🍃 AH 2

1.1K 75 1
                                    



Malam itu nova sudah siap dengan setelan jas yang di padukan dengan kemeja putih dan dasi, ia juga mengenakan celana panjang hitam tak lupa jam tangan mewah melingkar pas di pergelangan kiri nya, saat dia sedang bercermin memandang dirinya terlihat sorot mata kecewa terpancar kan

"Nova apa sudah siap nak? Malam ini kita tidak boleh telat karena keluarga Erland sudah membuat jadi jam 8" terdengar suara sang ibu dari lantai dasar, nova pun bergerak untuk menyusul ke bawah

Sesampainya disana tiffany sudah siap dengan gaun sederhana namun terlihat elegan itu dan ayah nya "Dimas" juga mengenakan setelan jas yang sama seperti yang di kenakan oleh nova

"Tampan sekali putra mama ini" Tiffany menatap nova sambil tersenyum mau tak mau dia membalas senyuman ibu nya, bagaimanapun dia tidak ingin menjadi anak durhaka, walau hati nya sedang tidak baik baik saja karena memikirkan kepergian kekasih yang sangat di sayangi nya

Percuma saja nova mencari selama ini dia juga sudah meminta waktu selama seminggu untuk mencari kekasih nya, namun tak ada tanda tanda yang menunjukkan dimana keberadaan kekasih atau mantan? Inilah yang menjadi alasan nova untuk menerima perjodohan itu, karena sudah berjanji jika tidak menemukan Nana nya maka dia akan menerima perjodohan yang menurutnya sangat konyol dan tidak masuk akal

Nova dan kedua orang tuanya sudah masuk kedalam mobil mewah berwarna hitam, pak supir pun menjalankan mobil menuju ke restaurant yang sudah di pesan untuk acara pertemuan kedua keluarga tersebut, restaurant yang berasa di kawasan elit yang pastinya mereka tidak akan membayar karena restaurant itu milik keluarga Erland

Deruan mobil itu lambat laun terdengar samar menandakan sang pemilik rumah sudah meninggalkan kediaman, hanya terlihat beberapa asisten rumah tangga yang sedang berkerja dan petugas kebun sedang memotong pohon yang nampak sudah tinggi dan rimbun

Di perjalanan tidak ada obrolan, suaranya mobil nampak hening hanya terdengar deruan mesin mobil dari luar yang memecahkan keheningan, tiffany memandang putra nya yang melihat kejendela mobil sedikit ada perasaan yang tidak enak karena memaksa putra nya untuk di jodohkan, namun keputusan ini dia buat untuk kebaikan dan masa depan sang putra

"Nova?" Suara itu memecahkan suasana yang terasa sangat senyap bahkan chandra malah tertidur Karena lelah bekerja dan mengurus semua berkas yang akan di bawa malam ini

"Iya mah?" Nova menengok ke arah tiffany

"Nova, mama tau jika kamu masih memikirkan kekasihmu yang hilang namun mama mohon untuk kali ini saja nova nurut ya sama papa dan mama" Tiffany menggenggam tangan putra nya yang sudah beranjak dewasa itu, tiffany tau jika putra nya itu tidak akan menerima begitu saja, nova hanya menghela nafas panjang nya sambil tersenyum sambil mengelus tangan tiffany dengan lembut

"Tidak apa apa ma, nova akan baik baik saja" kata kata itu terlontarkan dari bibir nya untuk menenangkan sang ibu

"Mama yakin kamu akan sangat menyukai putri bungsu erland ini, dia anak yang baik, rajin, sopan, ramah dan tentunya sangat cantik" ucap tiffany dengan penuh semangat, selama ini tiffany sudah mencoba untuk memperlihatkan foto rena kepada nova namun karena nova sangat mencintai Nana dia tidak ingin melihat wanita lain dan bahkan ia mengatakan "tidak ada wanita yang lebih cantik selain mama dan Nana"

Ditempat lain Rena terlihat gusar karena dia bingung akan menggunakan casual atau gaun untuk malam ini, dari tadi dia sudah mencoba semua koleksi pakaian yang dia miliki namun dia merasa tidak ada yang cocok dipakai nya bahkan koleksi gaun yang ada di butik nya yang ia rancang sendiri tidak dapat memuaskan dirinya

"Arrrgghh apa yang harus aku lakukan sekarang" Rena merebahkan dirinya yang menggunakan gaun putih selutut dan dihiasi sedikit pernak pernik namun terlihat elegan itu

"Rena apa kau sudah siap? Cepat turun ke bawah nak mama dan papa akan menunggu di bawah" terdengar suara mama nya "Wendy" dari bawah membuat Rena semakin kalang kabut

"Sebentar ma" ucap Rena sedikit berteriak dari atas sana sedangkan terlihat Wendy dan papa "Chandra" nya di bawah tersenyum, bukan nya Wendy  tidak ingin membantunya untuk bersiap namun dia akan membiarkan putri bungsu keluarga Erland itu belajar untuk mempersiapkan segalanya sendiri, karena akan menikah jadi harus mandiri pikir Wendy

alhasil dia mengenakan gaun yang dia pakai sekarang dan sedikit riasan di wajah nya tak lupa dia memoleskan lip tint berwarna dusty pink, Rena hanya tidak ingin terlihat menor dan terlihat sepeti tante tante pikirnya, Kemudian dia memasang gelang mutiara putih dan jam tangan berwarna senada

Memang benar Rena sangat mencintai biru namun entah mengapa malam ini warna putih adalah pilihan untuk acara keluarga, tak lupa dia pun memakai high heels berwarna cream membuatnya nampak sempurna malam ini, sebagai desainer ini bukan hal yang sulit jika yang di rias adalah orang lain dan menjadi sulit ketika merias diri sendiri

"Sepertinya Rena sangat bersemangat pah padahal dia sendiri yang tidak ingin di jodohkan, namun saat melihat foto putra bramasta itu dia menjadi sangat bersemangat" ucap wendy kepada chandra sambil menunggu di bawah dengan menenteng tas bermerek milik sang putri "Nayya"

"Memang benar semoga perjodohan ini berjalan lancar, aku sangat percaya kepada putra Bramasta itu yang aku dengar dia anak yang baik dan tidak ada catatan kriminal" jawab chandra dengan wajah berseri yang terpancar

"Maaf ma pah Rena lama ehehe" yang di tunggu akhirnya turun juga dengan wajah kikuk Rena tersenyum sambil menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal itu

"Cantik sekali putri papa ini" goda Chandra berhasil membuat pipi Rena bersemu merah karena malu, memang benar selama ini Rena tidak pernah memakai riasan seperti ini bahkan putri nya itu tidak pernah menggunakan gaun dia sering menggunakan setelan casual dengan celana panjang bahkan rambut nya hanya di kuncir, ini karena dia tidak memiliki waktu banyak hanya sekedar berias, pekerjaan nya sebagai desainer tidak perlu yang harus wah, saat datang ke kantor pun dia tak jarang untuk tidak menggunakan riasan apapun bahkan untuk menggunakan liptint saja dia malas

"Ma Kaka akan ikut dengan kita?" Tanya Rena sambil tersenyum, agak nya dia sangat merindukan saudara kandung nya itu yang sudah menikah sekitar sebulan lalu, itu pun karena perjodohan juga

"Tentu saja kakak mu akan menyusul bersama raka, apa kau merindukan nya?" Tanya sang mama, mereka sambil berjalan menuju mobil yang sudah siap di depan, pak supir membukakan pintu belakang yang akan di isi oleh rena dan mama nya sedangkan papa nya duduk di depan

"Tentu saja ma rena sangat merindukan Kaka" jawab rena di sambut senyum Wendy dan Chandra

Saat di perjalanan suasana nampak harmonis karena obrolan kek dua orang tua rena yang menciptakan suasana itu, guyonan sang papa yang menceritakan bagaimana bertemu dengan mama sesekali sang papa menggoda putri bungsunya, rena hanya mendengarkan gurauan orang tuanya dan godaan papa nya membuat tersenyum menikmati guyonan sang papa sesekali dia tertawa dan kembali memilih melihat jalan yang penuh dengan mobil













Hayy aku kembali, apa kalian suka?
Tunggu part selanjutnya ya 😉
Sampai jumpa

About Heart || Noren GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang