🍃 AH 3

863 64 6
                                    



Kini kedua keluarga telah tiba di restaurant yang sudah di tentukan sebelum nya, restaurant dengan gaya classic Eropa ini sangat membuat pertemuan mereka nampak sangat elegan dan hikmat

"Apakah saya datang terlambat ?" Ucap Chandra sesaat tiba di tempat sambil bersalaman dengan Dimas

"Tidak, kami juga baru saja sampai" jawab Dimas dan membalas salaman Chandra dengan senyum tulus yang terukir di bibir nya, begitu pula tiffany dan Wendy yang bersalaman pula

Sedangkan Rena melirik ke arah kedua keluarga itu yang sedang bersalaman sesekali melirik keadaban nova dan tersenyum, sedangkan nova hanya diam saja dan menatap rena karena sedikit terpesona namun langsung cepat cepat berubah menjadi dingin

"Ah iya ini perkenalkan Rena putri bungsu kami, ayo Rena beri salam" ucap chandra sambil merangkul putri nya itu

"Saya Rena om tante" Rena pun bersalaman dengan tiffany dan Dimas secara bergantian, tiffany yang gemas melihat Rena yang malu malu itu kemudian mengelus pipi nya dan membuat pipi Rena merona karena menahan malu

"Jangan panggil om dan tante dong, panggil mama dan papa karena Rena bakal jadi anak kita ya kan pa?" Ujar tiffany sambil mencubit pipi Rena

"Iya benar, panggil papa dan mama" Dimas mengiyakan ucapan istri nya itu, sedangkan chanda dan Wendy tergelak karena Rena yang terlihat malu malu

"Em iya mama, papa" jawab Rena kikuk sambil meremat kedua tangan nya karena gugup terlebih lagi nova sejak awal memperhatikan nya

"Ini nova, ayo beri salam kepada calon mertua mu"

"Saya nova om tante" nova menyalami chandra dan Wendy dengan senyum yang sedikit di paksa karena dia tidak ingin membuat kekacauan hari ini, semata mata hanya tidak ingin kedua orang tua nya kecewa, bagaimana pun nova sangat menyayangi keduanya

"Eh panggil papa dan mama dong biar enak kan di dengar nya" giliran kini Wendy yang meminta nova untuk di panggil mama oleh calon menantu nya

"Benar, sebentar lagi kan kamu jadi bagian dari keluarga kami jadi anak kamu juga" chandra pun ikut bersuara

tiffany kemudian memberi kode kepada nova untuk mengajak Rena berkenalan, dengan cara menyikut lengan berotot putra nya sambil melirik ke Rena

"Nova" ucap nova singkat sambil mengulurkan tangan nya

"Rena" jawab Rena sambil membalas uluran tangan nova kemudian mereka bersalaman namun dengan cepat nova melepaskan tangan nya.

Terlihat saat ini keluarga Erland selaku pemilik restaurant itu sudah duduk di sebelah kiri meja, sedangkan keluarga Bramasta duduk di sebelah kanan meja dan secara otomatis mereka saling berhadapan antara keluarga itu

Sambil menunggu pesanan datang, mereka berbincang mengenai perjodohan ini, mengatur tanggal pernikahan dan pesta yang akan di gelar

"Bagaimana mas Dimas apakah anda sudah mempunyai tanggal yang cocok untuk acara pertunangan?" Chandra membuka obrolan ini sambil tersenyum

"Saya ini terserah mas chandra saja, saya setuju saja keputusan nya iyakan mah?"

"Benar kami ini mengikuti saja keputusan dari mas chandra dan mba wendy, tapi saya ingin di percepat saja karena tidak sabar ingin nimang cucu"

"Uhuukkkk" Rena tersedak saat sedang menikmati jus melon yang sedang di minum nya

"Sayang kamu ga apa apa?" Wendy langsung panik dan segera menepuk nepuk pundak Rena dengan pelan agar batuk nya reda

"Engga apa apa mah, Rena baik baik aja" jawab Rena sambil sedikit terbatuk dan memukul dada nya yang sedikit nyeri akibat tersedak

Sedangkan yang lain melihat Rena dengan khawatir bahkan chandra sudah siap menelpon rumah sakit keluarga jika saja Rena kenapa kenapa, Dimas dan tiffany pun tak kalah panik melihat Rena sedangkan nova hanya menatap nya sekilas lalu memalingkan wajah nya asal 

Rena yang menyadari sedang di tatap langsung buru buru meyakinkan jika dia baik baik saja, dan membuat mereka bernafas lega

"Baiklah kita lanjutkan pembicaraan nya, saya ada tanggal cantik untuk pertunangan nya atau langsung nikah saja bagaimana?" Wendy memulai lagi obrolan yang tertunda

"Saya setuju saja bagaimana baik nya tapi lebih baik kita tanya kepada anak nya" Dimas menjawab ucapan wendy dengan seulas senyum bahagia yang terpancar

"Bagaimana nak nova ?" Tanya wendy kepada nova yang tadi hanya diam saja tanpa suara

"Emm saya se..." ucapan nova terpotong karena ada seseorang yang datang

"Maaf ma Nana terlambat tadi macet di jalan" Nana tiba bersama dengan raka "suami" nya dengan bergandengan tangan, nampak sangat serasi

Nova yang mendengar suara yang dirasa nya tidak asing lalu menengok kearah suara itu yang berada di belakang nya, langsung saja jantung nya deg degan karena yang datanya adalah Nana kekasih nya atau sudah mantan?

Nana berjalan kearah mama papa dan adik bungsu nya bersama raka dengan senyuman manis yang terukir di bibir, dia masih belum menyadari akan kehadiran nova sedangkan nova menatap tajam Nana bahkan kini tangan nya mengepal kuat

"Kaka kenapa baru sampai huhuhu Rena kangen banget sama Kaka" kini Rena berhambur memeluk Kaka kesayangan nya itu membuat nya hampir oleng untung saja ada raka yang menahan agar mereka tidak jatuh dan terguling di lantai restaurant

"Astaga Rena, Kaka juga kangen sama kamu" jawab Nana sambil mencubit hidung bangir sang adik

"Sudah sudah kalian ini selalu saja seperti ini, Rena lepaskan Kaka nya dulu sayang kasian tu kakakmu susah nafas" tegur Wendy, Rena pun melepaskan pelukan nya itu dan menarik nya agar duduk di sebelah nya, namun satu yang nana sadari di depan nya kini duduklah seseorang yang menjadi bagian dalam hidup nya menatap nya sendu kemudian nana memalingkan wajah nya ke arah Rena,

sedangkan raka yang sudah selesai bersalaman dengan chandra dan Wendy duduk di sebelah nova tidak lupa dia juga memberikan salam kepada keluarga Bramasta itu

"Nah perkenalkan ini putri sulung kami nana dan itu adalah raka menantu kami, mereka baru saja melangsungkan pernikahan tapi kami gelar secara privat karena ini keinginan kedua nya, padahal kami sangat ingin membuat pesta namun kami mengikuti apa kata mereka saja" ucap chandra panjang lebar

"Saya nana om tante" nana bersalaman dengan Dimas dan juga tiffany, dia pun bersalaman dengan nova, terlihat guratan kecewa terukir di wajah nova saat bersalaman dengan nana, bahkan jabatan tangan itu tak kunjung di lepas karena nova tidak ingin melepaskan nya, sampai terdengar suara deheman raka terdengar akhirnya mereka pun melepaskan jabatan tangan itu

"Baiklah, karena nana dan raka sudah tiba lebih baik jika kita lanjutkan obrolan ini" chandra kembali membuka obrolan yang sudah beberapa kali tertunda

"Bagaimana nak nova dan Rena apa kalian bersedia langsung menikah saja tidak perlu pertunangan?" Lanjut chandra

"Emm anu Rena terserah papa sama mama saja" jawab rena sambil melirik ke arah nova yang kini sedang memperhatikan Kaka nya itu, ada sedikit rasa aneh di hati nya ketika ia melihat nova

"Lalu bagaimana nak nova?"

"Saya..."

"Seperti nya langsung menikah saja lebih baik dan tidak akan buang waktu karena menurut saya lebih cepat lebih baik mas chandra" tiffany mendahului ucapan putra nya karena dia tau apa yang sebenar nya terjadi sekarang

"Baiklah, bagaimana jika tanggal 23 saja?" Usul Wendy dengan semangat nya

"Tanggal 23 bulan depan mba?" Tanya tiffany

"Ya tidak tentu saja bulan ini juga"

"Maaf ma nana izin ke toilet sebentar" nana kemudian cepat cepat ke toilet, nova dan raka memperhatikan langkah nana yang bisa di bilang lumayan cepat itu

"Sepertinya perut nova sakit ma, nova izin ke toilet juga" izin nova, rena menatap punggung nova yang semakin jauh itu dengan nanar, tiffany yang menyadari itu kemudian bersuara

"Maaf sebelum nya nova tadi pagi memang mengeluh sakit perut, emang akhir akhir ini dia terkena gejala diare" sambil tertawa tiffany berucap membuat suasana kembali hikmat

"Benarkah? Apa tidak di periksa ke dokter saja, dokter keluarga kami sangat hebat dalam menyembuhkan penyakit" ucap Wendy heboh saat mendengar calon menantunya itu sedang tidak baik" saja











Hayyy aku kembali yey, semoga suka ya 💚

About Heart || Noren GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang