Catorce | Madre

4.8K 580 14
                                    

Catorce | Madre




      Ganes memeriksa jam di pergelangan tangannya sekali lagi, melihat waktu yang menunjukan pukul setengah lima sore. Wanita itu sudah lebih dulu datang lebih awal 10 menit seperti biasanya, menunggu di loby hotel sesuai dengan janji yang dibuat dengan kliennya lusa hari lalu.

Pak Radit sempat mengirim pesan untuk mengabari pria itu sudah di jalan sejak 5 menit yang lalu. Ganes akhirnya memutuskan untuk menunggu di loby sebelum masuk bersama ke dalam restaurant.

Wanita itu mengernyit saat melihat mobil mercedez berwarna midnight blue yang dikenalinya.
Terlihat sosok yang familiar beranjak turun bersama dengan supir yang Ganes sudah kenali.

"Bu Ganes..." Pak Radit berjalan menghampiri sambil mengulurkan kedua tangannya di depan dada. Menyapa wanita berkerudung cream yang beranjak berdiri di loby hotel.

"Saya merasa bersalah karena tidak pernah datang lebih awal dan menunggu." Kata Radit menyadari bahwa pertemu mereka selalu diawali dengan kehadiran Ganes ditempat.

Ganes tersenyum manis. "Kalau Pak Radit yang lebih dulu datang, saya yang merasa lebih bersalah." Balas Ganes menggelengkan kepalanya.

"Saya yang perlu konsultasi, jarang-jarang merasa punya teman yang lebih muda untuk diajak curhat." Kata pria berkacanata ity membuat Ganes entah kenapa tertawa geli.

Mengenal Pak Radit membuat Ganes teringat dengan sang abah, Ayahnya yang begitu kontras.

Sang Ayah yang luar biasa ekstrovert dan penuh kejutan itu sangat jauh berbeda dibandingkan dengan Pak Radit yang tenang dan penuh perhitungan.

Banyaknya perbedaan membuat Ganes entah kenapa justru selalu teringat dengan sang Abah yang belakangan ini punya rencana melancong ke Vietnam bersama teman-temannya.


Apa Ganes harus coba mengenalkan Pak Radit dengan Abahnya?


"Mari Bu Ganes, kita masuk. Saya sudah minta tolong untuk reservasi meja." Kata Radit membuyarkan lamunan Ganes. Mempersilahkan wanita itu untuk berjalan lebih dulu.

Ganes tersenyum mengangguk. Wanita itu berjalan selangkah lebih awal di sisi kiri Pak Radit. Namun firasatnya merasakan ada yang aneh. Sejak tadi Ganes merasa seakan-akan sedang diperhatikan dari jauh. Wanita itu seakan sedang diawasi oleh seseorang.

Ganes mengernyit, melirik sekitar dengan ekor matanya.

Fiks sih...

80 persen Ganes pastikan, di belakang mereka ada sosok yang mencurigakan.

Ganes yakin ini bukan cuma firasatnya.

Apakah ada seseorang yang berniat untuk memata-matai Pak Radit?!

Aluma bilang Pak Radit ini bukan hanya orang sekedar penting.

Pak Radit pasti punya banyak teman sekaligus musuh dalam bisnis.

Atau justru wartawan infotaiment biang gosip? Jangan-jangan Ganes bakal masuk berita TV pagi?!



Eh... tapi masa iya?



Ganes harus memastikan sendiri. Mendadak Ganes jadi merasa sedang syuting drama action mata-mata. Ganes sepertinya sudah 100 persen kena paparan dampak Vera yang hobi nonton drama korea.

Ganes meneggakkan punggungnya, masih dengan sisa senyumnya, wanita itu membalikkan badan berniat memeriksa keadaan.

Mata Ganes melebar, terkejut setengah mati saat melihat sosok familiar dengan baju setelan kerja rapih berdiri paling kontras di tengah ruangan loby.
Telunjuk Ganes tanpa sadar bergerak sendiri, menunjuk sosok disana yang sama terkejutnya dengan Ganes.

Heart, Blueprint!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang