Veintitrés | Singapore to Madrid

5.5K 530 19
                                    

Veintitrés | Singapore to Madrid



     "Maksud lo apa datang dan nemuin Ganes ke sekolah?"

Dengan nafas yang terengah-engah, Gyuma turun dari mobilnya melangkah panjang dan marah. Matanya menyala marah saat menghentikan Raid berjalan dengan tak acuh memasuki rumah.

Gyuma menarik tangan pria itu kasar, memaksa pria itu agar menatap kedua matanya.

"Lo nyelidikin kehidupan pribadi gua juga sekarang?!" Tanya Gyuma suara yang penuh dengan kemarahan dan kekecewaan.

Raid menghela nafas panjang, terpaksa menghentikan langkahnya dan berbalik. "Kenapa?" Tanya pria itu mengangkat sebelah alisnya.

"Setelah semua huru-hara yang lo bisa lakuin. Gua gak boleh penasaran sama wanita yang lo tolak keras kalau Papah nikahin?" Raid menatap dingin.

"Lo gak berhak!"

"Don't be kidding! You forgot what our plan was?! Lo hampir teralihkan karena Ganes yang lo kira Papah akan nikahin itu ternyata wanita yang lo suka?!" Raid maju, mendorong tubuh besar Gyuma hingga pria itu termundur.

Raid menghela nafas panjang, mengangkat telunjuknya ke atas memperingati pria itu keras.

"Gue gak ada urusan lo suka sama siapa, gue juga gak peduli wanita yang lo suka itu siapa. Tapi sampai perhatian lo teralih dan rencana ini jadi kacau.... gue yang turun tangan." Ancam pria itu serius.

Gyuma menatap diam. Menangkap siratan luka pada binaran mata kakaknya disana. Jakun Gyuma bergerak turun, pria itu terdiam untuk beberapa saat.

"Gue gak akan lupa, hermano..." ucap Gyuma bersuara berat.

Raid mengepalkan tangan, kesal karena kalimat terakhir Gyuma yang diucapkan bila pria itu mencoba untuk meyakinkannya.

Dan benar saja, cara Gyuma itu selalu berhasil. Sudah lama, bahkan sejak dulu.

"I won't let you be weak again." Kata Raid bersungguh-sungguh, mencengkram kedua bahu lebar Gyuma kuat, "Lo prometo, nunca más." Lanjut pria itu dengan aksen sempurna bahasa pertamanya.

Gyuma meneguk ludah, mengangguk tak bisa mengelak mendengar peringatan serius Raid.

Raid menghela nafas panjang, menguraikan cengkaraman di kedua bahu Gyuma hingga terlepas.

"Gue terbang ke Singapura sore ini." Kata Raid tiba-tiba.

Gyuma mengerutkan alis, "Singapura? Mendadak?" 

Raid menarik nafasnya panjang. "Dia pulang ke Madrid sore ini..." ucap pria itu menolehkan kepala pada Gyuma, "well... karena waktunya sudah semakin dekat. Gak ada salahnya kalau kita melakukannya sedikit lebih awal." kata Raid membuat Gyuma mengangkat alisnya tinggi.

"Why?"Gyuma bertanya-tanya.

"Maksudnya?"

"Kenapa sekarang?" Tanya Gyuma mengangkat sebelah alis, tidak biasanya Raid melakukan hal terburu-buru.

"Karena sekaranglah waktu yang paling tepat." Kata Raid yakin.

Raid menghela nafas pendek. "I sent her back to home, dan sudah ku pastikan Papah akan memperkenalkan wanitanya lusa." Kata Raid berterus terang. Bukan hal baru jika pria itu sudah menyelidikinya.

"You sent her back to Madrid that quickly? When? How?" Tanya Gyuma terkejut. Takjub saat mendengar informasi Raid yang dengan mudahnya mempulangkan wanita keras kepala itu.

Heart, Blueprint!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang