Tris | Malapetaka

10.4K 925 12
                                    

Tris | Malapetaka





      Gyuma melipat kedua tangannya di depan dada. Mendengus jengkel setengah mati melihat Raid duduk dibalik meja kerjanya dengan setelan jas mahal. Tersenyum dengan ramah saat mengulurkan memo  approval pada sekertarisnya yang terlihat muda dan begitu cantik.

Gyuma tak bisa menahan diri mendengus sinis, memutar bola matanya dengan frontal sambil menyumpah atas nama seluruh binatang yang hadir di kebun binatang safari hari ini, terutama pada orang-orang yang selalu memuja pria itu dengan sebutan 'laki-laki gentleman'.

Gentleman my ass!!

Pria ini tidak lebih dari pria buaya penebar senyum manis yang mirip badut.

He's just bratty silly bastard!

Raid pasti pasang susuk!


Gyuma segera bangkit begitu sekretaris wanita Raid pergi. Pria itu memasukan kedua tangannya ke dalam saku. Memainkan lidah di dalam mulut menatap Raid yang sibuk membaca dokumennya dengan pandangan remeh.

"Tell me..." kata Gyuma tersenyum miring. "Lo ke dukun mana sampai semua orang bisa buta gak lihat lo cuma kakek-kakek mesum yang suka mandangin wanita-wanita muda." Komentar Gyuma tipis.

"Who?" Raid bertanya tanpa merlirik.

"You."

Raid mengernyit, pria itu kemudian menutup memo di atas mejanya dan mengangkat wajah. "Ah... i thought you were talking about yourself." Katanya tanpa ekspresi membuat Gyuma yang melihat itu mengumpat kasar.

"Kalau lo kesini cuma mau ngomel panjang doang. Gue pergi." Kata Gyuma sudah bersiap berbalik namun suara Raid menghentikan pria itu.

"Hotel di Lombok." Raid beranjak dari tempat duduknya. Pria itu kemudian melemparkan sebuah map hitam ke atas meja. "Lo yang kerjain designnya." Lanjut Raid kemudian menghempaskan tubuhnya duduk di atas sofa.

Gyuma mendengus. "Udah gue bilang gue gak bisa. Next week gue mau terbang ke spain dan lo tau itu!" Tunjuk Gyuma menolak.

"Pake apa?" Tanya Raid mengangkat sebelah alis.

Gyuma mengernyit. "Pake pesawat lah, you dumbass."

"KTP dan paspor lo ditahan, you idiot." Balas Raid tak kalah sarkasnya.

Bukan hal yang sulit ditemukan bagi dua pria itu yang berdebat dengan umpatan. Sejak dulu, mereka selalu begitu.

"Pokoknya gue gak mau tau, Oma nyuruh lo kerjain ini. Bulan Desember hotel di Lombok harus udah jadi. Lo yang handle semuanya sampai peresmian bulan Desember." Kata Raid tak mau dibantah.

Gyuma melotot. "6 bulan?! Lo nyuruh gue bangun gedung Hotel bintang 4 dalam waktu 6 bulan? Lo kira gue punya kekuatan nyusun bata?"

"Terserah. That's your problem. Suruh siapa lo sejak Januari malas-malasan dan main ke Vegas sampai 3 bulan. Orang normal mana yang izin main sampai menetap 3 bulan Gyuma! Lo kalah judi disana atau diam-diam punya anak di Vegas?!" Sarkas Raid dengan berang.

Raid menghela nafas panjang. Mengusap dahinya karena rasa pening yang datang tiba-tiba. Pria itu kemudian mencoba kembali menguasai diri saat melihat sang adik yang justru menikmati bagaimana pria itu kelihatan frustasi.

Raid tidak boleh gegabah.


"That' s why i leave everything to you. Lo mau pakai cara A sampai Z. Kekuatan bata sampai kekuatan jadi hulk. Panggil 1000 orang atau ngundang Roro Jongrang. Terserah lo, hotel ini lo yang handle." Kata Raid kemudian bangkit dari sofa. Berjalan kembali menuju kursi di belakang meja kerjanya dengan tenang.

Heart, Blueprint!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang