma sampai sosok lain kemudian muncul dari pintu. Menghentikan pria itu untuk berbicara.

"Balik. Apa perlu gue telfon Bang Raid buat tarik lo dari sini?" Tanya Adnan sosok terakhir yang muncul dari pintu.

Pria bertopi baseball biru itu melengos panjang. Gyuma dengan alis berkerut menaikan nada suaranya tak terima. "Kenapa harus telfon dia? Dia bukan pawang gue." Katanya dengan tersinggung.

Aluma maju menendang tulang kering kaki Gyuma hingga pria itu mengaduh. "Get out! Atau gue panggil Kang Eri buat usir lo!" Kata wanita itu benar-benar protektif.

Sedangkan Ganes, yang sejak tadi tak mengerti dengan situasi yang ada hanya mengernyit. Masih mencoba mencerna drama yang dimainkan keluarga sahabatnya sore ini.

"Gue cuma mau kenalan, Aluma! See? Dia aja gak masalah!" Kata Gyuma menunjuk Ganes yang melongo kebingungan.

Ganes mengernyit. "Wait ini tuh kenapa sih? Al lo diem-diem lagi syuting rumah uya kuya yah? Ada kameranya disini?" Tanya Ganes mencelinguk kanan kiri.

Aluma menggeram kecil, tak menyangka Ganes tak sepeka ini setelah semua keributan yang terjadi.

"Gue mau kenalan!" Sahut Gyuma tiba-tiba. Mengangkat tinggi tangannya itu dengan antusias hingga Ganes melirik dengan sebelah alis terangkat.

Heart, Blueprint!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang