38 - Don't bring him to jail

974 35 8
                                    

Mohon memberikan dukungannya berupa vote dan komen kalau cuma jadi silent reader pergilah jauh-jauh.








Serena

"Dewa apa maksud semua ini?"

Ayah mertuaku bertanya dan tampak resah, ia pun segera meminta penjelasan pada Mahadewa. Tanpa diduga ternyata ada seseorang yang membocorkan video panasku dengan Mahadewa hingga masuk ke berita utama entah di TV, majalah maupun media sosial. Bahkan kini rumah kami sudah mulai dikepung wartawan beruntung ada satpam yang mengamankan aksi mereka supaya tidak masuk ke rumah dan membuat keributan.

"Aku gak tahu papi.. setauku video ini sudah ku simpan baik-baik" ucap Mahadewa pucat.

Mahadewa mengusap wajahnya kasar hingga menghempaskan tubuhnya ke sofa. Aku mendekat dan mengusap tangannya berharap dia bisa lebih tenang. Sebagai seorang istri jelas aku harus membuat Mahadewa merasa nyaman bukan?

"Kamu sudah gila!!!! Bagaimana bisa kamu merekam video porno seperti itu?? papi benar-benar tak habis pikir!!!" Ayah mertuaku marah besar.

Tak berapa lama ada seseorang yang datang bertamu malam-malam. Kami semua tampak panik karena takut orang tersebut merupakan wartawan yang nekat. Setelah dilihat ternyata orang tersebut adalah Pak Zain yang tampak kecewa dengan Mahadewa. Apalagi Mahadewa baru saja dilantik menjadi seorang pejabat dan malah berbuat ulah.

"Pak Mahadewa mundurlah dari jabatan.." Setelah duduk Pak Zain langsung mengutarakan keinginannya dengan nada yang tenang.

"Pak Zain anda sudah gila!!! Saya mendapatkan posisi ini tidak semudah itu dan anda menyuruh saya mundur???"

Mahadewa tampak emosional hingga wajahnya tampak mengeras. Bahkan dia dengan beraninya menarik kerah baju Pak Zain begitu saja. Sungguh suasana di rumah ini makin panas dan kalau tak dicegah jelas akan ada keributan.

"Skandal video porno anda sudah diketahui se Indonesia dan jalan satu-satunya menyelamatkan nama baik saya adalah dengan membuat anda mundur dari jabatan wakil walikota!!" balas Pak Zain sambil melepaskan cengkeraman tangan Mahadewa di kerahnya.

Mahadewa tampak sangat marah dan mulai mengepalkan tangannya. Tapi sebelum Mahadewa membalas ucapan pak Zain, walikota Jakarta Utara itu pamit undur diri begitu saja tidak menghiraukan ucapan Mahadewa.

Dia jelas marah besar namun Mahadewa menahan diri dan mengusap wajahnya kasar. Setelah itu Mahadewa segera pergi ke kamar dan membuatku bingung harus bagaimana. Apalagi kedua mertuaku masih kaget masalah besar ini terjadi pada anaknya.

"Serena temani Dewa dia pasti sangat membutuhkanmu.." ucap ibu mertuaku mencoba bijak dan aku menuruti perintahnya.

"Kalau begitu aku masuk kamar dulu ya mi pi.."

Aku mengetuk kamar dan mulai membuka pintu. Tampaknya Mahadewa tidak mengunci kamar ini karena tahu aku akan masuk. Dia terlihat sangat frustasi dan mulai menenggak minuman keras. Aku tahu perasaannya, karir yang dibangun selama bertahun-tahun harus hancur begitu saja pasti sangat menyesakan dada. Tanpa membuang banyak waktu aku menghampirinya dan mulai menggenggam tangannya erat untuk menguatkan mentalnya.

"Kamu harus kuat Dewa aku yakin masalah ini bisa segera teratasi.." ucapku lembut.

"Serena aku minta maaf.. berkat kegilaanku nama baikmu pun menjadi hancur.. aku tidak tahu harus bagaimana lagi dalam menghadapi ini semua.." balasnya frustasi.

"Aku mencoba baik baik aja.."

Setelah itu aku memeluknya erat dan Mahadewa mulai menangis. Suasana yang melow ini malah membuatku ikut menangis pula. Sejujurnya dalam hati aku juga merasa risau dan takut. Mungkin saja setelah kejadian ini aku tak berani lagi untuk keluar rumah dan bertemu teman-temanku. Aku sangat malu bahkan sejak tadi aku memutuskan menonaktifkan ponsel. Aku tidak tahu bagaimana menghadapi ini semua....



Step FatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang