14.

39 27 1
                                    

Bingung. Saat pertama ia menginjakkan kakinya untuk duduk di kursi penumpang bis hingga saat ia turun di sebuah halte di tepi pantai, ia sama sekali tidak paham pada dirinya sendiri. Ini adalah kali pertama ia mengunjungi pantai yang begitu sepi, terlebih di malam hari.

Ia melepas alas kakinya, memilih berjalan menyusuri pasir dengan telanjang kaki. Damai ia rasakan. Suara dari deburan ombak yang menabrakkan diri pada batu-batu di pantai menjadi musiknya malam ini.

Kepalanya menengadah. Netranya dapat dengan jelas melihat banyaknya bintang yang bertaburan. Cuaca yang cerah ditambah dengan letak yang cukup jauh dari lampu perkotaan membuat cahaya mereka nampak leluasa terpamerkan.

Menyesal rasanya ia tidak sempat membawa kamera kesayangannya.

Langkahnya terhenti saat ia menyaksikan seorang gadis yang tengah asyik duduk memeluk lututnya. Janendra melepas jaketnya, berniat untuk memberikannya setelah ia melihat gadis itu berulang kali menggosokkan tangannya.

"Teman kakak menyebalkan." lirih suara itu dapat ia dengar saat ia telah berada di dekat sang gadis. Nampaknya gadis itu terlalu fokus dalam pikirannya hingga ia tak mendengar langkah kaki Janendra.

Janendra memanfaatkan ketidakpekaan gadis itu. Dengan perlahan ia menyampirkan jaketnya ke punggung sang gadis. Namun tentu saja gagal. Gadis itu dengan cepat menengadahkan kepalanya. Netra mereka saling bertemu, lagi.

"Fecilia?" Canggung. Janendra berdiri di sebelah gadis itu, jaketnya masih ia pegang. Ia menundukkan kepalanya. "Maaf."

"FELICIA!" Gadis di hadapannya mendengus kesal. Rasanya ia lebih menyukai Janendra versi tembus pandang dibandingkan dengan yang ada di hadapannya.

"Maaf." Janendra rasanya hanya dapat mengucapkan kata itu.

Felicia mempersilahkan lelaki yang sedari tadi menunduk itu untuk duduk di sebelahnya. Lehernya terasa sedikit pegal setelah mendongak cukup lama untuk berbicara dengan lelaki itu.

"Jujur aku tidak tahu ada pantai sebagus ini. Setenang ini."

"Apa kak Praga pernah membawamu kemari?" Janendra menggelengkan kepalanya. Ia hanya ingat ingin menaiki bus malam itu. Tanpa tujuan pasti.

"Ah, begitu. Kupikir Kak Praga pernah menunjukkan pantai ini."

***

Setelah mengeringkan rambutnya, Felicia duduk di tepi jendelanya, kembali menatap langit. Tidak seindah langit pantai, pikirnya.

"Kak, apa kakak juga berpendapat sama seperti kak Adrian?" Pikirannya kembali teringat pada kejadian beberapa hari lalu saat tetangganya itu mengantarnya pulang.

"Bodoh. Setuju pun jika Janendra menyukai gadis lain, bisa apa kau?"

Bunyi ponsel menariknya kembali ke kamar itu. Nama Adrian muncul di sana.

Kamu harus cerita padaku tentang kamu dan Janendra malam ini!

Sama seperti biasanya, tetangganya itu sama sekali tidak menunggu jawaban. Panggilan itu terputus begitu saja saat Felicia hendak menolak.

"Mengapa teman kakak banyak yang menyebalkan?" Rasanya ia menyesali harapannya beberapa bulan lalu. Ia hanya ingin tahu tentang siapa teman-teman kakaknya, bukan berteman baik dengan mereka. Felicia bahkan sempat heran jika kakaknya memiliki teman yang sangat beragam seperti itu.

***

Siang yang terik membuatnya ingin segera kembali ke rumah. Jika saja dosennya memberikan kabar lebih cepat, ia tidak akan terdampar di halte bus siang-siang begini. Sialnya ia hanya memiliki jadwal satu kelas saja hari itu.

Matanya berulang kali melirik jam tangannya. Seharusnya bus yang ia naiki sudah tiba sekitar sepuluh menit yang lalu.

Felicia tidak mampu menahan dahaganya lagi. Ia memilih beralih menuju cafe untuk melegakan kerongkongannya. Beruntung letak cafe itu tidak jauh dari halte tempat ia menunggu. Setidaknya ia dapat berteduh dari mentari yang tengah pamer itu untuk sementara.

Hawa dingin menyapanya saat pintu kaca itu ia buka. Namun, matanya justru terfokus pada satu sosok yang sangat ia kenal. Dengan cepat ia menutup kembali pintu itu. Ia mengarahkan kakinya menjauh dari sana.

Ia ingin cepat pergi dari tempat itu.

===

Into : You will come again tomorrow!

sorry for the short chapter 😭🙏
hope you still like it! leave your vote + comment if you like^^
have a great day, all!

Into : You [Proses Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang