BAB 50

321 10 1
                                    

Vana menghampiri Shaka dan Chelsea dengan kedua tangan penuh memegang jajanan yang dia beli. Shaka menggeser duduknya biar Vana bisa duduk di sampingnya.

"Beli apa aja?" Tanya Shaka.

"Banyak," jawab Vana dan duduk di samping Shaka.

Vana memberi ruang diantara dia dan Shaka untuk meletakkan jajanan yang sudah dia beli.

"Aku senang banget, akhirnya bisa makan kaya gini lagi," kata Vana dan mengambil satu tusuk telur gulung.

Vana menyantap telur gulung itu dan dia sangat senang karena terakhir dia makan telur gulung 2 tahun yang lalu. Semenjak hamil, Vana menjaga makanan yang masuk ke dalam perutnya karena dia tidak mau menyelakai calon anaknya karena dia makan sembarangan.

"Mau?" Tanya Vina kepada Shaka.

Shaka menjawab dengan gelengan kepalanya karena dia belum nafsu mau makan apapun, mungkin sebentar lagi baru nafsu makannya muncul.

"Aaaaaaa," teriak Chelsea dan mengulurkan kedua tangannya untuk mengisyaratkan kalo dia pengen makanan yang dimakan oleh Vana.

"Kamu nggak boleh makan ini," kata Vana.

Vana meletakkan telur gulungnya dan memgambil tas yang ada di bawah tempat duduk stroller. Vana mengambil snack Chelsea biar dia tidak teriak-teriak minta makanan punya Vana.

"Kamu ya nggak bisa lihat mami makan langsung mau makan juga," kata Vana dan memberikan satu potong biskuit kepada Chelsea.

Biskuit yang Vana kasih memiliki rasa yogurt strawberry dan komposisinya terbuat dari bahan bahan organik dan murni dari buah-buahan. Vana bawa banyak snack buat Chelsea dari Inggris untuk jaga-jaga kalo Chelsea tidak suka dengan snack bayi yang ada di sini.

Shaka menemani kedua perempuan yang sibuk menyantap makanan mereka masing-masing dan dia minta sedikit makanan milik Vana. Shaka mereka sangat senang melihat kedua perempuan yang bersamanya makan dengan lahap.

"Nen nen nen," kata Chelsea dan menepuk dada Vana.

Setelah menghabiskan jajanannya, Vana memindahkan Chelsea ke pangkuannya karena putrinya itu tidak terlalu betah kalo duduk di stroller yang posisinya diam.

"Tolong dot nya," kata Vana meminta tolong kepada Shaka.

Shaka mengambilkan botol dot Bianca yang sudah beri asi. Bianca berusaha untuk kasih full asi kepada putrinya sampai berusia 2 tahun.

"No no no," kata Vana menolak untuk minum susu pakai botol dot.

"Ini dulu," kata Vana.

"Nen nen," kata Chelsea dan tangan kecilnya ingin menurunkan kerah baju yang dipakai oleh Vana.

"Malu dilihat orang banyak," kata Vana dan menahan kerah bajunya agar tidak turun.

Tangisan Chelsea pecah karena Vana tidak mau memberikan yang dia inginkan.

"Di mobil saja," kata Shaka angkat bicara karena kasihan melihat putrinya menangis.

"Biarin dulu sampai dia capek," kata Vana.

Vana ingin membiasakan putrinya untuk minum susu pakai botol dot kalo lagi di luar.

Chelsea nangis selama 6 menit dan setelah itu Vana memberikan kembali botol dot. Chelsea langsung menerima dan menghisapnya.

"Putri mami pinter banget," puji Vana dan mengusap lembut kepala Chelsea.

Setelah Chelsea menghabiskan susunya, mereka pergi dari taman itu karena Chelsea sudah tidur dan mereka memutuskan untuk pindah ke mall biar lebih adem.

MY LOVE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang