BAB 47

488 23 1
                                    

Setelah menginap selama 3 hari di rumah Vana. Hari Shaka dan Barra harus pamit karena nanti malam mereka diudang untuk menghadiri acara makan malam oleh pemilik perusahaan yang bekerjasama dengan mereka untuk membangun proyek yang sudah disepakati.

Sopir yang menjemput Shaka dan Barra datang tepat jam 10 pagi, sesuai dengan permintaan Barra.

"Maaf ya papi harus pergi, padahal papi masih mau menghabiskan waktu sama kamu," kata Shaka dan mencium pipi Chelsea.

Sekarang mereka sudah berada di depan rumah dan Chelsea berada di gendongan Shaka.

"Papi janji nanti kalo ke sini lagi akan bawakan hadiah yang banyak buat kamu," kata Shaka dan menatap wajah Chelsea.

Chelsea hanya senyum-senyum saja karena dia belum mengerti apa-apa.

Shaka menyerahkan Chelsea kepada Vana karena dia harus pergi sekarang dan lusa dia akan pulang kembali Indonesia. Hati Shaka terasa sangat berat untuk berpisah dengan putrinya, apalagi selama 3 hari ini fia menghabiskan waktu bersama putrinya.

Tapi Shaka tidak bisa tinggal di sini karena dia punya tanggungjawab di Indonesia yang harus di selesaikan dan kuliahnya juga belum selesai.

"Sampai ketemu lagi Chelsea, om akan kangen sama kamu," kata Barra dan memegang tangan kanan Chelsea.

Barra mencium punggung tangan Chelsea dan membuat dia mendapatkan pukulan kuat di punggungnya oleh Shaka.

"Ngapain lo cium punggung tangan anak gue?" Tanya Shaka dengan nada kesal dan tatapan tajam.

"Ya elah cuma gitu doang lo kesal," kata Barra.

Vana tertawa kecil mendengar keributan kedua laki-laki itu.

"Makasih lo sudah nerima kita nginap di rumah lo dan makasih jua sudah memaafkan kesalahan gue," ucap Barra kepada Vana.

"Sama-sama, gue senang lo berdua nginap di sini karena gue jadi punya teman," kata Vana.

"Lupakan semua yang sudah terjadi, sekarang kita mulai senuanya dari awal dengan kehidupan yang baru," sambung Vana.

"Pokoknya nanti kalo lo pulang ke Indonesia kabarin gue, biar kita bisa ketemu," kata Barra dan Vana meresponnya dengan anggukkan kepalanya.

"Gue letakkan koper dulu ke bagasi," kata Barra dan membawa koper mereka ke mobil yang sudah menunggu.

Barra sengaja pergi untuk memberikan waktu buat kedua orang itu bicara.

"Maaf ya kalo selama di sini gue sama Barra ngerepotin lo," ucap Shaka.

"Gue nggak repot sama sekali, malah gue sening lo berdua nginap di sini," kata Vana dengan senyuman di bibir.

"Maaf gue belum bisa sepenuhnya memberikan peran papi buat Chelsea, jujur saja gue berat buat pergi apalagi gue sudah mulai terbiasa setiap hari bermain dengan Chelsea," kata Shaka.

"Nggak apa-apa, lo punya tanggungjawab yang harus diselesaikan dan gue juga nggak bisa egois menahan lo untuk selalu berada di samping Chelsea," kata Vana.

"Kalo lo kangen sama Chelsea, lo bisa video call atau chat gue biar gue kirimin foto terbaru Chelsea," sambung Vana.

"Sekali lagi gue minta maaf atas semua kesalahan gue di masa lalu dan makasih lo masih memberikan gue kesempatan untuk menjalankan peran gue sebagai papi kandung Chelsea," ucap Vana.

"Gue nggak bisa egois, bagaimanapun lo papi kandung Chelsea dan suatu saat nanti dia pasti akan cariin lo," kata Vana.

"Kalo ada apa-apa kabarin gue dan setiap bulan gue akan kirim uang buat beli semua keperluan Chelsea. Cuma itu yang bisa gue lakukan sekarang," kata Shaka.

"Shaka kita harus pergi sekarang," kata Barra yang kembali lagi setelah selesai memasukkan koper ke dalam bagasi.

"Byee sayang, papi janji secepatnya akan ke sini lagi buat ketemu sama kamu," kata Shaka berpamitan dengan Chelsea dan mencium pipi Chelsea untuk terakhir kalinya sebelum dia pergi.

"Kalo gitu kami pamit ya, sekali lagi makasih banyak," pamit Shaka.

"Hati-hati di jalan," kata Vana.

"Bye Vana, bye Chelsea. Makasih banyak," kata Barra.

"Bye om," kata Vana dan melambaikan tangan Chelsea.

"Bye papi," kata Vana juga karena raut wajah Shaka mulai berubah.

Kedua laki-laki itu masuk ke dalam mobil. Mobil yang ditumpangi kedua laki-laki itu pergi dari depan rumah Vana.

Vana mengunci pagar rumahnya dan setelah itu masuk ke dalam rumah. Sekarang rumah Vana kembali sepi karena tinggal dia dan Chelsea.

"Sepi ya sayang, sekarang kita berduaan lagi," kata Vana dan menatap wajah putrinya.

Chelsea menatap wajah Vana dan dia menguap. Ini memang waktunya buat Chelsea tidur dan kalo Vana tunda buat tidurkan Chelsea, maka dia akan rewel karena ngantuk.

"Kamu ngantuk ya?" Tanya Vana dengan senyuman di bibirnya karena lucu melihat putrinya yang menguap.

"Ayo kita ke kamar biar kamu bisa tidur," kata Vana dan melangkahkan kaki masuk ke dalam kamar tidur.

_Arshaka_

_Arshaka_ Papi akan kangen sama princess kecil papi🤍.




MY LOVE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang