BAB 2

2.1K 42 0
                                    

Sekarang sudah menunjukkan pukul 6 pagi dan Vana bangun dari tidurnya.

Vana mengubah posisinya menjadi duduk dan merenggangkannya tubuhnya.

Vana turun dari kasur dan merapikan kasur sama selimut. Setelah itu Vana masuk ke dalam kamar mandi.

Walaupun sudah menikah, Vana dan Shaka tidur pisah kamar karena Shaka tidak mau satu kamar dengan Vana.

Mereka juga tinggak di apartemen Shaka, jadinya aman buat mereka pidah kamar.

Selesai mandi, Vana menggunakan seragam sekolahnya dan dia siap-siap untuk berangkat ke sekolah.

Vana keluar dari dalam kamar karena sudah selesai dan sekarang dia mau sarapan dulu sebelum berangkat ke sekolah.

Vana pergi ke dapur dan dia melihat meja makan masih kosong.

"Biasanya bibi sudah siapkan sarapan," kata Vana.

Rasanya sangat aneh buat Vana karena ini pertama kalinya Vana harus menyiapkan sarapan buat dirinya sendiri.

Vana tidak mau ribet dan dia memutuskan untuk sarapan dengan roti yang diolesi selai coklat dan ditemani segelas susu putih yang dia hangatkan.

"Kamu mau sarapan, biar aku siapkan?" Tanya Vana saat Shaka datang ke dapur.

"Nggak usah sok peduli," kata Shaka dan melangkahkan kaki menuju kulkas.

Vana lanjut menyantap sarapan dan tidak memperdulikan Shaka yang sibuk sendiri.

Shaka hanya minum segelas susu coklat dingin karena dia malas untuk hangatkan dan setelah itu meletakkan gelas kotor ke wastafel.

"Aku boleh nebeng sama kamu ke sekolah?" Tanya Vana kepada Shaka.

"Nggak bisa, gue mau jemput Bella," jawab Shaka dengan singkat.

Bella adalah pacar Shaka dan mereka sudah pacaran selama 1 tahun. Bella berada satu sekolah dengan mereka dan Bella adalah perempuan yang sangat famous di kelas karena kecantikannya.

"Ya udah, aku pesan ojek aja," kata Vana.

"Di sekolah jangan pernah memperlihatkan kalo kita saling kenal dan jangan sampai Bella tahu sama hubungan kita. Gue nggak mau Bella marah dan minta putus sama gue," kata Shaka.

"Iya, aku tau," kata Vana.

Shaka mengambil tas sekolahnya dan dia langsung pergi begitu saja tanpa pamitan sama Vana.

Vana hanya bisa menghela nafas kasar dengan sikap dingin Shaka kepadanya

Vana mengambil hp nya dan memesan ojek online untuk berangkat ke sekolah.

Selagi menunggu ojek nya sampai, Vana membersihkan meja makan dan mencuci piring sama gelas kotor biat tidak numpuk.

Vana selesai mencuci piring dan ojek nya juga sudah sampai. Vana berangkat ke sekolah sebelum dia telat.

Jam 7.30 menit Vana sampai di sekolah dan dia langsung menuju ke ruang kelasnya yang ada di lantai 2.

Vana masuk ke dalam kelas dan dia melihat teman sebangku nya sudah datang.

"Tumben banget datang jam segini?" Tamya yang Vana dan meletakkan tas nya di atas meja.

Teman sebangku Vana adalah salah satu sahabat Vana. Vana memiliki 3 sahabat dan mereka berada di satu kelas yang sama.

Vania, Ambar, dan Naya adalah nama sahabat Vana dan yang duduk sebangku dengan Vana adalah Ambar.

"Gue nggak bisa belajar kalo di rumah, digangguin terus sama adek gue," jawab dan beritahu Ambar.

Ambar memiliki adik laki-laki yang baru berusia 3 tahun dan masih aktif-aktif nya.

"Lo sudah belajar?" Tanya Ambar dan menatap Vana yang baru duduk di kursi nya.

"Sudah," jawab Vana dan membuka tas sekolah nya.

Vana mengeluarkan buku catatan fisika miliknya untuk belajar sedikit biar lebih siap menghadapi ulangan hari ini.

Setelah itu tidak ada pembicaraan lagi diantara mereka berdua. Vana dan Ambar sama-sama fokus belajar buat ulangan.

Guru fisika atau pak Budi terkenal sangat galak dan dia tidak segan-segan merobek kertas jawaban dan dikeluarkan dari kelas kalo ada murid yang ketahuan menyontek saat ulangan.

"Lo berdua nggak adil banget belajar," kata Vania yang baru saja datang bareng dengan Naya.

"Kalo bukan pak budi yang ngajar gue juga nggak mau pusing-pusing belajar dan hapalin rumus," kata Ambar.

"Gue benci banget sama pak Budi," kata Naya.

"Sudah sudah jangan ribut, lebih baik lo berdua pelajari materi buat ulangan nanti," kata Vana menghentikan keributan di pagi hari.

Vania dan Naya duduk di kursi mereka yang ada di belakang dan keempat sahabat itu fokus belajar masing-masing.

"Vana tolong ajarin gue yang ini, gimana caranya biar dapat hasil ini," pinta tolong Naya.

Vana menatap buku Naya untuk melihat apa yang Naya tanyakan dan setelah itu menjelaskan dengan pelan-pelan agar Naya memahami.

"Oke oke gue ngerti, thank you Vana," ucap Naya saat sudah mengerti setelah dijelaskan oleh Vana dengan singkat dan jelas.

Naya kembali duduk di kursi nya dan lanjut belajar.

Jam 8.00 bel masuk berbunyi dan pak Budi juga masuk ke dalam kelas.

Tanpa basa basi, pak Budi langsung membagikan kerta soal dan jawaban untuk ulangan hari ini.

Selama waktu ulangan, pak Budi keliling kelas untuk mengawasi kal ada murid yang menyontek.

Pak Budi cuma duduk sebentar dan setelah itu kembali keliling kelas. Pak Budi akan berdiri lama di samping meja murid yang menurutnya mencuriga dan akan mengawasi dalam beberapa menit.

MY LOVE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang