Treinta y Cuatro | Tiga Bebek dan Pangeran Arka

3K 462 55
                                    

Treinta y Cuatro | Tiga Bebek dan Pangeran Arka




      Ganes memegangi dadanya dengan erat. Wanita itu menyebut nama Tuhan berkali-kali dalam hati sambil memeluk erat lengan Vierra selama perjalanan pulang mereka setelah melihat sunset.

Wajah Ganes mendadak pucat. Vierra dan orang-orang yang menyadari itu bahkan sampai menunjuk dan menyalahkan Gyuma setelah melihat Ganes buru-buru turun dari kapal tanpa menoleh dan berpamitan.

Vierra menatap Gyuma dengan curiga, "Bapak abis ngapain Bu Ganes?" Tuduh wanita itu frontal.

Gyuma gelagapan, menatap sang bawahan dengan alis berkerut "sembarangan kamu kalau ngomong, jangan asal bicara. Orang lain bisa salah paham, saya cuma bicara biasa-"

"Bicara biasa apa yang sampai bikin orang pucat begitu Bapaaak... Bapak abis cerita hantu horor?"

"Enggak!"

Vierra membelakan mata, wanita itu terkesiap sambil menutup mulutnya saat suatu ide terlintas di kepalanya.

"Jangan bilang Bapak......" Vierra menggelengkan kepalanya, menatap Gyuma yang dalam hati diam-diam sama paniknya saat melihat para bawahannya itu menatap Gyuma seakan-akan pria itu habis saja maling ayam.

"Bapak nanyain umur dan berat badan Bu Ganes?! Atau yang lebih parah..... statusnya?! Bapaaaak tau gak, itu kejahatan seriuuuss!!" Teriak wanita itu heboh bukan main, "Bapak kayaknya udah ketularan Deni deh jadi kaya emak-emak indo generasi X yang suka kepo sama idup orang lain!"

Gyuma mendelik, mendenguskan nafas panjang lalu menoleh pada Fauzan. "Zan, kamu amanin deh temen kamu. Suruh dia sarapan biar gak mikir yang aneh-aneh. Saya takut nanti saya kesal dia yang saya ikat gantiin jadi tiang bendera kapal," kata Gyuma langsung berbalik. Tak sempat lagi memperdulikan suara Vierra yang menjerit-jerit saat ditarik salah satu rekan kerjanya menjauh dari dermaga pantai.

Pria itu masih mengatur nafasnya sambil mengikat tali speedboat disalah satu kayu dermaga, salah satu tangannya bergerak naik tanpa sadar ikut memegangi jantungnya yang semakin berdetak tak karuan.

Perlahan, ingatan memalukan ikut berubah menjadi rasa frustasi hingga ia menepuk jidat saat mengingat ucapan pengakuan pria itu beberapa menit yang lalu di atas kapal.



"I adore you, Ganes..."

Shit, shit, shiiiiit!!!




Fix. Gyuma pasti mendadak mabok laut!!!



==




Ganes menutupi wajahnya sepanjang kembali menuju kamar hotel. Wanita itu buru-buru membuka pintu dan menutup serta menguncinya rapat-rapat begitu memasuki kamar bernuansa putih itu dan melemparkan diri di atas kasur.

Wanita cantik berhijab itu mengulum bibir, menenggelamkan wajahnya di atas kasur lalu menarik nafas dalam-dalam.

"AARRRGHHHH!!!" teriaknya meluapkan isi hati yang terbungkam oleh kasur tak berdosa.

Ganes menendang-nendang kakinya diudara, berguling-guling sambil mengigit guling hingga mengeluarkan suara lumba-lumba. Wanita cantik yang selalu memiliki kesan angkuh dan galak itu kali ini benar-benar luntur total. Semuanya menguap dengan pipi semerah tomat saat kalimat pria itu yang terus menerus terulang di dalam kepalanya tanpa diminta.

Ganes buru-buru bangkit dari duduk, menepuk kedua pipinya keras dan bertekad, "Astagfirullah Ganees!! Heh jangan macam-macam ya lo," marahnya sambil menunduk menunjuk pada hatinya sendiri.

"Gak usah jedak-jeduk gak jelas! Lo bukan lagi abis dapet bonus duit!" Ucapnya merasa frustasi sendiri.

Ganes buru-buru bangkit dari tempat tidur, meraih handuk di kursi lalu menunju meja rias meraih ponselnya.

Heart, Blueprint!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang