5 - Getting hotter

7.1K 109 8
                                    

Dimohon untuk vote dan komen biar author seneng! Adegan mature nya sudah banyak direduksi ya....





Mahadewa

Kuakui Serena memiliki usia yang sangat jauh dariku, namun nafsuku tidak bisa dikendalikan saat berdekatan dengannya. Dia memiliki kulit putih, wajahnya blasteran dan berwajah angkuh. Serena merupakan gadis ideal dalam mimpiku apalagi dia hampir satu tipe dengan Miranda Kerr yang merupakan idolaku. Sehingga aku tidak mampu berpikir secara logis lagi dan hanya ingin menyentuhnya. Sejujurnya hati kecilku menyatakan ini hal yang salah terlebih aku sudah memiliki Estefania. Namun gairahku berkata sebaliknya, apalagi kami tinggal serumah tentu saja ini adalah kesempatan bagiku untuk bisa menyentuhnya lebih dalam.

Siapa sangka gadis nakal ini ternyata memiliki tubuh yang bagus. Rasanya aku seperti menyelam di samudra yang dalam dan luas. Aku merasa haus namun aku tak mau pergi dari samudra ini... rasa hausku sangat besar dan penuh dengan perasaan menggebu-gebu.

Pikiran mesumku memang sudah tidak bisa dikendalikan lagi terlebih usiaku sudah 39 tahun dan pernah menjalani masa jomblo yang begitu lama. Sehingga bertemu dengan gadis muda, cantik dan seksi seperti dirinya membuat hatiku bersorak bahagia. Dia seorang gadis yang sangat penuh gairah bahkan jiwa predator dalam diriku semakin meluap-luap tak bisa ku tahan....

Tidak puas dengan menyentuh tubuh bagian atasnya aku melebarkan kedua kakinya sehingga terlihat intinya yang membuat kewarasanku semakin mengilang. Bahkan aku sudah tak peduli lagi dengan norma dan adab yang berlaku dan hanya ingin menenggelamkan wajahku dalam tubuh bagian bawahnya yang ranum. Sialnya Aku merasa bangga dengan kenyataan ini, tentu saja seorang Mahadewa memang rajanya di ranjang.

Aku merasa puas bisa menelusuri tubuhnya yang masih perawan. Untungnya hari ini rumah sepi dan hanya ada aku dan Serena. Tampaknya serena mulai bergairah dengan sentuhanku dan dia terus mendesah serta kakinya tampak gelisah hingga tak bisa diam.

"Mahadewa stop" desahnya dengan seksi.

Sialnya suasana tidak selalu mendukung aksiku pada hari ini karena ponselku berbunyi terus-terusan. Karena berisik akhirnya aku mengangkat telpon dan kulihat Stefani lah yang tengah menelpon. Ah sial sekali kenapa istriku ini malah mengganggu sih?

"Ada apa Fani?" Jawabku datar dan berhati hati.

"Dewa tolong belikan Serena makan sore nanti karena aku gak bisa pulang cepet, pekerjaanku dibutik sangat sibuk" ujar Stefani, fyuh... kukira Stefani tahu kelakukan bejatku terhadap anaknya.

"Oke kamu gak usah cemas ya biar aku yang jaga Serena" ujarku sambil menyeringai, ya... menjaga sambil menghangatkan badannya yang menggiurkan.

"Makasih ya dewa.. love you" stefani langsung mematikan teleponnya.

Padahal suasana tadi sudah panas dan mendukung namun dihancurkan seketika oleh Stefani. Setelah itu aku melihat di ruang tengah dan serena sudah tiada. Tampaknya Serena kabur ke kamarnya dan rencanaku gagal pada hari ini. Yah tak mengapa toh masih ada hari esok tak perlu terburu-buru.


...........................



"Elo liat gak si Anya? Dih cari muka banget sama Bu Maharani padahal kita disini kan sama-sama wakil rakyat" tanya Sandy seperti biasa berapi-api tapi sejujurnya aku tidak peduli.

"Ya dia kan emang jagonya gitu kali San" jawabku cuek sambil menyesap rokok, tidak ada untungnya bersikap cari muka pada atasan.

"Gue jijik banget sama modelan cewe kek gitu tadinya gue mau deketin, tapi dah ah cari yang lain aja"

"Kayak Anya mau sama lo aja San" ujarku mencemooh kelakuan Sandy yang macam lambe turah padahal dia laki laki tulen.

"Kayaknya sih dia sukanya ame elo Wa" sambil terbatuk karena asap rokok yang masuk ke tubuhnya, Sandy mengungkapkan suatu fakta yang mencengangkan.

Step FatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang