BAB 43

687 27 2
                                    

Pagi ini Vana duduk di kursi depan rumahnya sambil menikmati segelas teh hangat dan juga roti. Vana tidak sendirian, tapi dia ditemani oleh baby C yang berada di pangkuannya.

Vana memang sengaja sarapan di depan rumah karena dia mau sambil menikmati pemandangan indah di depan rumahnya dan menghiraukan udara segar dipagi hari. Depan rumah Vana terdapat ladang rumput yang sangat luas dan ada banya domba peternak yang sedang makan rumput.

Sebenarnya ini sudah cukup siang karena jarum jam pendek sudah mengarah ke arah angka 8. Tapi cuaca belum terlalu panas, makanya Vana memutuskan untuk sarapan di depan rumahnya.

Tadi malam Vana dan baby C kurang tidur karena baby C agak sedikit rewel karena dia masih menyesuaikan dirinya yang dari waktu Indonesia ke waktu Inggris. Padahal mereka sudah 3 hari sampai di sini, tapi baby C masih belum sepenuhy terbiasa dengan jam Inggris.

"Chelsea liat apa?" Tanya Vana kepada putrinya yang fokus menatap ke arah bunga anggrek yang ada di dalam pot dan Vana letakkan di atas meja depan rumahnya.

"Ini namanya bunga anggrek," kata Vana dan memegang bunga Anggrek yang dari tadi baby C lihati.

Vana mengajak baby C bicara untuk melatih otot pendengarannya dan menambah kosa kata baru biar baby C bisa mengenal.

Saat sedang asik menikmati waktu pagi bersama putrinya, tiba-tiba ada mobil berwarna hitam yang berhenti di depan rumah Vana. Vana menatap mobil hitam itu dan bertanya-tanya di dalam hatinya siapa yang datang ke rumahnya sepagi ini.

Kedua mata Vana terbuka lebar saat melihat 2 laki-laki turun dari mobil dan mereka duduk di bangku belakang. Kedua laki-laki itu menurunkan koper mereka dari bagasi mobil dan setelah itu mengucapkan terima kasih kepada sopir yang sudah mengantarkan.

Kedua laki-laki itu adalah Shaka dan Barra. Memang kemarin Shaka memberitahu Vana kalo mereka akan berkunjung ke rumah Vana karena Shaka mau bertemu dengan baby C.

"Sebentar," kata Vana.

Vana berdiri dengan baby C digendongannya dan dia masuk ke dalam rumah untuk mengambil kunci pagar. Pagar Vana memang masih terkunci karena ini masih terlalu pagi untuk buka kunci pagar dan Vana juga tidak ada rencana untuk pergi sepagi ini.

Vana menuju pagar dengan tangan kanan memegang kunci pagar.

"Ngapain coba datang bertamu ke rumah orang sepagi ini," kata Vana dan berusaha membuka pintu pagar.

Dia hanya bisa menggunakan tangan kanannya saja karena tangan kirinya memegang baby C.

"Tahu nih Shaka, katanya sudah nggak sabar mau ketemu sama Chelsea," kata Barra.

Kunci pagar sudah terbuka dan Barra yang mendorong pintu pagar agar terbuka. Kedua laki-laki itu menarik masuk koper yang mereka bawa dan Shaka menutup kembali pintu pagar karena dia yang terakhir masuk.

"Lo belum cuci tangan," kata Vana menjauhkan baby C saat Shaka mau menyentuh.

Akhirnya Shaka mengurungkan niatnya untuk menyentuh baby C.

"Lo berdua kenapa segala bawa koper ke rumah gue?" Tanya Vana dan menatap koper yang dibawa oleh 2 laki-laki itu.

"Rumah lo jauh banget, jadinya kami mau nginap aja beberapa hari di sini," jawab Barra.

"Terserah lo berdua aja," kata Vana yang malas berdebat.

"Ayo masuk," kata Vana mengajak kedua laki-laki itu untuk masuk ke dalam rumahnya.

Kedua laki-laki itu mengikuti Vana dengan mengangkat koper masing-masing. Kedua mata laki-laki itu tidak berhenti memperhatikan suasana di dalam rumah Vana yang semua barang terusun dengan rapi dan interiornya terlihat elegan.

"Lo berdua tidur satu kamar, soalnya kamar tamu cuma ada satu," kata Vana.

Vana membuka pintu kamar yang letaknya tidak jauh dari pintu masuk.

"Silahkan kalian gunakan kamar ini," kata Vana.

"Makasih," ucap Shaka.

Kamar tamu sudah Vana bersihkan kemarin, rencanya biar kedua laki-laki itu bisa istirahat dengan tenang saat datang berkunjung. Tapi ternyata kedua laki-laki itu tidak hanya berkunjung, tapi menginap.

"Lo berdua sudah sarapan?" Tanya Vana.

"Sudah tadi," jawab Shaka dan Vana menganggukkan kepala.

"Silahkan kalo mau istirahat, gue mau lanjut sarapan dulu," kata Vana.

"Chelsea biar sama gue," kata Shaka.

"Cuci tangan dulu sana," perintah Vana.

Shaka pergi ke toilet yang ada di dalam kamar tamu untuk cuci tangannya. Setelah itu dia keluar karena sudah selesai cuci tangan dan mengeringkan tangannya menggunakan tisu.

Vana memberikan baby C kepada Shaka.

"Kalian kalo mau minum atau makan sesuatu ambil aja di dapur," kata Vana.

"Siap," kata Barra.

Setelah itu Vana melangkah keluar rumah karena sarapannya masih berada di sana. Vana membawa masuk sarapannya ke dalam rumah dan dia lanjut memakannya di meja makan.

"Van," panggil Barra yang datang ke meja makan.

"Hmm," dehem Vana untuk menyahuti panggilan dari Vana.

"Ini ada kue sama hadiah buat lo," kata Barra dan meletakkan 2 paper bag di atas meja makan.

Vana melihat kedua paper bag itu dan salah satunya dari brand ternama.

"Ngapain kasih gue hadiah, gue nggak ulang tahu?" Tanya Vana.

"Sebagai ucapan terima kasih karena lo sudah memaafkan gue atas hal buruk yang gue lakukan ke lo," jawab Barra.

"Lo nggak perlu kasih gue hadiah, gue akan tetap memaafkan lo," kata Vana.

"Gue mohon terima, biae gue lebih sedih lega dan tenang," kata Barra memohon agar Vana menerima hadiah darinya.

"Ya udah gue terima," kata Vana setelah diam beberapa saat.

"Makasih ya," ucap Vana.

"Sama-sama," balas Barra.


MY LOVE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang