28 - Save me

1.6K 50 2
                                    

Mohon memberikan vote dan follow akun author!!!!!!!







Serena

Setelah tahu aku hamil, kini kondisiku makin hari malah semakin lemah saja. Bagaimana tidak jika aku selalu mual dan tidak bisa makan apapun, padahal jabang bayi ini pasti butuh asupan nutrisi. Beruntung ibuku tidak tahu kondisiku saat ini, apalagi dalam beberapa hari ini aku tidak kuliah dan hanya diam di rumah saja. Meski begitu berkat adanya Mahadewa kondisiku tidak terlalu parah bahkan dia merawatku dengan baik seperti sosok seorang suami saja. Dia memang ayah dari anak dalam kandunganku bahkan kini hubungan kami makin lama makin bias karena dia ayah tiriku tapi aku juga merangkap jadi selingkuhannya.

Tapi aku tidak mungkin hanya mendekam di kamar terus dan pada akhirnya aku harus tetap kuliah. Aku hanya berdoa bayi ini tidak membuatku susah selama di kampus apalagi mata kuliahku cenderung banyak karena masih menjadi mahasiswa baru. Entahlah aku tidak tahu harus bagaimana dan hanya berdoa Mahadewa bisa memberi solusi terbaik untukku dan bayi ini. Rasanya masa depanku juga kian suram dan tak ada bayangan sama sekali.

"Serena kamu kelihatan sangat pucat... kamu sakit?" Tanya ibuku saat kami sarapan bersama.

"Aku baik-baik aja mommy... hanya sedikit demam karena lagi momen UTS" balasku asal.

"Hm.. kalau begitu jangan terlalu memaksakan diri belajar dan jaga kesehatan honey...."

"Yes mommy...."

Semoga saja ibuku tak curiga sama sekali dengan kondisiku saat ini. Bahkan dalam diam aku meminta bantuan Mahadewa untuk keluar dari rasa takut ini....

"Fani biar aku yang antar Serena ke kampus, kamu pasti harus buru-buru ke butik kan?" Tiba-tiba Mahadewa mengalihkan pembicaraan.

"Ah iya Dewa kamu bener.. yaudah aku titip Serena ya honey, mommy berangkat dulu ya Serena bye bye!."

Selepas ibuku berangkat Mahadewa hanya memeluk dan mengusap rambutku. Dia tahu kondisiku saat ini sedang tidak baik-baik saja bahkan aku yakin dia sangat mencemaskanku. Meski begitu aku tetap harus kembali beraktivitas sebagai mahasiswa apalagi nanti ibuku akan curiga.

"Kamu yakin mau kuliah?" Tanyanya cemas.

"Yeah.. aku gak mungkin hanya mendekam di kamar kan?"

"Hm.... hati-hati dan telepon aku kalau kamu mau pulang oke?."

Akhirnya dengan penuh perjuangan aku berangkat ke kampus. Meski aku tak yakin bisa bertahan sampai sore, setidaknya aku sudah berusaha. Sesampainya di kampus Mahadewa mencium keningku lagi dan aku hanya tersenyum membalasnya karena tidak ada tenaga untuk berbicara padanya.




................................





"Ser lo sakit ya? Wajah lo pucat banget.."

Sesampainya di kelas dan menunggu dosen datang, Silvia membombardirku dengan banyak pertanyaan. Tapi aku terlalu lemas menjawab ucapannya sehingga aku tidak mengatakan apapun. Bahkan selama kelas berlangsung kepalaku terus merasa pusing tidak menentu. Rasanya ada batu yang begitu besar di atas kepalaku dan makin lama rasa pusing ini makin besar.

Namun saat hendak pulang, aku melihat Thomas datang menghampiriku. Saat aku mencoba menjauh, dia malah memelukku erat. Padahal aku sudah jelas-jelas menyakitinya namun Thomas tidak menyerah juga. Kisahku dengan Thomas jelas tidak bisa dilanjutkan lagi terlebih aku saat ini sedang mengandung. Dia berhak mendapatkan perempuan yang lebih baik dari aku.

"Serena ayo kita kembali pacaran.. aku gak peduli kalau kamu selingkuh yang penting kamu balik lagi sama aku!" ucapnya terlihat menyedihkan.

"I can't.... maafin aku" balasku dengan nada sendu.

Step FatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang