Dieciocho | Wine, Credit Card, lalu Teman

5.7K 599 21
                                    

Dieciocho | Wine, Credit Card, lalu Teman




     "Gue udah bilang jangan cari masalah." Arka melempar apronnya. Melampiaskan kekesalannya pada kain putih yang tak berdosa itu.

Pria tinggi itu berkacak pinggang, menarik nafas panjang bersiap mengomel kesekian kali pada sahabatnya yang malah bersikap tak acuh itu.

Ganes mendecak. Menaruh telunjuk di bibir dengan wajah galak. "Ssstt... awas dulu! Jangan ganggu, gue mau liat Tante rempong pirang dulu." Katanya sambil mendorong Arka menjauh. Membuka jarak pandanganya pada sosok wanita berambut emas dan Gyuma yang sedang berdebat hebat di luar restaurant.

Setelah keributan hampir terjadi itu, Ganes harus dihentikan oleh Arka dan satpam yang memisahkan keduanya. Gyuma juga langsung menarik wanita itu keluar restaurant. Keduanya kelihatan meributkan sesuatu hal serius disana sejak 15 menit lalu.

Ganes mendadak penasaran. Dia bahkan jadi kepo dan diam-diam melihat keributan dua orang itu dari dalam bistro lewat dinding kaca yang menghadap langsung ke luar.

Bahkan bukan hanya Ganes, beberapa pengunjung yang melihat kejadian tadi juga ikut kepo memandangi dua orang yang saling ribut di luar macam kekasih yang habis ketahuan selingkuh.

Mendadak tempat Bistro Arka sudah seperti layar tancap dadakan yang terbuka untuk umum. Dua orang itu jadi tontonan menarik untuk menemani makan malam.


Tunggu... tunggu....



Loh?


"Astagfirullah!!" Sebut Ganes sampai menabok dua pipinya sendiri. Membuat Arka yang melihat itu sampai terkejut.

"Ka! Menurut lo siapa selingkuhannya?!" Tanya Ganes tiba-tiba. Melotot pada Arka yang mengernyit.

"Maksudnya--"

"Kalau dari kelihatannya. Gue sama itu ibu-ibu bule. Kira-kira... siapa yang labrak siapa?" Lanjut Ganes sampai memotong kebingung Arka.

Arka melengos panjang. "Emang penting?"

"Ya iya dong! Kalau sampai gue masuk twitter gue gak mau dikira jadi selingkuhan laki-laki setengah simpanse itu." Katanya dengan serius.

Arka mendengus. "Gila ya lo?" Komentarnya lelah.

Ganes melotot. "Ya abis--" kalimat Ganes terhenti. Mata wanita itu dengan peka menangkap sebuah mobil hitam yang tiba-tiba datang dan parkir tepat di depan kedua orang yang ribut disana.

Mata Ganes melebar, menemukan sosok pria yang keluar dari mobil range rover dengan seragam formal datang menengahi keduanya.

"Ka Ka Kaaa!!" Geger Ganes dengan heboh lagi. "Itu, Ka!! itu siapaaa?!" Katanya sudah persis seperti ibu-ibu tetangga yang menemukan anak gadis orang lain yang pulang larut diturunkan depan gang.

"Buset dah, Nes... jangan kepo ah bukan urusan lu!!" Arka bergerak menutupi pandangan Ganes.

Namun tersingkir karena kuatnya sibakan tendangan kaki milik wanita itu.

"Ka, itu Ka... mukanya gak asing. Kok gue kaya pernah liat dimana yah?!" Rusuh Ganes masih tak bisa diam. Mendadak Ganes jadi seperti Vera, sahabatnya si ibu-ibu sosialita yang jadi biang gosip diantara mereka berempat.

Arka mendecak, tak tahan ikut melirik melihat sosok pria yang kini sedang menarik-narik wanita berambut pirang itu memasuki mobilnya.

"Si Raid. Om-nya si Jaiz." Kata Arka membuat Ganes mengernyit.

Teringat nama familiar yang pernah Arka sebutkan beberapa waktu lalu. "Aahh... kakaknya si Gyuma dong. Yang lo bilang cakep itu?"

Arka mendelik. "Idiih... kapan gue pernah bilang cakep." Sahutnya tak terima.

Heart, Blueprint!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang