Seis | Adegan Sepatu Cinderella

8.3K 772 26
                                    

Seis | Adegan Sepatu Cinderella





      "Lo yakin bakal ambil keputusan ini?"

Suara cemas Aluma terdengar jelas lewat telfon. Wanita itu sepertinya masih belum terima saat mendengar keputusan Ganes, sahabatnya yang akan mengundurkan diri dan masih belum memberi keputusan pasti mengenai pekerjaannya.

"Gue bahkan udah nyampe sekolah Al. Mau pamitan sama Salma dan ambil sisa barang di kantor. Harapan lo yang setinggi nada pita suara Vera kalau marahin anaknya turunin aja dah. Gue kagak bakal goyah." Jawab wanita berhijab itu sambil menutup pintu mobilnya. Menekan remot kunci mobil kemudian melangkah memasuki gedung besar yang di dominasi suara riuh anak-anak dari dalam kelas.

"Udah yah, nanti gue telfon lagi. Lusa arisan Sabtu bisa ketemu. Gue males kalau denger ceramahan kalian satu-satu. Biar sekalian besok aja dirapel sama Vera. Gue udah nyampe sekolah nih." Kata Ganes menutup percakapan pagi lewat telfon itu dengan helaan nafas menyerah dari sebrang.

Sambungan telfon tak lama ditutup begitu Ganes mengucap salam. Wanita itu mempercepat langkahnya saat melihat jam mulai memasuki waktu istirahat pertama.

Ganes menarik nafas panjang begitu langkahnya terhenti tepat di depan gedung SNC yang terletak dibagian selatan sekolah. Wanita itu memberi jeda untuk mempersiapkan diri sambil mengatur garis wajahnya. Setelah pengumuman desas desus pengunduran Ganes tersebar di sekolah ini, hanya butuh waktu semalam bagi warga sekolah untuk menjadikan wanita itu menjadi topik paling hangat di sekolah ini.

Ganes bahkan bisa menebak bagaimana reaksi heboh yang ditunjukan orang-orang melalui pertanyaan yang bermunculan lewat pesan begitu Pak Adnan meminta agar seluruh tugas dan bawahan tanggung jawab Ganes sementara akan dialihkan pada Salma, manajer SNC dua yang menjadi partner kerja Ganes.

Apalagi, tidak pernah ada pembenaran dan konfirmasi nyata mengenai masalah pengunduran diri Ganes dari Yayasan. Termasuk partner kerjanya, Salma, satu-satunya orang yang mengetahui rencana Ganes itu ikut tutup mulut. Membuat kehebohan serta gossip itu semakin membengkak dan gatal. Enak sekali untuk digaruk lebih dalam.

Ganes mengangguk kecil. Membuka pintu gedung SNC yang pagi itu nampak lebih sepi karena waktu KBM.

Wanita itu langsung melangkah menuju kantor ruangannya menghiraukan beberapa pasang mata yang terkejut melihat kehadiran wanita itu setelah dua hari izin tak masuk.

Ganes kembali berhenti di ruangan paling pojok gedung bagian tim manajemen SNC. Ruangan yang hanya diisi dan dikhususkan bagi Manajer SNC sekolah Rhaendra.

Ganes membuka pintu dan melangkah masuk. Wanita itu kemudian langsung menutupnya kembali dalam sedetik. Ganes menyandarkan tubuhnya dibalik pintu. Wanita itu langsung merengek dengan panjang begitu melihat Salma yang memasang ekspresi takjub pada Ganes sambil bertepuk tangan.




"Gilaaaa... Ibu manajer jam segini baru dateng. Udah fiks di PHK bu?" Tanya Salma dengan senyum lebar menyindir.

Ganes mencibir, melempar boneka dari sofa ruang kantornya pada wanita eksotis berkulit sawo matang itu yang tergelak puas.

"Diem lo! Si Bapak bener-benar kagak rela gue tinggalin." Kata Ganes meluapkan kegemasannya. Satu-satunya teman kantor Ganes disekolah yang Games benar-benar percayai. Selain karena posisi keduanya yang sama, dua wanita itu bernasib kembar alias atasan yang sama-sama harus 'dibenci'.

Salma yakni Manajer yang membawahi tim SNC bagian SMP dan SMA. Sedangkan Ganes yakni bagian TK dan SD.

"Jangankan si Bapak! Gue aja gak relaaa!" Kata Salma dengan gemas. Menunjuk sosok atasan keduanya yakni Adnan selaku ketua yayasan.

Heart, Blueprint!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang