30 - Don't leave me Mahadewa

1.6K 48 3
                                    

Mohon memberikan vote nya!!!!






Serena

Aku sama sekali tidak mengerti kenapa ibu setega itu padaku. Bagaimana bisa dia menyuruhku untuk menggugurkan kandungan ini padahal keselamatanku pun bisa saja ikutan terancam. Tidak puaskah dia di saat aku kecil terus menelantarkan hidupku dan kini menginginkan aku terluka juga? Bahkan aku lebih baik tinggal bersama Mahadewa daripada harus dengan ibu dan dibayangi ketakutan yang terus-menerus.

"Serena jangan melamun..." ucap Mahadewa setibanya di balkon kamar.

Karena Mahadewa membawaku lari dari ibu maka kini aku berada di rumahnya dan sedang menatap langit di balkon kamarnya yang mewah. Aku baru tahu jika Mahadewa sangat kaya dan ayahnya merupakan seorang konglomerat tapi entah kenapa dia malah memutuskan untuk jadi politikus. Padahal tanpa berusaha sekeras itu dia sudah mempunyai uang yang banyak.

"Aku takut mommy membawaku pergi..." balasku sendu.

"Aku kan udah bilang ada aku disini Serena dan ada kedua orang tuaku yang akan melindungimu juga sayang...."

"Lalu bagaimana dengan kuliahku?"

"Untuk sementara kamu harus membolos dulu sampai situasi kembali kondusif...."

Perkataan Mahadewa sama sekali tidak membantu sehingga aku memutuskan tidak membalasnya dan hanya duduk terdiam. Tiba-tiba aku merindukan kakek dan nenekku di Amerika, pasti mereka juga sangat mencemaskan kondisiku saat ini. Ah rasanya sudah lama sekali kami tidak berjumpa padahal aku baru tinggal di Indonesia 5 bulan lamanya.

Apalagi mereka sebenarnya sangat membenci ibu yang tidak bisa merawatku dengan benar sejak kecil. Namun kalau berita kehamilan ini sampai ke Amerika tentu kakek dan nenek akan sangat bersedih melihat kondisiku saat ini. Sehingga jalan satu-satunya aku harus dinikahi oleh Mahadewa agar keamananku terjamin.

"Mahadewa ayo kita nikah!" Tiba-tiba aku mengajaknya menikah.

"Serena kamu serius ngajakin aku nikah duluan?" Balasnya terlihat sedikit kaget namun tampak sangat antusias.

"Aku gak punya siapa-siapa selain kamu saat ini dan aku ingin bayi ini terlindungi.."

Dengan lembut Mahadewa menggenggam tanganku. Sehingga aku merasa sedikit tenang, memang segala yang ada dalam dirinya selalu membuatku nyaman.

"Tenang Serena, sudah lama juga aku memikirkan untuk nikah sama kamu tapi yang jelas aku harus bercerai dulu sama ibumu.."

Tanpa mengatakan apapun lagi aku segera menghambur ke pelukannya. Saat ini aku hanya mempercayai Mahadewa seorang dan semoga dia cepat menceraikan ibuku. Sungguh tidak sabar sekali aku menjadi istrinya..




.......................




Beberapa hari kemudian kondisiku sudah semakin membaik dan saat ini aku sedang berjalan-jalan bersama Mahadewa. Kami memang terlihat seperti ayah dan anak apalagi aku sangat pendek bila dibandingkan Mahadewa. Tapi aku sama sekali tidak peduli asalkan bisa berada didekatnya bahkan aku tidak pernah melepaskan tangannya sejak kami tiba di mall.

"Mulutmu belepotan Serena..." ucapnya segera membersihkan mulutku dengan tangan besarnya.

"Namanya lagi makan es krim tentu saja belepotan..."

Mahadewa tidak menjawab perkataanku dan malah berlama-lama menyentuh bibirku. Saat dia semakin dekat tentu saja aku harus segera menjauh karena kami sedang berada di tempat umum. Soal jantungku jangan ditanya tentu saja aku sangat gugup dan berdebar apalagi tatapan Mahadewa yang dalam dan intens membuat debaran jantung ini kian menggila. Dia paling hebat membuatku berdebar dan gugup seperti ini....

Step FatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang