44 - Twins baby (End)

2.1K 41 7
                                    

Mohon memberikan dukungannya dan selamat membaca...







Mahadewa

Setelah sadar dari tidur panjang aku merasa sangat bersyukur. Setidaknya aku bertekad tidak akan mati lebih dulu karena harus menjadi saksi atas kejahatan Estefania yang kesekian kalinya. Dia mencoba membunuhku dengan tabrak lari saat itu dan tidak akan ku biarkan dia hidup bebas berkeliaran. Sudah cukup aku hanya berdiam diri selama ini, tidak akan ku biarkan Estefania mengusik keluarga kecilku lagi.

Namun setelah aku sadar Serena mengatakan jika Fani sudah tiada, sejujurnya hatiku merasa sedikit lega sekaligus merasa bersalah pada Serena karena malah merasa senang ibunya sudah tiada. Meski begitu aku tetap menemani Serena untuk berziarah ke makan Estefania dan memberikan bunga tulip, bunga yang sangat disukai Estefania. Aku harap Fani bisa tidur dengan tenang di alam sana.

Serena terlihat sangat sedih dengan kenyataan ini karena sekarang dia sudah menjadi yatim piatu. Dengan lemah lembut aku membawa dirinya dalam pelukanku dan berjanji akan menjaganya sampai seumur hidupku. Serena terlalu muda mendapatkan cobaan hidup sebesar ini tapi dia kuat dan mampu menghadapinya dengan tegar. Aku bahkan merasa bangga padanya karena dia bisa menyikapi masalah ini dengan dewasa, Serena telah didewasakan oleh keadaan.

"Sudah sudah jangan nangis lagi.. ibumu pasti kini telah tenang di alam sana..."

Ku kecup puncak kepalanya dengan lembut dan segera menghapus air mata di pipinya yang memerah. Aku berjanji setelah semua kemalangan yang terjadi pada Serena kedepannya hanya akan ada kebahagiaan di antara kita.

"Yuk kita harus segera pulang, Jason pasti menunggu kita Serena" ucapku lembut sambil mengusap pipinya.

"Hm.. baiklah..."

Dengan langkah kaki yang ringan aku pun menggenggam tangan Serena. Dia tak boleh lagi menitikan air mata di masa depan.. aku berjanji akan membahagiakannya sekuat tenaga. Sesekali aku mencium tangannya dan Serena tersenyum dengan apa yang ku lakukan.





...........................





Saat kondisiku benar-benar sehat akhirnya aku pun memutuskan untuk bekerja di perusahaan papi. Aku tidak ada niatan lagi untuk berkarir di bidang politik terlebih nama baikku sudah hancur lebur. Hal ini disambut dengan bahagia oleh papi karena akhirnya beliau bisa pensiun dan menikmati masa tuanya dengan santai. Lagipula aku memang harus bekerja keras karena ada anak dan istri yang harus aku nafkahi. Tidak mungkin kan aku duduk santai menikmati harta orang tuaku tanpa bekerja?

Ngomong-ngomong Rexa masih menjadi orang kepercayaanku untuk menjebloskan Dominic ke penjara. Tak lama akhirnya dia memberi kabar gembira karena berhasil menyeret bedebah sial itu masuk penjara dan Dominic tentu saja kini benar-benar jatuh miskin. Apalagi mantan istrinya yang seorang mafia itu membeberkan semua kejahatan Dominic sehingga bisa saja dia didakwa dengan pasal berlapis. Aku merasa puas dengan kabar ini dan merasa sangat tenang karena hidupku kini tak lagi dibayang-bayangi rasa cemas karena Dominic berkeliaran di luar dan mengancam keselamatan keluargaku.

"Pak saya mau menyampaikan hal yang penting... Prasetya Grup ingin bekerja sama dengan perusahaan kita dan berikut proposal yang bisa anda baca" saat aku tengah melamun, Gema yang saat ini ditunjuk oleh papi sebagai sekertarisku membawa berkas yang lumayan banyak.

"Benarkah? Itu kabar yang lumayan bagus mengingat sepak terjang Prasetya grup cukup melegenda di bidang bisnis...."

"Pihak Prasetya Grup pun ingin secepatnya bertemu anda dan memberikan penawaran yang lebih menarik lagi katanya"

"Kalau begitu tolong siapkan waktu kapan hari yang tepat kami bisa mengobrol..."

"Baik pak...."

Tidak buruk juga bekerjasama dengan mereka meskipun banyak kabar yang beredar jika istrinya CEO Prasetya Grup selingkuh. Yah itu bukan masalah besar karena hal itu tidak ada hubungannya dengan dunia bisnis. Semoga saja kami bisa menjadi partner bisnis yang baik di kemudian hari.

Step FatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang